Tak lama mereka sampai. Jiang Cheng memarkirkan mobilnya di garasi rumah. Ia melihat mobil terparkir di depan pagar, yang tak asing lagi baginya. Mobil Lan Xichen. Bukankah dia dan Lan Wangji keluar kota kemarin. batinnya.
"Bangun A-Xian. Kita Sudah sampai" ujar Jiang Yanli
"Eehhmm... Iya kak" jawab Wei Wuxian yang masih mengumpulkan kesadarannya
"Bagaimana kepalamu?“ tanya Jiang Cheng yang membantu mengeluarkan barang-barang Wei Wuxian
"Sehat" jawab Wei Wuxian "A-Cheng... Mobil siapa itu di depan rumahmu" tanya Wei Wuxian yang sudah keluar dari mobil
"Sepertinya mobil kak Xichen"jawab Jiang Cheng lalu membawa barang Wei Wuxian masuk ke rumahnya
"Hei... A-cheng, kau bawa kemana barangku? Rumahku di sebelahmu!“ ujar Wei Wuxian lalu berlari mengejar Jiang Cheng
"A-Xian.... Jangan lari!! Nanti kau jatuh..." ucap Jiang Yanli
"Jangan menyumpahiku kak“ ujar Wei Wuxian setengah berteriakBruk
Wei Wuxian tersandung lantai teras depan rumah. 'Aargghh' pekik Wei Wuxian.
"Ceroboh" ia membantu Wei Wuxian untuk bangun. Suaranya berat, Wei Wuxian mengenal suara ini
"Lan Zhan"
"Mana yang sakit?" tanya Lan Wangji
"A-Xian... Sudah kakak bilang, jangan berlari." ucap Jiang Yanli
"Kata-kata kakak seperti perintah buat A-Xian! Kakak bilang jangan lari, dia akan lebih kencang berlari" ejek Jiang Cheng lalu berlari menghindari kejaran Wei Wuxian
"A-Cheng!!" seru Wei Wuxian yang masih mengejar Jiang Cheng
"Sudah... Sudah... A-Xian... Kau baru sembuh, istirahatlah...! A-Cheng... Jangan goda A-Xian!" ucap Jiang Yanli melerai kedua orang yang masih seperti bocah
"Kak Xichen... Wangji... Kalian kemarin keluar kota kan?“ tanya Jiang Cheng
"Sudah pulang kemarin malam" jawab Lan Xichen
"Ehm... Sudah selesai pekerjaan kalian?“ tanya Wei Wuxian
"Sudah" jawab Lan Wangji
"Benarkah?“ tanya Jiang Cheng sedikit pesimis
"Ada yang tidak sabar ingin segera kembali" ujar Lan Xichen lalu tersenyum sambil melirik adiknya yang terlihat memerah telinganya
"Sepi sekali?“ tanya Wei Wuxian
"Ayah ibu pergi keluar kota sama papa mama" jawab Jiang Cheng lalu mengambil beberapa air mineral di lemari pendingin dan melemparnya satu-satu ke Lan Xichen, Lan Wanji dan Wei Wuxian. Khusus Jiang Yanli, ia memberikannya, bukan melemparnya.
"Terima kasih" ucap Lan Xichen, di ikuti anggukan dari Lan Wangji
"Hah? Maksudnya. Ayah ibu ikut papa mamaku?“ tanya Wei Wuxian
"Memang siapa lagi yang aku panggil papa mama dan ayah ibu? Bodoh!“ umpat Jiang Cheng
"Pulang kapan?“
“seminggu"
"Ada acara apa?“
"Liburan"
"Bisakah kita juga liburan? Aku penat di kota ini" keluh Wei Wuxian
"Sadar tidak kau itu baru saja pulang?“ gerutu Jiang Cheng
"Aku sehat A-Cheng" sanggah Wei Wuxian
"Siapa tadi yang bilang pusing?“ tanya Jiang Cheng setengah mengejek
"Itu karena aku teringat kekejaman mereka!!“ ungkap Wei Wuxian yang membuat orang disana terdiam.
"Baiklah kita juga berlibur. Namun kakak harus minta izin ke mama dan ibu" ujar Jiang Yanli lalu menjauh dan menelpon ibunya
"Jika kalian tidak sibuk, ikutlah" ujar Wei Wuxian penuh harap lalu menatap Lan Wangji yang sedari tadi mengamatinya
"Emn" angguk Lan Wangji
"Kita tidak sibuk" ucap Lan Xichen dengan senyum merekah yang membuat wajahnya semakin tampan
"Kau semakin tampan jika tersenyum Kak Xichen" ucap Jiang Cheng pelan tanpa sadar namun masih terdengar oleh Lan Xichen yang berada pas di sampingnya.
"Ah... Terima kasih" balas Lan Xichen yang tak kalah pelan
"Baiklah mama ibu papa dan ayah memperbolehkannya. Namun, kau A-Xian, tidak boleh lupa minum obat, dan jangan ke tempat yang membuatmu lelah" ucap Jiang Yanli yang membuyarkan kedua orang yang sedang berbisik mesra
"Ah... Baiklah. Kemana kita" tanya Wei Wuxian namun ia menjadi salah tingkah karena tatapan Lan Wangji yang tidak berpaling darinya
"Villa. Kita punya villa dengan pemandangan danau" ucap Lan Xichen
"Kapan kita berangkat?“ tanya Jiang Cheng
"Besok? Pukul 8?“ usul Lan Wangji
"Oke" jawab mereka hampir serempak
"Kak... Kakak ajak Jin Zixuan saja..." usul Wei Wuxian
"Ah... Kau benar A-Xian" ujar Jiang Yanli girang lalu menelpon Jin Zixuan yang langsung di setujui oleh calon suaminya.Keesokannya mereka semua sudah berkumpul di rumah Jiang Cheng pukul 8.00. Tak ingin melewatkan kesempatan, Lan Wangji mengambil koper Wei Wuxian dan memasukkan ke mobil sport miliknya yang berwarna putih. Sedangkan Lan Xichen melakukan hal yang sama dengan yang Lan Wangji lakukan kepasangan mereka ke mobil sportnya yang berwarna biru terang. Disusul Jin Zixuan ke mobil sportnya yang berwarna kuning.
"A-Cheng...kakak...Kenapa kita berpisah mobil? Bukankah aku punya mobil yang cukup kita berenam?" tanya Wei Wuxian
"Tentu kau ingin berbicara dengan Tuan Muda Lan kedua bukan A-Xian?“ bisik Jiang Yanli
"Kakak" panggil Wei Wuxian dengan wajah yang sudah merona merah
"Wei Ying... Masuk" ucap Lan Wangji
"Eh... Iya"
"Ada yang tertinggal?“ tanya Lan Wangji sebelum mereka masuk ke mobil
"Obat?“ tanya Jiang Yanli
"Sudah"
"Handphone?" tanya Jiang Cheng
"Sudah"
"Koper?"
"Sudah di masukan Lan Zhan"
"Charger?“
"Ada"
"Jam tangan?"
"Aku pakai"
"Pengaman seks?" celetuk Jiang Cheng
"A-Cheng!!!" seru Jiang Yanli, Wei Wuxian dan Lan Xichen, yang mendapat cekikikan dari Jiang Cheng
"Sudah-sudah... Cepat masuk mobil, ayo kita berangkat" ujar Jiang Yanli
"Mulut tuh pakek filter A-Cheng!" ujar Wei Wuxian setengah berteriak lalu masuk mobilSelama di dalam mobil hanya ada kesunyian di mobil Lan Wangji. Wei Wuxian tidak berani buka suara, dan Lan Wangji memanglah orang yang pendiam. Berbeda dengan mobil Lan Xichen yang penuh omelan dan sendau gurau Jiang Cheng. Berbeda lagi dengan mobil Jin Zixuan, kehangatan Jiang Yanli membuat Jin Zixuan bermesraan dengan Jiang Yanli.
"Wei Ying... Maaf" ujar Lan Wangji mengawali pembicaraan
"Untuk?“
"saat lulus SMP" jawaban Lan Wangji membuat Wei Wuxian membeku
"Kemana? Dahulu kau kemana?“
"Luar negeri. Kedua orang tuaku koma, dan... meninggal karena kecelakaan. Paman tidak memperbolehkan kami kembali. Kami harus disana untuk belajar tentang perusahaan papa. Paman memperbolehkan kembali saat usia kami cukup untuk mengelola perusahaan, dan Xiongzhang pulang kemari lebih dulu untuk mulai mengurusi perusahaan orang tua kami" ucap Lan Wangji panjang lebar, yang membuat Wei Wuxian sedikit melongo, karena tidak pernah Lan Wangji berbicara banyak
"Di usiamu yang masih belia, kau harus belajar tentang perusahaan?"
"Emn"
"Lalu kenapa tidak menghubungiku?“
"Aku tidak mempunyai nomormu"
"Menulis surat. Atau e-mail... Tidak bisakah kau melakukannya?“
"Aku tidak punya alamat rumah dan e-mail mu"
"Kau tidak mencari tau?“
"Sudah. Namun informasi tentang keluargamu dan keluarga Jiang tertutup rapat"
"Ah... Ya... Pada saat itu memang benar, karena kecelakaanku, mereka menutup semua informasi tentangku... Tentu kau tau siapa papaku dan ayahnya A-Cheng, mereka sempat menjadi pembawa acara talkshow yang terkenal di masa nya"
"Emn.. Aku juga tau tentang kecelakaanmu. Maafkan aku" mata Wei Wuxian membulat sempurna
"Da... Darimana kau tau?“
"Jiang Wangyin dan Kakakmu Jiang Yanli" Wei Wuxian hanya mengehembuskan nafasnya berat mendengar penuturan Lan Wangji
"Sudahlah. Itu masa lalu Lan Zhan. Lagi pula, aku yakin, kau saat itu sedang berduka karena kehilangan kedua orang tuamu. Aku juga yakin, kau sedang belajar keras untuk perusahaan papamu dan sekolahmu. Terima kasih kau sudah menjelaskannya" ucap Wei Wuxian lalu matanya mengarah memandang Lan Wangji dan tersenyum manis.
"Tapi sangat terlambat menjelaskannya sekarang"
"Tidak ada kata terlambat Lan Zhan. Aku bisa mengerti, dan aku tidak marah"
"Tapi... Kau kehilangan janinmu" ucapan Lan Wangji membuat mata Wei Wuxian terbelalak
"Sudahlah. Jangan bahas itu Lan Zhan" ujar Wei Wuxian memutar bola matanya melihat keluar jendela
"Maaf"
"Tidak perlu Lan Zhan"
"Terima kasih Wei Ying"
"Emn"
"Bisakah kita kembali seperti dulu?"
"Ehm... Mungkin bisa. Kita.coba.dulu!" kalimat terakhir penuh penekanan dan keyakinan
"Terima kasih Wei Ying. Aku mencintaimu" ujar Lan Wangji yang membuat hati Wei Wuxian berbunga-bunga
"Emn... Aku tau"
"Kau mencintaiku. Wei Ying?"
"Menurutmu Lan Zhan? Jika aku tidak mencintaimu, akankah aku memaafkanmu? Aku memaafkanmu karena perasaanku padamu tidak pernah hilang dan semakin bertambah cinta padamu Lan Zhan" ujar Wei WuxianLan Wangji meraih tangan Wei Wuxian dan menciumnya.
"Terima kasih Wei Ying"

KAMU SEDANG MEMBACA
Wei Ying, izinkan aku menikahimu
RandomWei Wuxian seorang lelaki Cantik yang di bully pacarnya sendiri Song Lan. Namun ia di selamatkan oleh seseorang dari masa lalunya, yang ternyata masih sangat mencintainya... mau tau ceritanya... ayo... Cuzz langsung baca aja... mohon maaf kakak s...