Xue Yang melempar ponselnya hingga ponsel itu remuk. Ia kesal dan amarah terlihat jelas di matanya.
"Kenapa kau membuang ponsel lagi? Berapa ponsel yang ku belikan untukmu dan kau buang lagi?" tanya Mo Xuanyu
"Sial. Kenapa dia cepat sekali sembuhnya. Dia terlalu beruntung. Aku harus mencari cara agar dia benar-benar gila atau dia mati sekalian" umpat Xue Yang
"Si Wei ini seperti kucing. Mempunyai banyak nyawa" kata Su She
"Langkah apa lagi yang akan kau buat?" tanya Mo Xuanyu
"Kita tidak bisa terlalu banyak bergerak, karena kita masih menjadi buron" timpal Su She
"Racuni Wei Wuxian saat pernikahan Xingchen"
"Ah, ini bisa kuatur" kata Si si memecah keheningan
"Tapi mengapa menunggu saat pernikahan Kakaknya?"
"Aku ingin membuatkan hadiah terindah untuk Wei Xingchen, dengan kematian Wei Wuxian" jawab Xue Yang dengan mata penuh keyakinanDi rumah Lan Wangji, sekarang sudah mulai sepi. Jiang Cheng sudah kembali kerumahnya, begitu pula Wen Ning dan Nie Huaisang. Nie Huaisang masih tetap bolak-balik ke rumah Lan Wangji, karena disanalah pekerjaannya sekarang, menjaga Wei Wuxian saat Lan Wangji tidak berada di rumah.
Hari ini Nie Huaisang izin tidak datang karena ada urusan keluar kota dengan Wen Ning. Lan Wangji menggunakan kesempatan ini untuk mengajak Wei Wuxian liburan keluar kota. Wei Wuxian dengan semangat menyetujui usul Lan Wangji.
3 jam perjalanan keluar kota menggunakan mobil. Mendapatkan pemandangan indah. Sejauh mata memandang, Wei Wuxian hanya melihat laut. Suara deburan ombak, aroma angin laut, membuat Wei Wuxian terus tersenyum bahagia.
"Kau senang? Ayo, kita ke hotel dulu" ajak Lan Wangji
"Udaranya segar sekali Lan Zhan. Sudah lama aku tidak liburan begini" kata Wei Wuxian
"Setelah ini kita jalan-jalan di sana" kata Lan Wangji menunjuk pasar dekat desa
"Lan Zhan, aku ingin duduk di pinggir saja. Aku ingin bermain pasie seperti dulu"
"Wei Ying, pasirnya tidak akan pergi. Ayo kita ke hotel dulu"
"Baik-baik... Soal Jalan-jalan bisa nanti atau besok. Tapi, tidak enak sekali ke tempat seindah ini hanya berdua" kata Wei Wuxian
"Hem, berdua?" celetuk Jiang Cheng
"Kami akan bulan madu lagi, Xianxian" kata Lan Xichen
"A-Cheng, Xichen Ge. Kalian datang?" tanya Wei Wuxian
"Kami tau kau tidak suka hanya berduaan saja, tentu kami ikut untuk membuat kemeriahan di liburanmu" kata Jiang Cheng
"Lan Zhan, aku disini dengan A-Cheng ya. Eh aku disana dengan A-Cheng" kata Wei Wuxian menunjuk salah satu tempat dengan tempat duduk pinggir pantai
"Kalian saja yang bawa barang kami ke hotel. Bagaimana?" tanya Jiang Cheng yang mengerti maksud ucapan Wei Wuxian
"Baiklah. Jaga diri baik-baik. Kami akan menyusul" kata Lan Xichen
"Jaga Wei Ying" imbuh Lan Wangji
"Tenang lah"
"Ayo A-Cheng" ajak Wei Wuxian
"A-Xian, kursi rodamu ganti?" tanya Jiang Cheng
"Aku sendiri tidak tau, tapi kata Lan Zhan, lebih mudah untuk berjalan di atas pasir"
"Bagus, memudahkanku yang akan membawamu sekarang. Tanpa harus menggendongmu. Hahahaha" kata Jiang Cheng
"Ah, kau itu, ejek lah aku terus. Tapi kakiku sudah membaik A-Cheng, aku sudah mulai terapi walau sedikit" kata Wei Wuxian
"Baguslah. Aku hanya ingin kau bahagia A-Xian"
"Aku bahagia A-Cheng. Semua sudah membaik. Aku sangat bahagia"
"Baguslah. Aku akan selalu mendoakan kebahagiaanmu"Mereka berhenti di warung pinggir pantai. Jiang Cheng dan Wei Wuxian memesan beberapa cemilan dan makanan sambil menikmati pantai. Sampai Lan Wangji dan Lan Xichen datang. Mereka cukup lama disana. Sampai langit mulai gelap Lan Wangji mengajak mereka untuk kembali ke hotel.
Di malam harinya Lan Wangji mengajak Wei Wuxian, Lan Xichen dan Jiang Cheng makan di restoran hotel. Kebetulan, disana ada live musik. Wei Wuxian sangat merindukan menyanyi. Dia dulu sangat suka menyanyi. Walau hanya di kamar mandi. Tapi semenjak ia sakit, ia jarang sendiri, jadi ia hampir tidak pernah mendengar musik. Karena ia malu jika suaranya di dengar orang lain.
"A-Xian, ayo nyanyi. Aku akan bermain musik. Bukankah kau dulu suka menyanyi?" tanya Jiang Cheng
"Tidak A-Cheng. Aku malu"
"Malu apa suaramu bagus. Enak didengar. Ayo" ajak Jiang Cheng yang sudah mendorong kursi roda Wei Wuxian mendekat ke panggung tersebut
"A-Cheng!"
"Ayo lah" bujuk Jiang ChengDengan bujuk rayu Jiang Cheng, Wei Wuxian akhirnya mau menyanyi. Wei Wuxian mengalunkan salah satu lagu yang sedang booming. Semua pengunjung restoran tersebut menikmati suara Wei Wuxian. Suaranya indah, enak di dengar, penuh penghayatan, sama seperti yang di katakan Jiang Cheng. Setelah selesai semua bertepuk tangan dengan meriah. Saat ini wajah Wei Wuxian sudah merah karena malu, tapi ia senang.
"Aku malu.. Sangat malu" kata Wei Wuxian
"Suara yang indah Wei Ying" puji Lan Wangji
"Terima kasih, Lan Zhan"
"Wei Ying, ayo kembali" ajak Lan Wangji
"Eh, kenapa?"
"Aku masih ingin mendengar suaramu"
"Sabar. Malam masih panjang. Juga ada hari esok. Nikmati malam ini Lan Zhan"
"Bagaimana jika setelah ini kita Jalan-jalan di luar" ajak Jiang Cheng
"Boleh. Ayo" ajak Wei Wuxian yang siap untuk pergi
"Kalian? Ya sudahlah" kata Lan Wangji pasrah
"Ada apa denganmu? Mengapa kau ingin segera ke kamar? Kau tidak akan berbuat macam-macam kan?" tanya Jiang Cheng
"Sudah ayo A-Cheng" ajak Wei Wuxian
"A-Xian. Selesaikan dulu makanmu" ujar Jiang Cheng tegas yang membuat Wei Wuxian otomatis patuhSetelah mereka selesai makan, mereka Jalan-jalan di luar. Hembusan angin yang dingin, dan kegelapan malam tidak menyurutkan semangat Wei Wuxian dan Jiang Cheng. Kali ini sejauh mata memandang hanya pantulan bulan di atas air laut. Tapi membuat mereka terpukau atas keindahan kuasa Tuhan. Bintang - bintang di atas langit dan pantulan bulan diatas air laut, aroma laut, suara deburan ombak menghantam tebing, membuat Wei Wuxian bersyukur dan menikmati liburan kali ini.
Wei Wuxian teriak. Ia melampiaskan semua emosi yang sempat ia pendam. Emosi beberapa bulan lalu dan masalah Xue Yang belum selesai yang selalu mengikutinya sampai sekarang. Wei Wuxian teriak sampai suaranya serak. Namun ia puas. Ia benar-benar puas. Ia lega dengan apa yang ia lakukan sekarang. Hanya orang terdekatnya yang melihatnya, ia tidak perlu malu untuk berteriak.
"Lan Zhan, kau harus sering-sering membawaku melihat laut saat malam. Pesonanya lebih indah dari pada siang"
"Kau suka karena tidak ada udara panas kan?" tebak Lan Wangji
"Lan Zhan, ternyata kau sangat mengerti aku. Tapi jujur, aku lebih suka malam hari. Walau gelap, asal ada kau aku tidak takut"
"Pasti Wei Ying. Aku akan sering membawamu kemari"
"Tidak. Jangan hanya kemari. Ke laut manapun asal laut, saat malam"
"iya sayang" jawab Lan Wangji lalu mencium puncak kepala Wei Wuxian
"Kalian! Anggap kami patung ya?" kata Jiang Cheng
"Tentu tidak A-Cheng"
"Wangji, berjanjilah jangan macam-macam dengan A-Xian malam ini!" kata Jiang Cheng
"A-Cheng!! Kau apa-apa an bicara begitu?"
"Aku berjanji" jawab Lan Wangji
"Bagus"Setelah puas, Wei Wuxian dan yang lainnya kembali ke kamar. Entah mengapa ia mengeluh ke Lan Wangji jika ia lapar lagi. Lan Wangji hanya tertawa sambil menggelengkan kepala. Tapi ia tetap memesan cemilan untuk Wei Wuxian. Tak lama cemilan diantar ke kamar Wei Wuxian. Dengan lahap sambil menonton film, Wei Wuxian menghabiskan cemilan di depannya. Dalam hati Lan Wangji bahagia melihat Wei Wuxian yang sudah sehat dan kembali normal seperti sekarang.
Keesokannya, mereka berempat berjalan - jalan di desa sekitar sana. Jiang Cheng dan Wei Wuxian asik mampir dari satu tempat ke tempat lain. Tidak lupa cemilan yang mereka beli dan beberapa barang sebagai kenang-kenangan dan oleh-oleh untuk orang di rumah atau untuk kerabat.
Setelah matahari sudah naik, Lan Wangji mulai mempersiapkan untuk kepulangan mereka sore ini. Memang singkat liburan mereka kali ini. Tapi sangat berkesan untuk Wei Wuxian dan Jiang Cheng. Jiang Cheng berhasil entah melakukan sampai berapa kali dengan Lan Xichen dan Wei Wuxian entah sudah berapa lagu ia nyanyikan untuk Lan Wangji sampai suaranya serak pagi ini, dan entah sudah berapa puluh ciuman yang mendarat di seluruh wajah Wei Wuxian karena Lan Wangji sangat gemas melihat kekasihnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wei Ying, izinkan aku menikahimu
DiversosWei Wuxian seorang lelaki Cantik yang di bully pacarnya sendiri Song Lan. Namun ia di selamatkan oleh seseorang dari masa lalunya, yang ternyata masih sangat mencintainya... mau tau ceritanya... ayo... Cuzz langsung baca aja... mohon maaf kakak s...