BAB 7

1.1K 92 1
                                    

Wei Wuxian dan yang lainnya masuk ke dalam villa. Mereka di sambut ramah oleh dua orang pria dan 1 wanita. Sangat terlihat salah satu umur pria itu sudah mendekati setengah abad.

"Tuan muda Lan, Tuan Muda Lan kedua, Tuan Muda, dan Nona muda sekalian... Selamat datang" ujar salah seorang penjaga villa
"Pak Wen Rouhan bagaimana kabarmu" ujar Lan Xichen dengan nada halus khas papanya
"Baik tuan Lan Xichen. Sudah beberapa tahun tuan tidak kemari" tanya Wen Rouhan
"Iya pak.. Saya di luar negeri dengan Wangji. Ehm... Ini siapa?“ tanya Lan Xichen
"Ini Wen Qiao anak saya tuan, dia baru berumur 17 tahun ini. Sedangkan ini Wen Linjiao. Istri saya tuan muda. Tapi mohon maaf tuan, istri saya memiliki kekurangan. Dia tidak bisa bicara. Tapi ia paham dengan apa yang orang lain katakan"
"Ehm... Baiklah" jawab Lan Xichen yang tidak terlalu menggubris ucapan Wang Rouhan
"Maaf tuan saya bawa anak dan istri saya kemari. Karena rumah kami di kampung terkena bencana longsor"
"Tidak apa pak. Santai sajax
"Terima kasih Tuan..." ujar Wen Qiao
"Ya sudah tuan, saya dan istri saya undur diri dulu. Rumah saya disini masih sama yang dulu, tidak jauh dari sini di perkampungan 2 km dari sini" ujar Wen Rouhan yang diangguki oleeh Lan Wangji lalu pergi menaiki sepeda motor roda dua

Setelah Penjaga villa itu pergi, Lan Xichen kembali menjelaskan tentang villa ini.

"Disini ada 4 kamar semua ruangan sudah memiliki pemanas dan mungkin ada dari kita yang sekamar" ujar Lan Xichen
"Aku dengan Wei Ying" ujar Lan Wangji
"Emn, aku bisa dengan A-Cheng" ujar Lan Xichen
"Kakak dan Tuan Jin kamar sendiri-sendiri" ujar Wei Wuxian
"Ehm, tidak perlu, aku bisa sekamar dengan A-li" ujar Jin Zixuan
"Ehm, kak Zixuan, kalian belum menikah" ujar Jiang Cheng
"Emn.. Kalian juga belum resmi menikah" balas Jin Zixuan
"A... Aku kamar sendiri saja A-Xuan" ujar Jiang Yanli malu-malu
"Untuk semua kamar ada di lantai 2. Sebelah kanan kamar Wangji. Tengah kamar saya, dan Kiri 2 kamar kosong" imbuh Lan Xichen yang di angguki semua orang lalu naik ke lantai 2 di ikuti yang lain
"Wei Ying..." panggil Lan Wangji lalu mengambil alih kopor Wei Wuxian dan naik lantai 2 mengikuti yang lain
"Tuan Jin, nona Jiang, 2 itu adalah kamar kalian" ujar Lan Xichen.
"Terima kasih" ujar Jin Zixuan dan Jiang Yanli hampir bersamaan
"Wei Ying ini kamar kita" ujar Lan Wangji lalu membuka salah satu pintu yang di depan pintu tersebut masih tergantung nama kecilnya Lan Zhan, dan di kamar Lan Xichen tergantung nama kecilnya Lan Huan.

Wei Wuxian masuk ke kamar Lan Wangji. Terlihat kamar yang simple, yang dibagi menjadi 2 ruangan. Wei Wuxian pertama melihat ruang pertama kamar Lan Wangji cat kamarnya di dominasi putih dan sedikit sentuhan biru muda. Barangnya tidak terlalu banyak. Hanya ada ranjang berukuran king size, dua nakas di samping ranjang, di ujung tempat tidur ada sofa panjang putih dan Sebuah meja bundar berukuran kecil. Tampak di depan sofa tersebut sebuah televisi layar datar, dan di sampingnya ruang kedua, pintu Lemari. Lemari pakaian sebelah kiri dan kaca besar sebelah kanan, yang jika terus terhubung dengan pintu toilet. Wei Wuxian membuka toiletnya.Lumayan bersih, besar dan lengkap, ada ruang kaca bening khusus shower dan bathtub.

Tiap kamar disini memiliki balkon. Tiap balkon didesain sama. Pintu kaca besar dan jika keluar ada 2 kursi dan 1 meja bulat. Namun pemandangan yang tersaji di depan balkon pemandangan indah dari danau. Saat Wei Wuxian sedang asik menikmati pemandangan ia mendengar ketukan pintu. Spontan ia berlari kearah pintu, saat terbuka sedikit ia sudah melihat kamar Jiang Cheng yang sedikit terbuka, dan ia melihat kakaknya Jiang Yanli tengah berbicara dengan Jin Zixuan. Ia mencoba mengintip, dan sayup-sayup mendengar pembicaraan Jin Zixuan dan Jiang Yanli.

"A-Xuan" sapa Jiang Yanli
"A-Li... Kenapa kau tidak ingin sekamar denganku?“
"A-Xuan, maaf... Bukannya aku tidak ingin sekamar denganmu, namun, hanya aku perempuan disini..."
"Tapi aku calon suamimu, dan mereka pasangan... Apalagi Wei Wuxian spesial"
"A-Xuan... Aku akan pindah ke kamarmu" ujar Jiang Yanli yang tidak ingin membuat calon suaminya marah
"Tidak perlu jika kau melakukannya setengah hati"
"A-Xuan... Aku harus bagaimana? Aku... Aku hanya takut... Kau laki-laki... Dan aku... Aku perempuan... Aku... Aku takut" ujar Jiang Yanli yang diiringi oleh isak tangis, yang tanpa mereka sadari, ada 2 pasang mata yang mengintip mereka dari balik pintu kamar mereka masing-masing. Jiang Cheng dan Wei Wuxian menatap geram. Seakan ingin berlari menerjang Jin Zixuan yang membuat kakaknya menangis
"A-Li... Aku hanya ingin melindungimu di tempat asing... Aku tidak akan berbuat apapun padamu... Aku berjanji... jika itu yang kau takutkan aku tidak akan menjamahmu sebelum kita menikah, aku janji hanya ingin melindungimu" ujar Jin Zixuan
"Baiklah..." ujar Jiang Yanli.
"Aku bantu membawa barangmu" ucap Jin Zixuan lalu menghapus air mata Jiang YYanl, dan ia tersenyum senang
"Emn... Terima kasih" ujar Jiang Yanli yang ikut tersenyum

Senyuman Jiang Yanli membuat 2 pasang mata yang sedari tadi mengamati mereka bernafas lega. Paling tidak ia membuat kakaknya tidak menangis lagi, dan mereka pun menutup pintu pelan pelan.

Di kamar Jiang Cheng, ia melihat Lan Xichen yang sudah berganti pakaian dengan pakaian yang lebih santai. Kaos putih, dan celana pendek. Lan Xichen terlihat sedang menyalakan pemanas ruangan, lalu ia duduk di salah satu sofa panjang yang berada di sana.

Jiang Cheng yang baru sadar ternyata kamar Lan Xichen lumayan besar. Ia baru mengamati sekeliling kamar. Cat Dinding yang berwarna soft blue yang bahkan hampir mendekati putih, lemari 3 pintu yang lumayan besar dengan kaca yang menempel di pintu lemari, ranjang king size, sofa panjang, dan 1 kursi dengan meja kotak berwarna biru di tengahnya, toilet yang sama dengan toilet milik Lan Wangji, dan balkon kamar yang sama dengan balkon Lan Wangji. Tidak lupa ada rak dinding untuk buku koleksi Lan Xichen, dan televisi yang menempel di dinding yang menghadap langsung ke sofa dan ke ranjang.

"Kamarmu indah" ujar Jiang Cheng
"Kamar kita di rumah utama lebih indah A-Cheng" jawab Lan Xichen
Jiang Cheng membuka pintu kaca balkon "Ah,,, udara disini segar" ujarnya pelan
"Ya, disini memang sangat segar" jawab Lan Xichen lalu ikut keluar kamar dan memeluk Jiang Cheng dari belakang
"Lan Zhan... Jangan berganti pakaian dulu... Aku lapar... Ayo kita keluar mencari makan" ucap Wei Wuxian yang terdengar keras sampai telinga kedua orang yang sedang bermesraan. Mereka menengok kesamping yang ternyata Wei Wuxian dan Lan Wangji juga berada di balkon
"Emn, aku masakan sesuatu... Di bawah sudah ada bahan makanan" ujar Lan Wangji akan masuk kekamar namun tangan Lan Wangji di pegang erat oleh Wei Wuxian
"Lan Zhan... Aku ikut"
"Istirahatlah Wei Ying. Jam minum obatmu jam berapa?" tanya nya
Wei Wuxian melihat jam di pergelangan tangannya "satu setengah jam lagi"
"Baiklah tunggu disini. Tidurlah, aku akan segera memasak untukmu" ujar Lan Wangji lalu melepaskan tangannya dan membelai kepala Wei Wuxian

Wei Wuxian ikut masuk kedalam kamar, dan 2 orang lain yang ada di balkon hanya melongo melihat kemesraan Wei Wuxian dan Lan Wangji. Di belakang Lan Xichen dan Jiang Cheng ada Jiang Yanli dan Jin Zixuan, yang merona malu melihat kemesraan kedua pasangan tersebut. Jiang Yanli membatin, ingin rasanya ia segera menikah dengan Jin Zixuan agar bisa merasakan kebahagian seperti kedua adiknya. Sedangkan Jin Zixuan membatin, andai kita menikah lebih awal, kemesraan kita akan membuat mereka juga iri.

Wei Ying, izinkan aku menikahimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang