Aku Pergi ✔

22K 2.9K 5
                                    


Sudah satu bulan berlalu, selama itu juga aku merancang banyak rencana hidup di luar mansion. Jauh dari keluarga Bearc dan hidup damai sebagai orang biasa tanpa tekanan dan kebencian keluarga ini. 

Rumah? Sudah.

Uang? Sudah.

Pekerjaan untuk bertahan hidup? Sudah.

Aku akan tinggal di desa terpencil, dengan taman bunga yang mana bunganya nanti akan dijual ke kota. Dengan rumah kecil yang nyaman. Aku sudah menyiapkan segalanya. Aku sudah merencanakan semua dengan rapi.

Hari ini adalah hari terakhirku. Ah, selain tentang rencana pergi dari mansion, aku juga selama ini selalu memantau Gerald yang mana dia sudah sedikit dekat dan beberapa kali bersama Clathria.

Gadis cantik itu memiliki rambut merah muda yang indah dan mata tajam yang elegan. Clathria benar-benar tokoh utama yang sempurna.

"Saya pamit pergi," ucapku saat selesai sarapan. Sebenarnya pergi ini dalam dua artian juga. Pergi karena selesai makan dan pergi untuk selamanya. Bukan mati. Tapi pergi menjauh dari para parasit ini.

Belakangan suasana makan bersama menjadi sunyi karena ketidakhadiran Gisella. Ah, mendadak aku rindu pada radio rusak yang menyebalkan itu. Tidak, yang benar saja aku rindu dengan anak seperti dia.

"Ya."

Aku menoleh sebelum berjalan menuju kamar, menatap keluarga yang sebentar lagi akan aku tinggalkan. Tepatnya saat matahari terbenam nanti, aku akan memulai aksi. Ah, hatiku kembali bertanya, apakah aku memang harus pergi? Rasanya agak berat untuk melangkah jauh. Entah kenapa, tapi ada sesuatu yang memberatkan aku.

'Untuk apa merasa berat meninggalkan mereka yang jelas membencimu?'

***

"Gerald!" Aku menghampiri Gerald yang tengah memberi makan kuda-kuda. Aku tahu kalau Gerald baru saja bertemu dengan Clathria. Di dalam novel mengisahkan kalau Marquess Vance juga pendukung Gerald. Jadi, wajar kalau Clathria yang merupakan anak tertua sering tampak bersama dengan Gerald. Sebab Marquess juga berambisi ingin menjadikan anaknya permaisuri.

"Nona ingin mengatakan sesuatu?" tanya Gerald datar.

Aku mendekati Gerald. "Ini," ucapku sambil memberikan sebuah gelang permata dengan lambang bunga mawar merah muda pada Gerald. "Di dalamnya ada sihir pelindungku, berikan pada Nona Clathria, ya."

"Ah, Nona sudah tahu?" tanya Gerald.

Aku terkikik pelan. Anggukan yakin menjadi jawaban. Aku menatap Gerald yang terkejut. Pemuda itu terlihat bingung, wajahnya seperti seorang kekasih yang ketahuan selingkuh. Lucu. Ada juga raut kecewa itu. Kenapa dia memasang wajah seperti itu? Aneh. Aku kemudian tersenyum dan sedikit tertawa.

"Tampaknya batasan budak dan bangsawan akan berakhir," godaku.

"Itu tidak mungkin, dia ke sini karena sebuah bisnis keluarga Anda." Jelas jawaban Gerald bohong. Mana mungkin Clathria ke sini untuk itu.

Aku mengangguk, tetapi masih dengan senyuman menggoda. Kemudian menepuk pundak Gerald dan menitip pesan yang sebelumnya aku katakan untuk memberikan gelang itu kepada Clathria. Aku yakin mereka akan bahagia, tanpa aku. Semua orang di sini akan bahagia.

***

Langit sudah menggelap. Kesempatan untuk kabur sudah ada. Aku bisa saja kabur dengan sihir teleportasi, tetapi jejak sihir teleportasi bisa dilacak. Jadi, lebih baik menggunakan sihir menghilang dengan jubah yang pasti sulit dideteksi. Meskipun agak menguras mana.

Aku menyimpan beberapa pakaian pada tas kecil yang kubawa. Kemudian meninggalkan sebuah pesan penting. Serta meletakkan liontin yang selama ini tak pernah terlepas. Hadiah dari Cleo.

My Male Lead [SELESAI] (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang