BAB 43

354 33 0
                                    

Wei Wuxian bangun. Namun ia tidak bicara dan tidak bergerak. Tatapannya kosong dan hanya menatap lurus kedepan. Wei Xingchen berusaha menyadarkan Wei Wuxian. Namun Wei Wuxian tidak bergeming. Wei Xingchen mencoba memeriksa Wei Wuxian namun ini murni karena Wei Wuxian yang shock dengan apa yang ia dengar tentang mamanya dan sikap Lan Wangji yang bertolak belakang dengan biasanya. Ini murni karena otak Wei Wuxian yang tidak bisa menerima dan tidak ingin bergerak atau melakukan atau merespon semua hal.

"Xian ge tidak merespon. Bagaimana ini Xingchen Ge?" tanya Nie Huaisang
"Pancing dia dengan apapun. Aku yakin dia akan segera merespon" kata Wei Xingchen
"Wei Ying. Kau mendengarku?" tanya Lan Wangji
"A-Xian. Ini ge ge. Sadarlah. Berilah kami respon" kata Wei Xincheng
"Xian Ge... Xian Ge. Aku A-Sang. Ayo aku suapi kau ramen lagi seperti semalam. Kita bisa bercanda hingga menumpahkan 1 mangkok ramen" panggil Nie Huaisang yang mendapat sedikit senyuman dari Wei Wuxian. Sangat sedikit.
"Bagus. Dia meresponmu. Dia teringat hal Bahagia denganmu" kata Wei Xingchen
"Wei Ying. Aku percaya padamu. Aku tidak marah padamu" kata Lan Wangji.

Perkataan Lan Wangji membuat Wei Wuxian cemberut dan meliriknya namun pandangannya masih datar. Wei Xingchen dapat membaca wajah adiknya, Wei Wuxian masih tidak percaya dengan ucapan Lan Wangji.

"A-Xian, ge ge tau kau shock dengan informasi tentang mama. Tapi semua hal perlu kau cari tau sebelum kau masukan dalam hati. A-Xian, ge ge juga tau kau tidak terima dengan keputusan papa yang mengundurkan hari pernikahan kalian. Tapi mau pikir, jika keadaanmu begini, apakah bisa kau menikah dengan Lan Wangji? A-Xian aku juga pernah bilang, luapkan segala emosimu. Berfikirlah. Jangan kau pendam. Jika kau masih tidak terima pernikahanmu di undur, kakak bantu kau minta ke papa. Bukan, kakak bantu kau menikah dengan Wangji tanpa persetujuan papa" kata Wei Xingchen.

Wei Wuxian bergerak. Ia bangun dan duduk. Pandangan matanya tajam dan penuh emosi. Seperti bukan Wei Wuxian yang selalu memandang seseorang dengan tatapan teduh dan matanya pun seperti tersenyum. Tapi sekarang ia memandang seseorang seperti bukan dirinya. Dirinya yang ramah seperti hilang di telan amarah.

"keluar!! Kalian semua keluar!!" bentak Wei Wuxian dengan perasaan amarah yang menggebu-gebu namun wajah yang tetap datar
"Aku akan tetap di sini. Menunggumu" kata Lan Wangji
Wei Wuxian mengambil sesuatu dari balik bantalnya "kalian pergi atau aku bunuh diri" ancam Wei Wuxian sudah menempelkan ujung gunting ke lehernya
"A-Xian/ Xian Ge/ Wei Ying" pekik mereka bersamaan
"Kalian tidak mau pergi? Baik" kata Wei Wuxian yang sudah menekan ujung gunting ke lehernya. Hingga menggoresakan luka lagi di lehernya yang putih dan jenjang
"Baik-baik. Jangan kau tekan lagi. Kami akan mundur" kata Lan Wangji
"Lepaskan dulu A-Xian. Lehermu sudah terluka" kata Wei Xingchen
"Keluar!!!!" kata Wei Wuxian yang masih belum melepaskan gunting yang ia pegang

Mereka mundur dan keluar kamar. Wei Wuxian melepaskan gunting dari tangannya dan ia simpan lagi balik bantal. Wei Wuxian tersenyum, dan menangis, ia tertawa dan matanya melihat tak tentu arah. Mereka yang keluar dengan perasaan lega, namun khawatir. Lega karena Wei Wuxian sudah benar-benar sadar dan mau bicara, khawatir karena sikap anehnya dan depresi nya semakin parah dan tidak main-main untuk melukai diri sendiri.

"Kalian lihat sikap Xian Ge. Benar-benar seperti orang gila" kata Nie Huaisang
"Dia perlu pelampiasan emosi. Aku akan memberinya obat nanti"
"Kenapa nanti? Kenapa tidak sekarang?" tanya Lan Wangji
"Kau lihat! Dia didekati seperti apa?" jawab Wei Xingchen kesal
"Apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Nie Huaisang
"A-Xian biasanya setelah emosinya terlampiaskan ia akan membaik setelah bangun tidur"
"Mungkin sedikit meredakan masalahnya bisa membantu pengobatannya" usul Nie Huaisang
"Ehm, Aku harus bicara dengan papa" kata Wei Xincheng
"Apakah Chen ge yakin?" tanya Nie Huaisang
"Aku harus mencobanya. Paling tidak tidak mengundur pernikahannya. Atau setidaknya tidak sampai 10 bulan" kata Wei Xingchen. Wei Xincheng mulai mencari kontak papanya. Ia menunggu lama tapi tidak ada jawaban
"Tidak ada jawaban?" tanya Lan Wangji
"Iya. Ah papa chat, ia bilang sedang rapat"

Bugh
Pyar
Brugh
Krak
Hahahahaha
Pyar
Hiks hiks hiks
Hahahahaha
Bugh
Pyar

Suara gaduh dari kamar Wei Wuxian. Mereka kembali masuk dan melihat Wei Wuxian sudah duduk diatas kursi roda dan mengacak-acak semua barang di Kamar tersebut.

"A-Xian. Berhenti!" kata Wei Xingchen berusaha menghentikan adiknya
"Kalian pergi! Buat apa disini! Pergi!" ujar Wei Wuxian sambil melempari semua barang yang sanggup ia raih
"A-Sang, ambil peralatan medisku di mobil" bisik Wei Xingchen

Wei Xingchen berusaha maju untuk menghentikan Wei Wuxian. Wei Xingchen berhasil meraih tangan Wei Wuxian dan memeluknya. Wei Wuxian berhenti, ia menangis. Barang yang ia pegang jatuh seketika. Namun hanya beberapa detik saja. Detik berikutnya Wei Wuxian meronta lagi dari pelukan Wei Xingchen. Wei Xingchen sudah kewalahan dengan Wei Wuxian yang terus meronta. Nie Huaisang kembali dengan membawa tas medis milik Wei Xingchen.

"A-Sang, Wangji, pegang A-Xian. Jangan terlepas" kata Wei Xingchen membuka tas medisnya dan mengeluarkan Suntikan dan cairan
"Kalian mau apa? Apa yang akan kau lakukan? Apa yang akan kau suntikan padaku? Berhenti!! Berhenti!" kata Wei Wuxian berusaha melepaskan lengannya dari cengkraman Lan Wangji dan Nie Huaisang.
"Hanya agar kau tidur dengan tenang A-Xian" kata Wei Xingchen lalu menyuntikkan obat tersebut ke lengan Wei Wuxian

Perlahan pergerakan Wei Wuxian melemah dan ia tertidur. Wei Xingchen merawat luka baru Wei Wuxian. Luka lama darah sudah merembes ke perban karena terlalu banyak pergerakan dari Wei Wuxian. Perbannya di ganti Wei Xingchen. Wei Xingchen sedikit khawatir dengan kaki Wei Wuxian. Wei Xingchen mencoba meraba kaki Wei Wuxian. Ia mencoba membuka balutan perban di kaki Wei Wuxian. Beruntung tidak ada darah yang merembes keluar, dan kaki tetap aman.

"Kakinya tidak apakan?" tanya Lan Wangji khawatir
"Emn"
"Kapan dia bangun Chen Ge?“ tanya Nie Huaisang
"Kemungkinan ia akan bangun tengah malam atau besok. Atau bisa lusa. Tergantung dari fisik A-Xian sendiri, untuk penyembuhannya. Obat ini sebenarnya bukan sepenuhnya obat penenang saja. Tapi obat ini pemicu untuk membuatnya tidur dan beristirahat. Heranku, hanya obat penenang saja tidak terlalu berpengaruh kepadanya. Hanya sebentar saja membuatnya istirahat. Lan Wangji, aku izin ke kau! untuk disini menjaga adikku malam ini!" kata Wei Xincheng
"Emn"
"Kau tidak bekerja Ge?" tanya Nie Huaisang
"Aku ada pekerjaan besok pagi. Aku bisa melihat perkembangannya sampai besok pagi sebelum berangkat"

Wei Ying, izinkan aku menikahimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang