Rumor ✔

13.8K 1.8K 19
                                    


Klak!
Pintu besar itu terbuka. Menampilkan sosok Lyana yang membuat suami dan kakaknya terkejut.

"Lily?!" seru Ren dan Klean.

"Lyana?"

Ketiganya menghampiri Lyana yang hanya diam dengan tatapan sulit diartikan. Kemudian perempuan itu menghela napas kasar. Dia berjalan cepat mengabaikan tiga laki-laki yang mendekat ke arahnya.

"Ini normal! Ini normal kata dokter itu, lalu kenapa mereka bilang yang tidak-tidak? Memang dasarnya dunia modern atau dunia novel sama-sama dihuni manusia yang selalu menyebarkan gosip tak jelas! Bangsat! Anying lah."

Lyana marah. Itu faktanya. Tetapi, beberapa kalimat perempuan tersebut sulit dimengerti ketiga orang yang ada di belakangnya. Lyana dengan wajah terkejut berbalik, dia yang semula menghadap meja kerja Gerald kini beralih menatap kakak-kakaknya dan sang suami yang terdiam seperti orang bodoh.

"Lyana?" lirih Gerald.

Laki-laki itu mulai melangkah maju saat mengetahui mata istrinya mulai berkaca-kaca.

"Huee!" tangis Lyana seperti anak kecil.

Ketiga orang di hadapan Lyana seketika panik.

"Lily, tenang. Jangan menangis, nanti kami akan mengatasi masalah ini dengan baik. Tenanglah," ujar Kleand.

Lyana menatap kakaknya dengan bibir melengkung ke bawah. "Aku juga tidak mau menangis, Kakak! Tapi air mata sialan ini terus menetes, aku harus apa?!" Lyana sibuk mengipasi matanya agar mengering, tetapi nihil dia terus menangis.

"Gerald! Aku tidak bisa berhenti menangis. Bagaimana ini?!" teriak Lyana yang langsung memeluk suaminya.

Gerald merengkuh tubuh Lyana dengan wajah pasrah dan bingung.

***

Setelah sekian lama akhirnya Lyana tidur. Setelah dia menangis selama hampir dua jam. Perempuan itu terus berusaha untuk berhenti menangis tetapi kemudian air matanya kembali tumpah, begitu terus selama dua jam lamanya. Gerald yang melihat istri lelap tertidur, mulai bernapas lega. Dia beranjak dari ranjang dan menghadap dua saudara iparnya yang menunggu di luar kamar.

"Bagaimana?" tanya Ren.

"Dia sudah tidur." Gerald menjawab sedikit tertawa.

"Apa yang lucu?!" sinis Klean.

Gerald menggeleng kecil. "Aneh saja, gadis dengan hati dingin dan selalu tegas selesai Lyana bisa menjadi seperti tadi."

Kleand dan Ren refleks terdiam. Mereka juga turut tersenyum.

"Ah, jangan bahas itu!" lerai Gerald dari pemikiran dua saudara itu. Ren dan Kleand yang awalnya tersenyum-senyum langsung diam.

"Kita harus mencari akar masalah dan memusnahkan mereka. Kemudian menggantikan rumor dengan kabar sebenarnya." Gerald tidak mengucapkan langsung. Tetapi dia mengatakan ini dengan sebuah kertas yang ditulis dengan tulisan kode yang hanya diketahui oleh dirinya dan orang-orang tertentu. Termasuk Ren dan Klean.

***

Lyana siap dengan jubah yang membuatnya tidak terlihat karena sihir. Seperti dulu. Lyana memakai pakaian sederhana dan mengubah warna rambut. Kemudian gadis itu keluar dengan cara menghilang. Hari ini tempahan pedangnya selesai. Pedang untuk Gerald.

Perempuan tersebut berniat mengambil benda itu dengan caranya sendiri. Dengan tangannya sendiri. Jadi, inilah yang dilakukannya.

Sudah dua minggu sejak huru-hara karena rumor. Dalam waktu dua minggu pula Loye, Ren, dan Kleand berhasil menemukan pelakunya. Tetapi, tidak dengan akar utamanya.

Kling.
Suara bel masuk pandai besi berbunyi. Tetapi tidak ada wujud orang. Si pemilik tempat itu bukan takut, tetapi tersenyum. Sebab, dia tahu siapa orangnya.

Lyana membuka jubahnya dan menampilkan wujud yang semula tak terlihat.

"Baginda, saya sudah tahu itu Anda. Mau mengambil pesanan?"

Lyana mengangguk. Kemudian mengikuti langkah si pemilik tempat dan menerima pedang besar yang ringan itu. Tempahan khusus untuk Gerald.

"Terima kasih," ucap Lyana. Perempuan itu memberikan bayaran kemudian pergi lagi.

Di jalanan pasar. Lyana melihat orang-orang yang saling berbincang. Langkah gadis itu terhenti kala mendengar sesuatu yang mengejutkan.

"Baginda permaisuri tidak berkhianat. Dokter kerajaan memang bilang usia kandungannya lebih tua dari pernikahan, tetapi itu normal karena usia kandungan dihitung berdasarkan jadwal bulanan."

Senyuman Lyana mengembang. Dia menoleh ke sumber suara. Itu adalah Loye yang menyamar. Kalimat sama tak hanya di dengar di satu tempat tetapi beberapa tempat lain. Dan Lyana senang. Dia memeluk pedang hadiah untuk Gerald begitu erat. Kemudian mengecup benda itu singkat.

"Bagaimana bisa aku mengabaikan dan membenci pemeran utamaku yang tulus dan manis seperti dia?" lirih Lyana.

***

Beruntung Lyana tiba tepat waktu. Sebab, tak lama dia sampai Farah memasuki kamarnya dengan kabar  mengejutkan.

"Baginda, Nona Vance ada di sini. Beliau ingin bertemu dengan Baginda."

My Male Lead [SELESAI] (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang