BAB 27

438 32 2
                                    

Su She dan Xue Yang sampai di Bandara China. Ia dijemput oleh Mo Xuanyu. Mo Xuanyu memeluk Xue Yang penuh kerinduan. Setelah pertemuan singkat, Mo Xuanyu membawa Xue Yang dan Su She kerumahnya yang letaknya lumayan jauh dari Bandara.

"Xue Ge.... Oh bukan Shan Ge, maaf aku belum melanjutkan rencanamu ke Wei Wuxian. Lan Wangji dan Jiang Wangyin selalu menempelinya"
"Tak apa A-Yu.. Aku udah disini. Kita bisa kerjasama untuk mengalihkan perhatian mereka"
"Kau tidak buru-buru kan? Lusa kita baru mulai"
"Baiklah. Hasil apa yang kau dapat dari penyelidikanmu?“
"Sepertinya keluarga Lan dan Wei atau keluarga Jiang ini kekayaan sudah di dalam darah mereka. Dimana pun mereka berada selalu ada paling tidak 2 bodyguard. Lan Wangji sampai membawa bodyguard dari Indonesia yang mampu berbicara bahasa Mandarin demi Wei Wuxian"
"Setauku, Wei Wuxian tidak mau dirinya ada bodyguard"
"Benar. Dia hanya mengizinkan bodyguard nya menjaganya dari jauh. Tapi jika dia butuh translator dia akan telpon bodyguard nya dan dalam hitungan detik akan muncul"
"Hem... Dia di jaga ketat"
"Benar. Namun aku ada bawahan setia yang menuruti perintahku"
"Hal lain, apa lagi?"
"Lan Wangji dan Wei Wuxian sedang merencanakan pernikahan. Mungkin 6 atau 7 bulan lagi"
"Hem, masih lama"
"Tapi tidak kusangka, dia hamil. Lelaki hamil. Rasanya ingin melihat dia hamil lalu perutnya aku injak" ujar Mo Xuanyu
"Emn.. Kau memberikanku ide A-Yu. Apa lagi jika anak itu milik Lan Wangji... Aku sedikit puas melihatnya"
"Namun Tuan, lama jika menunggunya hamil" ujar Su She yang dari tadi hanya menjadi pendengar setia Xue Yang dan Mo Xuanyu
"Mungkin aku perlu memasukan obat perangsang ke mereka"
"Aku akan melakukan malam ini. Terkadang mereka berada di bar tidak jauh dari rumahku"
"Apa rumah baru tuan Mo dan rumah Wei Wuxian dekat?“ tanya Su She
"Tidak A-She. Yang lama memang dekat. Namun yang ini ke timur lagi" jawab Mo Xuanyu lembut
"Tuan Mo..  Jangan-jangan, bar yang anda maksud bar milik anda?"
"Hem... Kau benar"
"Biasanya mereka datang jam berapa?“
"Aku tidak terlalu memperhatikan waktunya Ge,,  kau tenanglah, mereka mengenalku sebagai pemilik bar, dan aku tau minuman yang pasti mereka pesan. Kadar alkoholnya sangat rendah"
"Bagus A-Yu... Malam ini aku akan ikut kau kesana. Aku bisa mengamati mereka dari jauh"
"Oke Ge. Kita sudah sampai. Ini jadi rumahku sejak kedua orangtuaku meninggal. Kamar kalian sudah aku siapkan" ujar Mo Xuanyu lalu memanggil maid untuk membantunya
"Rumahmu besar Tuan" puji Su She
"Ya,, aku membuat ruang rahasia, kalian aku ajak kesana setelah beristirahat"
"Terima kasih A-Yu/Tuan Mo"
"Kalian sudah seperti saudara sendiri. Jangan sungkan. Beristirahatlah. Maid akan memberitahu kamar kalian" ujar Mo Xuanyu lalu pergi ke kamarnya

Di apartemen Wei Wuxian sedang mengepak barang- barangnya di bantu Lan Wangji. Lusa ia akan pindah kerumah yang lebih besar dari apartemennya sekarang. Lebih tepatnya ke rumah Lan Wangji. Rumah yang sudah lama ia bangun dan akhirnya jadi. Rumah untuk Wei Wuxian. Rumah masa depan mereka.

"Wei Ying, lanjutkan besok. Ayo kita cari makan" ajak Lan Wangji
"Tidak Lan Zhan. Aku ingin makan dirumah"
"Mau ingin ke bar biasanya?"
"Tidak Lan Zhan. Entah kenapa aku malas menginjakan kakiku disana lagi"
"Karena terlalu banyak yang menggodamu?" tebak Lan Wangji
"Mungkin"
"Mau aku masakan sesuatu?“
"Aku tidak terlalu lapar Lan Zhan"
"Lalu apa yang kau inginkan?"
"Cemilan dan es krim"
"Baik, aku akan belikan di supermarket yang tidak jauh dari sini"
"Lan Zhan... Calon istrimu ini punya supermarket"
"Kau mau menunggu lama?“
"Ehm, sebaiknya yang dekat sini"

Wei Wuxian menlanjutkan mengepak barangnya. Karena tinggal sedikit lagi selesai. Sementara Lan Wangji keluar apartemen. Ia membelikan beberapa cemilan, makanan instan, dan es krim. Setelah pulang dari Supermarket Wei Wuxian menyambut Lan Wangji dengan mata berbinar seperti anak kecil. Wei Wuxian makan es krim dengan lahap, sampai ia tidak sadar jika Lan Wangji menatap keindahan di depan matanya.

"Kau mau Lan Zhan?“
"Tidak. Habiskan"
"Jika kau mau aku akan memberimu sesuap"
"Emn, suapi aku"
"Katanya tadi tidak mau"
"Jika kau yang menyuapiku aku mau"
"Baiklah"
"Sesuap saja ya Lan Zhan" ujar Wei Wuxian lalu memasukan sesuap es krim ke dalam mulut Lan Wangji

Ting Tong

"Kau disini saja" ujar Lan Wangji lalu beranjak dari tempat duduknya dan membuka pintu
"Wangji" sapa Lan Xichen
"Dimana A-xian?" tanya Jiang Cheng
"Di dalam" jawab Lan Wangji
"Wei Wuxian! Kau makan es krim tidak mengajakku, hem..." kata Jiang Cheng memecah keheningan
"Haisyu... " Wei Wuxian bersin
"Berhenti. Kau akan sakit jika berlanjut" ucap lan  Wangji
"Pastilah sakit, hampir 1 kotak ludes" ujar Jiang Cheng lalu mengambil kotak es krim di depan Wei Wuxian dan memakannya
"Lan Zhan... Aku masih ingin"
"Tidak Wei Ying. Kau akan sakit"
"A-Cheng! Ini gara-gara kau... Coba kau tidak datang, aku habiskan es krim itu!“ ujar Wei Wuxian mempoutkan bibirnya
"Hei, kau tidak boleh lanjut karena dirimua sendiri yang sudah terkena flu! Masih salahin aku!!“
"Ngapain kemari?“ tanya Wei Wuxian jutek
"Ah, ini" ujar Jiang Cheng lalu menyodorkan amplop
"Apa ini?“
"Buka saja" ujar Jiang Cheng
"Ini... Foto apa lagi? Siapa lelaki ini"
"Pasangan baru Xue Yang. Ah, Xue Yang mati terbakar"
"Ah, aku sudah tau jika dia mati. Namun aku tak sangka jika dia akan memiliki pasangan baru. Lalu apa hubungannya denganku?"
"Orang itu bernama Su She" kata Lan Xichen
"Lalu? Maksudnya"
"Orang itu yang memperkosamu dulu" imbuh Jiang Cheng yang melirik wajah Wei Wuxian yang menggelap

Nafas Wei Wuxian memburu. Wei Wuxian mundur selangkah. Ia tidak percaya dan tidak ingin percaya dengan apa yang ia dengar. Pikirannya terbang pada kemungkinan - kemungkinan yang terjadi. Ia menatap lagi foto tersebut. Apakah dia, tanya Wei Wuxian dalam hati. Mungkin benar, memang lelaki ini batinnya. Wei Wuxian terduduk di sofa. Ia kembali menatap Jiang Cheng.

"Mengapa kau katakan padaku A-Cheng?“ tanyanya pelan
"Karena dia disini" jawab Lan Xichen
"Dari mana kalian tau hal ini"
"Aku sudah lama mencari tau hal ini. Aku menyuruh orang untuk mencari tau tentang Xue Yang" jawab Lan Xichen
"Dan orang kami berkata, Xue Yang belum mati" imbuh Jiang Cheng
"Apa lagi ini" keluh Wei Wuxian "hidupku mulai membaik"
"Kenapa kakak tak berbicara padaku tentang ini?" tanya Lan Wangji
"Kakak hanya ingin kau fokus pada Calon istrimu"
"Lalu dimana dia sekarang?"
"Kami belum mendapatkan kabar tentang dia lagi" jawab Lan Xichen
"Kau harus waspada A-Xian" ujar Jiang Cheng
"Lebih baik kalian cepat pindah kerumah baru. Keamaan disana lebih terjamin. Kakak sudah tempatkan beberapa maid, dan penjaga yang memiliki kemampuan beladiri yang baik" ujar Lan Xichen
"Kami sudah selesai mengepak" ujar Wei Wuxian
"Besok kita pindah" ujar Lan Wangji
"Jangan. Malam ini... Akan kami bantu" ujar Lan Xichen

Malam hari yang hampir tengah malam mereka sampai di rumah baru Wei Wuxian. Beberapa maid dan beberapa penjaga memberikan hormat ke tuannya. Wei Wuxian menatap rumahnya. Perabotan sudah ada, segala macam sudah tersedia. Halaman belakang ada kolam renang. Tangga yang terbuat dari kaca. Wei Wuxian sedikit terbuai akan keindahan rumah yang Lan Wangji ciptakan untuknya.

"Tolong bawa barang ke kamar ya" ucap Wei Wuxian
"Baik"
"Setelah itu, Kalian istirahatlah" ujar Wei Wuxian ke maid lalu duduk di sofa yang dekat dengannya
"Baik. Terima kasih tuan Wei"
"Rumahmu indah" puji Jiang Cheng
"Apa rumah kita tidak indah?" tanya Lan Xichen lalu menempelkan dagunya pada pundak Jiang Cheng
"Indah. Tentu indah. Tapi aku rasa besar ini"
"Luasnya sama" ucap Lan Wangji
"Ah, benarkah?“
"Mungkin aku harus membangun lantai ke 3 agar lebih besar dari ini" ujar lan Xichen
"Ah, tidak..Tidak.. Aku puas dengan rumah kita sekarang"
"Hem, ya sudah ayo pulang. Kami akan kemari lagi besok untuk membantu" ujar Lan Xichen
"Emn. Terima kasih" ujar Lan Wangji lalu melirik Wei Wuxian yang ternyata sudah tertidur
"Ah, bawa dia kekamar. Dia dapat pukulan hebat hari ini" ujar Lan Xichen

Wei Ying, izinkan aku menikahimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang