BAB 32

356 29 4
                                    

Setelah beberapa minggu di rawat akhirnya Wei Wuxian pulang. Untuk sementara, ia pulang kerumah Jiang Cheng. Sedangkan Lan Wangji tetap pulang kerumahnya sendiri untuk mengawasi proses renovasi. Selama Wei Wuxian dirumah Jiang Cheng, padahal Jiang Cheng bisa di katakan saudara, tetap saja ada rasa tidak ingin merepotkannya. Tapi ia bisa apa. Jika hanya 1 kaki, ia mungkin bisa menggunakan kruk ketiak. Namun sekarang keduanya, hanya bisa mengandalkan kursi roda.

Saat Wei Wuxian sendiri di kamar. Ia selalu menangis. Ia tidak ingin hidupnya menjadi beban. Walau sebenarnya orang yang mengenalnya tidak menjadikannya beban. Namun, perasaan minder, tidak percaya diri, membuatnya jadi jarang bersuara. Untuk makan dan minum saja berkurang. Padahal Wei Wuxian suka makan cemilan. Wei Wuxian takut jika ia makan cemilan, berarti dia harus minum. Jika dia harus minum dia akan sering buang air. Itu akan menyulitkan Jiang Cheng atau Lan Xichen, yang ia selalu menolak jika di urus Lan Xichen.

Jiang Cheng tidak berkelakar, atau berceloteh, seenaknya seperti dulu. Semenjak Wei Wuxian berpisah dengan Song Lan ia sudah berniat untuk berubah. Lebih menjaga omongan, dan berfikir sebelum kata-kata keluar dari mulutnya.

Jiang Cheng tahu, jika Wei Wuxian sering menangis diam-diam malam hari. Jiang Cheng pernah beberapa kali mengintip Wei Wuxian. Namun jika Wei Wuxian sampai ketahuan dapat dipastikan jika Wei Wuxian akan menjawab dengan seribu macam alasan. Karena Wei Wuxian tidak ingin di ketahui orang lain jika ia menangis. Karena seakan sangat menunjukkan dirinya yang lemah.

Lan Wangji, Wei Xingchen, setiap hari datang kerumah Jiang Cheng. Tapi terkadang hanya Lan Wangji saja yang datang setelah ia bekerja. Untuk semua pekerjaan Wei Wuxian ia hendel dirumah lewat online, dengan bantuan Lan Wangji.

Tak terasa 2 bulan, dan pekerjaan renovasi rumah sudah selesai. Saatnya Lan Wangji membawa Wei Wuxian pulang. Di rumah Lan Wangji, sudah ada beberapa orang yang menunggu mereka kembali. Yang kemungkinan akan menjadi kejutan untuk Wei Wuxian. Wei Wuxian dan Lan Wangji sudah sampai di depan rumah. Beberapa maid membukakan pintu untuk kedua tuannya.

Wei Wuxian terkejut dengan apa yang di depannya. Ada banyak balon yang di tempel di dinding, tak lupa tulisan 'selamat datang kembali di rumah baru'. Kejutan lainnya untuk Wei Wuxian adalah, kekasih yang dicari Nie Huaisang selama ini adalah Wen Ning. Adik kandung Wen Qing, dan tanpa banyak yang tau, Nie Huaisang sudah menikahi Wen Ning tak lama setelah mereka bertemu kembali.

"Kau!!!! Kejam tidak memberitahuku!“ ujar Wei Wuxian
"Bukankah sekarang ku beritahu?" ujar Nie Huaisang "dan bukankah dulu aku memberi tanda?"
"Pernikahan kami sederhana. Sebulan lagi akan kami akan adakan pestanya" ujar Wen Ning memberikan undangan ke Wei Wuxian
"Hem... Kalian memdahuluiku"
"Hahahaha" Wei Wuxian mendapat jawaban tertawa dari Nie Huaisang dan Wen Ning.

Ada lagi kabar gembira untuk keluarga Jiang termasuk kabar gembira untuk Wei Wuxian. Jiang Cheng tengah hamil 10 minggu. Hal yang menggembirakan untuk Wei Wuxian. Dalam hatinya, ia semakin ingin menikah, hamil dan punya anak dari Lan Wangji.

"A-Cheng, kau tidak memberitahuku selama aku disana?" tanya Wei Wuxian
"Sekarang jadi kejutan yang menyenangkan, kan?" tanya Jiang Cheng
"Pantas saja, kau tidak banyak tingkah" ejek Wei Wuxian
"Apa maksudmu?"
"Hai kalian! Berhenti bertingkah seperti bocah" ujar Nie Huaisang
"Seperti kau bukan bocah saja" celetuk Wei Wuxian dan Jiang Cheng bersamaan
"A-Sang sudah lebih dewasa sekarang" bela Wen Ning
"Kau istrinya. Pasti membelanya" ujar Jiang Cheng
"Tuan. Makanan sudah siap" ujar Seorang maid
"Sudah ayo makan" ajak Lan Xichen
"Aku ingin nonton televisi. Aku tidak lapar" ujar Wei Wuxian
"Makan Wei Ying"
"Ingin lihat televisi Lan Zhan"
"Sambil makan... Dari ruang makan televisi juga terlihat" ujar Wei Xincheng lalu menyalakan televisi untuk adiknya
"Hai para dokter,, jika kalian disini bagaimana rumah sakit?" tanya Wei Wuxian
"Siapa yang kau tanya A-Xian?" tanya Wen Qing
"Kalian yang bekerja sebagai dokter" jawab Wei Wuxian yang sudah berada di meja makan
"Aku tidak ada praktek A-Xian" jawab Wei Xincheng
"Aku dan A-Ning ijin sebentar. Nanti kami kembali" jawab Wen Qing
"Rumah sakit tetap berjalan tanpa kami" ujar Wen Ning
"Ayo makan" ujar Lan Wangji dengan suara berat khasnya

Ting
Tong

"Wangji, kau mengundang orang lain?" tanya Lan Xichen
"Tidak"
"Tuan ada wanita mencari Anda, bernama Si si. Ia menunggu di luar" ujar seorang maid
"Si si? Siapa?" tanya Lan Wangji yang berpandangan dengan Lan Xichen dan Wei Wuxian

Lan Wangji dan lainnya keluar rumah. Ia melihat seorang wanita yang sepertinya tengah hamil. Matanya sendu dan tangannya terus mengusap perutnya yang membuncit.

"Siapa anda?" tanya Lan Xichen
"Mana Lan Wangji?" tanya Si si
"Saya"
"Wangji. Aku minta pertanggung jawabanmu. Ini anakmu" ujar Si si yang membuat Wei Wuxian terbelalak seakan mendapat petir di siang hari
"Lan Zhan. Kau memiliki orang lain?" tanya Wei Wuxian yang perlahan memundurkan kursi rodanya
"Tidak... Tidak Wei Ying" jawab Lan Wangji gelisah
"Nona. Pergilah. Kau tidak pantas berada di sini dengan segala tipumu" ujar Lan Xichen
"Aku tidak menipu!"
"Aku pertama melihatmu di sini. Bagaimana mungkin aku menghamilimu?"
"Kau tidak percaya? Aku tidak mau tau, kau harus tanggung jawab!"
"Kau seenaknya saja! Asal bicara? Beri bukti pada kami!! Tidak asal ngomong!!!" bentak Nie Huaisang
"Lihat saja kau Wangji, kau harus tanggung jawab dengan anakmu dan aku! Lihat saja kalian! Akan ku buktikan!!!" teriaknya
"Wangji, kau mengkhianati adikku?" tanya Wei Xincheng
"Tidak. Aku tidak mengenalnya"
"Bohong! Jika tidak kenal mengapa dia mengetahui jika rumahmu disini, padahal kau pernah bilang, jika hanya orang terdekatmu yang tau rumah ini" ujar Wei Wuxian
"A-Xian mari kita pergi" ajak Wei Xincheng
"Jangan. Disini rumah Wei Ying"
"Pernikahan kita batal" ujar Wei Wuxian
"A-Xian tunggu. Lebih baik kita selidiki dulu" ujar Wen Qing
"Kalian selidiki, aku tidak ingin melihatnya" ujar Wei Wuxian lalu pergi di bantu Wei Xincheng dan Wen Qing mengekor di belakangnya
"Lan Wangji, untuk kesekian kalinya kau menyakiti saudaraku. Jika bukan karena aku hamil, sudah habis kau di tanganku. Lan Xichen, urus adikmu, aku ikut A-Xian" ujar Jiang Cheng lalu pergi menyusul Wei Wuxian
"Wangji, kita selidiki perempuan tersebut." ujar Lan Xichen
"Kami bantu" ujar Nie Huaisang dan Wen Ning
"Wei Ying..." panggil Lan Wangji pilu dan sedih

Wei Wuxian, Wei Xincheng, dan Wen Qing sampai di apartemen Wei Xincheng.  Wei Wuxian langsung menuju kamar untuk istirahat. Tapi sayup-sayup terdengar dari luar isak tangis Wei Wuxian. Wei Xincheng tidak tega melihat hidup adiknya yang selalu saja di penuhi masalah.

Di tempat lain, dengan bantuan orang dalam dan Si si. Su She, Mo Xuanyu, dan Xue Yang berhasil melarikan diri dari penjara. Mo Xuanyu dan Xue Yang merayakan keberhasilan Si si dan keluarnya mereka dari penjara. Mereka merayakan di bar milik Mo Xuanyu. Walau saat ini mereka buronan, mereka sama sekali tidak takut, karena mereka pasti bisa keluar lagi.

"Si Si,, terima kasih atas bantuanmu. Tapi siapa ayah bayi itu?" tanya Xue Yang
"Itu" tunjuk Si si ke Mo Xuanyu
"Si si saudara sepupuku, juga pacarku" ujar Mo Xuanyu
"Hem, bukankah kau menyukaiku Xuanyu?" goda Xue Yang
"Jika aku benar-benar menyukaimu dan merebutmu dari Song Lan, cepat atau lambat aku mati di tangannya" jawab Mo Xuanyu
"Kau tidak Gay lagi?" tanya Xue Yang
"Sejak kapan aku berkata aku gay? Pernah aku berkata aku gay?“ tanya Mo Xuanyu kesal
"Itu, aku belum pernah mendengarnya" jawab Su She
"Tuan, polisi menuju kemari" ujar salah seorang karyawan berteriak dari depan pintu masuk
"Ayo kita ke ruang bawah tanah" ajak Mo Xuanyu "Si si, kau tetap disini, dan laporkan pada kami. Ingat kau juga pemilik bar ini" imbuh Mo Xuanyu
"Siap sayang" jawab Si si

4 orang polisi sampai di tempat tersebut. Mereka dengan sopan bertemu Si si dan izin menggeledah tempat tersebut. Namun ada 1 polisi nakal yang bukannya ikut menggeledah malah menggoda Si si. Si si tentu risih, namun segera ketahuan oleh atasannya dan berakhir dengan pertengkaran sesama polisi. Si si yang awalnya takut dan khawatir sekarang malah ia tertawa, melihat 2 orang polisi yang bertengkar.

"Bapak-bapak polisi, saya sedang hamil, kalian tidak lihat dan masih ingin menggoda saya? Hahahaha" celetuk Si si
"Lihat! Kau goda istri orang" ujar sang komandan
"Perempuan hamil kok di bar?"
"Suami saya bekerja disini. Saya hanya sesekali main kemari" jawab Si si
"Kami sudah selesai menggeledah, namun tidak di temukan jejak mereka" ujar polisi lainnya
"Nona maafkan kami yang membuat keributan disini. Jika anda menemukan jejak ketiga orang ini, harap lapor" ujar sang polisi memberikan beberapa lembar kertas, yang ada foto Mo Xuanyu, Xue Yang dan Su She
"Baik pak polisi" jawab Si si

Wei Ying, izinkan aku menikahimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang