Menjadi Kekasih ✔

18.8K 2.2K 44
                                    


Pembicaraan Revan dan Lyana berlangsung cukup lama. Usai berdansa mereka melanjutkan perbincangan itu di taman keluarga Vance. Mereka berbincang tentang banyak hal. Tentang langit yang bertaburan bintang, tentang sihir, pedang, dan lain sebagainya.

Jika mengingat hal itu, Lyana tak bisa menghilangkan senyumannya. Bagaimana manisnya Revan yang terus membuatnya tertawa, pemuda itu pandai membuat Lyana bahagia dan nyaman. Tanpa rasa waspada. Padahal baru bertemu.

Mendadak Lyana diam saat mengingat kejadian itu. "Jangan bilang dia itu penipu?" gumam Lyana yang mendadak takut.

Akan tetapi, apakah ada penipu seperti Revan yang matanya memancarkan ketulusan yang begitu jelas. Lyana bisa membedakannya.

"Yah, untuk jaga-jaga, sekarang jangan terlalu terlena," gumam Lyana lagi.

Gadis itu kembali menuliskan sesuatu dalam huruf abjad yang jelas tak diketahui semua orang. Kali ini Lyana menuliskan beberapa hal yang sudah terjadi selama ia tidak di antara keluarga Bearc dan di sisi Gerald.

"Nona, ada sebuah surat untuk Anda dari Sir Revan," ucap Rhea.

Aku langsung mendongak. Menatap surat dengan amplop warna putih dan cap keluarga Velanes.

Lyana tersenyum. Ia menerima surat itu dan membaca isinya. Isi surat itu terkesan seperti seseorang yang tidak pandai berkata-kata indah, tetapi dia berusaha untuk menggunakan kata-kata indah. Sehingga tulisan itu terbaca dengan sedikit aneh. Tetapi, Lyana membacanya justru terus tertawa.

Beberapa kalimat tidak nyambung ditemukan oleh gadis itu.

"Saya harap, Anda bersedia menghadiri acara pesta dansa keluarga Gress bersama saya," baca Lyana. Itulah pesan terakhir di surat tersebut.

"Rhea, apakah kita mendapatkan undangan itu?" tanya Lyana.

"iya, Nona."

"Baiklah, aku akan menerima tawaran itu."

***

Sudah sebulan Lyana dan Revan dekat. Keduanya terus berkirim surat. Tetapi, setelah acara pesta dansa keluarga Gress, Lyana tidak lagi bertemu dengan Revan dan hanya bersurat saja. Lantas setelah pesta dansa itu, Gerald sering datang ke kediaman Bearc, entah itu lima hari sekali atau seminggu sekali. Intinya Gerald sangat rutin.

Seperti hari ini. Lyana duduk berdua dengan Gerald. Dia disuruh menyambut putra mahkota itu sementara karena sang ayah sedang ada urusan, Hars sibuk dengan Jennie, Ren sedang bertugas di wilayah utara, Kleand sedang ada di tempat latihan untuk menyeleksi para ksatria.

"Gerald, bagaimana hubunganmu dengan Clathria?" tanya Lyana.

Gerald yang sedang menyeruput teh seketika tertegun. Ada desir aneh ketika Lyana memanggil namanya dengan santai seperti dulu.

"Kenapa setiap berbicara kau selalu menyinggung soal, Lady Vance?"

Lyana mendesis. Dia kemudian tersenyum lebar dan menjawab pertanyaan itu dengan tenang. "Karena kalian adalah pasangan terbaik kalau menyatu, kau dan Clathria sangat cocok, apalagi Clathria memiliki banyak prestasi luar biasa. Gerald, dia itu pasangan sempurna untuk menjadi seorang permaisuri."

Rahang Gerald mengeras. Jemarinya mengetat membentuk kepalan. Hatinya terasa sangat sakit dengan perkataan Lyana.

"Kau sendiri bagaimana dengan ksatria itu?" tanya Gerald berusaha tenang.

"Yah, bisa dibilang sangat baik, dia itu adalah pemuda yang baik dan ...." Lyana menggantung kalimatnya. Ia bisa merasakan debaran jantung yang keras dan sangat jelas. Pipinya bersemu merah. "Tampan," imbuh Lyana.

My Male Lead [SELESAI] (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang