Wei Wuxian akhirnya sadar. Saat ia membuka mata terlihat langit cerah. Ia manatap jam dinding diatas sofa, jam 7.40. Ia melihat kursi di sisinya ada Lan Wangji yang menatapnya dengan Pandangan tajam. Seperti tersiratkan banyak hal yang tidak mampu Wei Wuxian tebak.
"Lan Zhan" panggil Wei Wuxian pelan, lalu ia berusaha bangun namun di cegah Lan Wangji
"Diam" dengan suara berat dan tegas khas miliknya
"Apakah aku sudah tidak hamil lagi?“
"Tidak" Wei Wuxian tersenyum mendengar jawaban Lan Wangji
"Kemana yang lain?"
“kerja"
"Kau tidak bekerja?"
"Tidak"
“lalu bagaimana coffe shop?“
"Tenang"
"Lan Zhan"
"Hem?"
"Apa kau marah? Kenapa menjawab pertanyaanku singkat sekali?“
"Tidak"
"Kenapa menjawab pertanyaanku singkat sekali?“ ulang Wei Wuxian karena tidak mendapat jawaban
"...."
"Sekarang malah tidak kau jawab?“
"Hem"
"Lan Zhan“
"Hem?“
"Apa kau mencintaiku?" tanya Wei Wuxian
"Emn"
"Kau lebih memilih anak haram yang bukan darah daging mu daripada aku?“
"Kau membunuh Wei Ying!“
"Siapa!? Janin? Bahkan belum ada 2 bulan! Belum ada roh didalamnya!"
"Kau hampir mati! 2 kali! Kau tau betapa khawatirnya aku?"
"Namun sekarang aku sudah lebih baik Lan Zhan"
"Jika bukan karena tindakan bodohmu, kau tidak akan disini"
"Bodoh? Itu tindakan bodoh? Berarti kau mengatakan aku bodoh!!?“
"....."
"Lan Zhan! Aaahhh...." pekik Wei Wuxian merasakan nyeri pada bagian perutnya saat akan bangun.
"Kau jangan bangun dulu!“ ujar Lan Wangji yang membantu Wei Wuxian untuk bangun namun di tepis
"Lan Zhan!! Orang mana yang ikhlas mengandung anak hasil perkosaan!!? Mereka hanya tidak mau bicara dan pasrah saja! Kalau Aku? Aku tidak!! Aku tidak bisa mengandungnya!!! Sudah cukup aku jijik dengan badanku karena hal ini!“
"Tapi janin itu tidak salah, Wei Ying!"
"Kehadirannya saja sudah salah! Apa lagi jika dia lahir! Lan Zhan.... selamanya kau tidak bisa mengerti diriku... Lebih baik kau pergi...."
"Wei Ying, aku akan menemanimu disini"
"Buat apa kau temani, jika kau terus membela janin yang bukan darah dagingmu!! Apa kau tidak berfikir darah dagingmu yang gugur saat usia kandunganku 10 minggu dulu? Saat kau tak ada!! Dan sekarang kau malah peduli dengan Janin orang lain!?“
"Wei Ying..."
"Apa Lan Zhan? Apa? Pergilah... Jika kau masih membela dia,, lebih baik kita pisah, Lan Zhan... Kembalilah ke Indonesia... Jangan temui aku“
"Tidak Wei Ying... Aku mencintaimu"
"Buktikan! Jangan bahas itu lagi! Aku benci janin itu!“
"Baik.. Alu tidak akan mengungkitnya lagi... Kau istirahat ya"
"Jika kau ingin anak, bicara ke papaku, ke kakakku... Ke pamanmu, ke kakakmu... Minta restu mereka... Buktikan dalam bentuk video... Karena aku tidak akan mudah percaya begitu saja!"
"Kau mau menikah denganku Wei Ying?" tanya Lan Wangji tidak percaya
"Asal kau berikan aku bukti, aku mau" jawab Wei Wuxian masih dengan nada kesal
"Terima kasih. Aku pasti akan buktikan" ujar Lan Wangji lalu meraih tangan Wei Wuxian dan menciumnyaWei Wuxian menghembuskan nafas pelan. Ia menatap langit-langit kamar Rawatnya.
"Lan Zhan, kau tau, aku juga sebenarnya tidak ingin menggugurkannya. Aku juga sebenarnya ingin merawatnya. Namun, aku tau, itu bukan anakmu. Sekalipun kau mau merawatnya, status anak itu adalah anak hasil perkosaan, bahkan aku tidak tau siapa yang memperkosaku. Aku tidak menyukai hal ini Lan Zhan. Bayi itu bukan anak yang diharapkan. Status itu tidak berubah Lan Zhan seandainya sampai dia dewasa. Dia akan di bully, hidupnya akan sulit, apalagi kalau tidak mirip aku. Ah... Aku kasian kejanin itu, tapi aku membencinya" kata Wei Wuxian mulai mengeluarkan air matanya "Lan Zhan... Aku juga sedih. Aku... Aku hanya ingin meyakinkan diriku jika yang aku lakukan benar. Lan Zhan, jika tidak ada kau sekarang, aku tidak tau akan berbuat apa... Aku mohon Lan Zhan. Katakan aku tidak salah" akhirnya Wei Wuxian mengeluarkan semua keluh kesahnya yang berusaha ia tutupi
"Iya, kau tidak salah Wei Ying..." kata Lan Wangji lalu memeluk Wei Wuxian yang masih penuh dengan isak tangis
"Bagimana pun, kehilangan anak itu menyakitkan Lan Zhan... Lan Zhan... Aku ingin anak, namun anakmu... Bukan yang lain"
"iya Wei Ying... Aku akan segera membuat kita sah, dan akan segera membuat kau memiliki anak... Jangan menangis lagi... Aku disini... Untukmu" ucap Lan WangjiSetelah keadaan Wei Wuxian stabil ia kembali pulang. Kali ini Wei Wuxian meminta Lan Wangji tinggal bersamanya. Hal ini cukup membuat Wen Ning dan Wen Qing heran dan Kaget. Bagi orang Indonesia serumah tidak dalam sebuah ikatan adalah hal yang tabu, bahkan akan banyak cercaan dan bully an dari berbagai suara.
Wen Ning jadi teringat, saat pernikahan Jiang Cheng dan Lan Xichen saja tidak di akui oleh pemerintah Indonesia sehingga mereka harus pindah negara lain untuk mendapatkan ke sah an pemerintah. Tapi, Lan Xichen sekarang sedang mengurus kepindahannya ke China. Agar menjadi warga negara China, seperti dirinya dan Wen Qing sekarang. Mungkin Wen Ning akan mengusulkan hal ini ke Lan Wangji, jika dia serius dengan Wei Wuxian.
Di tempat lain Lan Xichen yang sudah kembali dari bulan madu beberapa waktu yang lalu, sekarang ia sedang fokus dengan kepindahannya menjadi warga negara asing di negara lain. Yaitu China. Sedangkan pamannya Lan Qiren berusaha mengembangkan bisnisnya yang ada di Guangzhou pindah ke Beijing. Tempat tinggal Lan Xichen kelak.
Waktu berlalu dengan cepat. Bisnis yang di jalankan Lan Qiren dan Lan Xichen berhasil merambah sampai Beijing. Bahkan Hari ini Lan Xichen dan Jiang Cheng resmi jadi warga negara China. Jika di lihat, wajah, tinggi badan, kulitnya, memang Persis dengan orang China. Bagaimana pun Keturunan Lan, Jiang, dan Wei adalah keturunan China di Indonesia. Hanya saja, keturunan Lan sangat amatlah menawan.
Jiang Chen dan Lan Xichen membeli rumah dekat dengan perusahaannya Lan Xichen. Jarak dengan apartemen Wei Wuxian tidak terlalu jauh, hanya 20 menit perjalanan dengan mobil. Sore ini Jin Zixuan, Jiang Yanli dan anak mereka yang sudah lahir, Jin Rulan datang ke China. Tentunya atas permintaan Jiang Cheng. Malam harinya setelah semua urusan beres Lan Xichen mengadakan pesta kecil - kecilan untuk kepindahannya kemari. Lan Xichen mengadakan barbeque di luar ruangan.
"Rulan... Jin Rulan... Kau sangat tampan" puji Wei Wuxian yang menggendong Jin Rulan
"Segeralah menikah A-Xian agar kau juga memiliki anak"
"Ah, Jie,, Lan Zhan dan aku belum mengurus kepindahan warga negara kami"
"Akan aku bantu" ujar Jin Zixuan
"Wah, terima kasih Xuan Ge" ucap Wei Wuxian senangSaat mereka sedang asik bercanda dan melakukan segala hal, ada 4 orang yang mereka rasa hilang. Lan Xichen, Lan Wangji, Jiang Cheng, dan Wei Xingchen. Tiba-tiba saja mereka mendengar teriakan dari dalam. Spontan mereka yang ada di luar langsung masuk untuk melihat apa yang terjadi. Namun mereka lihat Lan Wangji tengah berdiri di tengah ruangan. Di belakangnya terlihat video yang akan di putar. Setelah kedatangan Wei Wuxian, video di putar. Di video itu, Lan Wangji melamar Wei Wuxian, dan meminta restu dan mendapat restu dari para orang tua. Lan Qiren, Wei Changze, Jiang Fengmian, dan Yu Ziyuan. Termasuk kakak Wei Wuxian Jiang Yanli, Wei Xingchen, Jin Zixuan, Lan Xichen dan tak luput Jiang Cheng. Wei Wuxian terharu, ia mengangguk menerima Lan Wangji untuk menikahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wei Ying, izinkan aku menikahimu
Ngẫu nhiênWei Wuxian seorang lelaki Cantik yang di bully pacarnya sendiri Song Lan. Namun ia di selamatkan oleh seseorang dari masa lalunya, yang ternyata masih sangat mencintainya... mau tau ceritanya... ayo... Cuzz langsung baca aja... mohon maaf kakak s...