Petir menyambar, udara dingin berhembus menusuk tulang, Wei Wuxian melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tak terasa hatinya berdenyut nyeri. Air matanya mengalir. Lagi-lagi kekasihnya meminta lebih dari ciuman, namun lagi-lagi di tolak Wei Wuxian, dan lagi-lagi Wei Wuxian di tampar dan beruntungnya kali ini hanya di usir saja, hanya di tampar dan di usir, karena biasanya lebih dari ini, bisa rambutnya di tarik, atau di pukul. Tapi anehnya Keesokannya Kekasihnya selalu minta maaf, dan selalu Wei Wuxian maafkan. Wei Wuxian menghembuskan nafas berat. Berusaha menetralkan hatinya yang tengah kacau. Ia mengahapus air matanya, ia tidak ingin pembantu rumahnya tau, karena pasti akan memberitahukan hal ini ke kedua orang tuanya yang di luar negeri. Ia tidak ingin orang tuanya khawatir karena hal sepele. Wei Wuxian mengingat kembali masalalu, jika saja orang yang orang yang sangat ia cintai tidak pergi, mungkin saat ini masih bahagia dengan orang tersebut. Bukan dengan kekasihnya yang sekarang yang awalnya memang hanya menjadi pelampiasan Wei Wuxian. Namun, seiring waktu hati Wei Wuxian juga mulai mencintai kekasihnya yang sekarang.
Wei Wuxian sampai rumah sudah lebih dari tengah malam. Tiba-tiba hujan deras mengguyur wilayah rumahnya. Wei Wuxian mengklakson depan pintu pagarnya beberapa kali. Hingga keluarlah wanita yang hampir berumur kepala 4, tergopoh-gopoh membawa kunci dan memanyungi dirinya sendiri. Pembantunya membukankan pintu pagar rumah Wei Wuxian. Rasa kantuk masih terlihat jelas di mata dan raut wajah pembantunya.
"Tuan... Malam sekali pulangnya" tanya Mian Mian
"Lembur mbak... Pagar biar saya tutup. Mbak tidur aja" ujar Wei Wuxian
"Baik tuan. Terima kasih"Keesokan pagi yang cerah, matahari bersinar terang seakaan hujan deras tengah malam kemarin hanya mimpi. Wei Wuxian mengerjapkan matanya. Ia menatap jam weker digital berwarna hitam legam di nakas samping kiri tempat tidurnya. Ia memaksakan dirinya bangun. Hari ini, hari ulang tahun kekasihnya. Ia sudah memesan kue tart, dan sudah meminta pembantunya untuk memasak makanan kesukaan kekasihnya. Wei Wuxian segera mandi dan bersiap menuju kontrakan kekasihnya. Selesai bersiap, dan mematut diri di kaca dan dengan wangi semerbak memenuhi kamar, ia segera turun ke lantai 1 menuju dapur untuk sarapan dan mengambil rantang yang segera siap.
"Tumben jam 9 dah rapi. Biasanya masih di alam antah berantah" ucap Seseorang yang memunggunginya, yang sedang asik makan
"A-Cheng... Hari ini ulang tahun Song Lan, aku mau memberinya kejutan" ujar Wei Wuxian lalu duduk di samping Jiang Cheng
"Wei Ying, kau Bodoh atau Tolol?!! Mau sampai kapan di manfaatkan Song Zichen?“ gerutu Jiang Cheng
"A-Cheng jangan kasar... Walau ibu kita saudara, walau ayah kita sahabat dekat, aku akan marah padamu jika kau menjelekan pacarku" canda Wei Wuxian lalu tertawa namun ada kilatan mata kesal
"Ah sudahlah. Aku tidak akan melanjutkannya. Karena hari ini akan kedatangan tamu spesial" ujar Jiang Cheng lalu beranjak dan keluar dari rumah Wei Wuxian lewat halaman belakang.
"Hei... Siapa?“ tanya Wei Wuxian penasaran lalu menyusul Jiang Cheng
"Calon suamiku. Kau...!!! Kau sarapan dulu... Jika urusanmu sudah selesai ku beritahu orangnya!!!" jawab Jiang Cheng lalu membuka pintu pagar belakang besi yang cukup untuk 1 orang, yang menghubungkan rumahnya dan rumah Jiang Cheng. Sejenis Conneting door.
"Tuan Muda, Nasi Goreng seafood panas sudah siap" ujar pembantu Wei Wuxian, Mian Mian. "Rantang juga sudah siap" imbuhnya
"Ya. Makasih..." ujarnya singkat lalu segera masuk.Selesai makan Wei Wuxian segera melajukan mobilnya untuk mengambil kue tart, dan langsung menuju rumah Kontrakan Song Lan. Di tengah jalan ia mampir untuk membeli cemilan untuk kekasihnya tersebut, dan ia taruh di jok belakang. Tak lama ia telah sampai di kontrakan Song Lan dan memarkirkan mobilnya di luar halaman. Karena di halaman kontrakan Song Lan ada mobil lain yang tidak ia kenal. Wei Wuxian mengerutkan keningnya, plat nomor luar kota, saudaranyakah, batinnya. Wei Wuxian sejenak lupa jika ia harus membawa cemilan yang ia beli. Sehingga ia hanya membawa rantang berisi makanan dan box kotak kue tart. Wei Wuxian mengetuk pintu, namun tak ada jawab. Ia mencoba membuka rumah tersebut, tidak di kunci, ia memberanikan diri untuk masuk, dan alangkah terkejutnya ia rumah sudah berantakan, ada minuman keras, bekas kulit kacang kering, dan bungkus snack berserakan. Apakah semalam ada pesta disini. Ia menaruh rantang berisi makan di meja makan, ia membersihkan sampah yang berserakan, setelah selesai ia mempersiapkan kue tart dan lilin. Pelan-pelan ia membawa kue tersebut. Ia sedikit melirik kamar Song Lan. Tidak di tutup rapat, dengan di dorong dengan kaki pasti terbuka.
![](https://img.wattpad.com/cover/317327244-288-k643200.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wei Ying, izinkan aku menikahimu
RandomWei Wuxian seorang lelaki Cantik yang di bully pacarnya sendiri Song Lan. Namun ia di selamatkan oleh seseorang dari masa lalunya, yang ternyata masih sangat mencintainya... mau tau ceritanya... ayo... Cuzz langsung baca aja... mohon maaf kakak s...