BAB 11

887 70 1
                                    

Lan Wangji akhirnya tidur di rumah Wei Wuxian. Lan Wangji tentunya tidur satu kamar dengan Wei Wuxian. Namun ia tidur di sofa kamar Wei Wuxian. Wei Wuxian terbangun di pagi buta. Bahkan Lan Wangji masih tertidur lelap di sofanya. Wei Wuxian menarik selimutnya dan menyelimuti setengah tubuh Lan Wangji. Ia melihat jam masih pukul 03.50. Wei Wuxian membuka pintu kaca balkon kamarnya. Langit masih gelap, dan sepertinya hujan baru saja berhenti.

Lan Wangji terbangun karena merasakan udara dingin pagi yang berhembus. Lan Wangji duduk dan mengerjapkan matanya. Ia melihat Wei Wuxian tengah berdiri dan bersandar pada balkon sambil melihat keluar.

"Wei Ying" panggil Lan Wangji lalu mendekati Wei Wuxian
"Emn"
"Kenapa kau sudah bangun? Mari tidur lagi"
"Aku lelah tidur terus Lan Zhan"
"Kau lapar?“
"Aku tidak lapar Lan Zhan"
"Kau tidak makan sejak kemarin... Kau tidak mau kan membuat orang yang menyanyangimu sedih?“
"Siapa yang menyanyangiku Lan Zhan?"
"Aku... Aku, Jiang Wanyin, Kak Yanli... Makanlah... Kau ingin apa?" tanya Lan Wangji
"Aku tidak berfikir makan saat ini Lan Zhan... "
"Tubuhmu perlu makan... Obatmu perlu diminum. Aku akan menemanimu sampai kapanpun. Jika perlu kita menikah hari ini" ujar Lan Wangji yang membuat mata Wei Wuxian terbelalak
"Baiklah... Masakan aku sesuatu yang berkuah dan pedas"
"Baik aku masakan sekarang"
"Aku ikut"
"Mari"

Lan Wangji turun ke dapur bersama Wei Wuxian. Terlihat disana Mian mian sedang membersihkan rumah, dan di dapur ada Luo Qingyang. Lan Wangji hanya menunduk menyapa Luo Qingyang. Luo Qingyang sedikit kaget melihat Tuan mudanya bangun di pagi buta. Kecuali jika Tuan mudanya depresi lagi seperti dulu.

"Tuan Muda... Biar saya saja yang memasak" ujar Luo Qingyang
"Aku ingin makan masakannya bi"
"Baiklah kalau begitu,, bibi bisa bantu apa tuan?“
"Tidak perlu"
"Maksud Lan Zhan, bibi istirahat saja"
"Baik tuan... Bibi kebelakang dulu"
"Wei Ying, setelah makan, lalu mandi, dan aku bantu ganti perban"
"Iya Lan Zhan"

Setelah makan sedikit, mandi dan ganti perban, Wei Wuxian kembali tertidur. Dalam tidurnya ia memimpikan mamanya. Ia melihat mamanya memakai baju putih, warna pakaian yang tidak di sukai mamanya. Mamanya berdandan cantik dengan rambut tergerai sebahu, yang setau Wei Wuxian mamanya tidak suka rambut pendek. Mamanya menuntun Wei Wuxian ke kamar mamanya. Mamanya membuka laci meja rias, dan mengambil sebuah kotak kecil. Mama Wei Wuxian memberikan kotak itu ke anaknya, ia memberitahu kata sandi itu ke anaknya, yang di dalamnya berisi sebuah kalung sederhana dengan liontin berbentuk bulat berwarna hitam. Di belakangnya terukir nama Wei Ying. Setelah memberi kalung itu mama Wei Wuxian perlahan memudar dan menghilang.

Wei Wuxian terbangun. Ia langsung melompat dari tempat tidurnya dan menuju kamar kedua orangnya. Lan Wangji yang masih setia menunggu Wei Wuxian yang menungguinya di luar kamar ikut mengekor di belakang Wei Wuxian. Benar, Wei Wuxian mendapatkan kotak seperti dalam mimpinya, Wei Wuxian mencoba membukanya dengan kata sandi seperti dalam mimpinya, dan kotak itu terbuka. Di dalamnya pun berisi sama dengan mimpi Wei Wuxian. Wei mengambil kalung tersebut. Ia membalikan kalung tersebut, 'Wei Ying', kata yang ada di belakangnya. ukirannya halus membuat Wei Wuxian menundukan kepalanya. di genggamnya kalung tersebut dan menangis sambil mendekatkan kalung tersebut ke jantungnya.

"Aku pakaikan?" tanya Lan Wangji
"Emn..." jawab Wei Wuxian lalu memberikan kalung tersebut dan di pakaikan Lan Wangji
"Indah"
"Mama... Aku memimpikan mama memberiku kalung ini. Mama memberitahu password kotak ini, aku sendiri sebelumnya tidak tau" ujar Wei Wuxian
"Itu mungkin sebuah petunjuk untukmu Wei Ying"
"Terima kasih Lan Zhan... Kau sudah berada disini"
"Aku akan selalu disini sampai 2 hari kedepan Wei Ying"
"Kenapa kau tidak pindah kemari? Temani aku...“
"Wei Ying... Aku memiliki rumahku sendiri... Aku belum menikahimu... Mana mungkin aku terus berada disini?“ ujar Lan Wangji
"Lan Zhan... Aku tidak sabar besok... Berharap mamaku datang bersama papa... Dengan keadaan baik... Paling tidak masih bisa dibawa kerumah sakit untuk di selamatkan" ujar Wei Wuxian
"Wei Ying... Mari kebawah... Semua orang berada di bawah"
"Siapa?" tanya Wei Wuxian berjalan keluar kamar dan menutup kembali pintu kamar tersebut
"Jiang Wanyin, kakakku, Kak Yanli, Jin Zixuan, Nie Huaisang, Nie Mingjue, dan Jin Guangyao"
"Ah... Sejak kapan mereka sampai?“
"Setengah jam yang lalu"

Wei Ying, izinkan aku menikahimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang