BAB 46

397 32 2
                                    

Tibalah hari pernikahan Wei Xingchen. Semua mata tertuju kepada cantiknya Wen Qing yang memakai gaun pernikahan berwarna putih dan ketampanan Wei Xingchen yang memakai setelan berwarna putih. Wei Xingchen dan Wen Qing mengucapkan sumpah pernikahan. Wajah Wei Xingchen yang awalnya serius dan tampak tegang, sekarang terlihat cerah, bersinar. Seperti semua bebannya telah pergi. Sama seperti wajah Wen Qing. Tatapannya tampak datar, tidak ada senyum di wajahnya. Namun setelah sah, bibirnya terus tersungging senyuman kebahagiaan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua bertepuk tangan setelah mereka sah dan berciuman penuh mesra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua bertepuk tangan setelah mereka sah dan berciuman penuh mesra. Namun dari belakang ada yang mengintai Wei Wuxian. Seseorang seperti Mo Xuanyu yang langsung terjun untuk mengawasi anak buahnya, bukan Si si atau yang lainnya, namun langsung Mo Xuanyu sendiri. Tentunya dia dengan cara menyamar baru bisa tidak di kenali oleh orang sekitarnya.

Setelah sumpah pernikahan, mereka langsung mengadakan pesta. Pesta itu digelar meriah, dan banyak tamu undangan yang datang. Termasuk orang penting dan beberapa artis kenalan Wei Changze.

Semua tamu undangan duduk di meja bulat yang telah disiapkan. Pelayan mulai menaruh makanan dan minuman, termasuk minuman beralkohol, teh dan air mineral bagi yang tidak minum alkohol. Wei Changze memberi beberapa sambutan dan ucapan terima kasih karena sudah hadir di pesta pernikahan anak tertuanya, setelah selesai beberapa kata, mereka bersiap untuk bersulang dan makan bersama. Termasuk Wei Wuxian. Mo Xuanyu melirik anak buahnya. Anak buahnya memberi isyarat anggukan bahwa air mineral dan teh Wei Wuxian sudah di masukan racun.

Mereka bersulang. Tapi Wei Wuxian tidak ingin minum atau makan apa yang ada di depannya. Memang aneh, tapi untik kali ini Wei Wuxian sedang merasakan perutnya tidak nyaman. Sehingga ia membatasi diri untuk makan dan minum apapun.

"Ada yang salah Wei Ying?"
"Perutku tidak nyaman Lan Zhan"
"Sakit?“
"Tidak. Hanya sedikit tidak nyaman"
"Minumilah air mineral. Kau mau air hangat?“
"Tidak. Ini saja" kata Wei Wuxian mengambil air mineral di depannya dan meminumnya hingga habis.

Wei Wuxian merasakan aneh dengan rasa minumannya. Padahal ini air mineral. Tak selang lama hanya beberapa menit Wei Wuxian tiba-tiba mimisan padahal tidak terluka pada hidunganya, badannya merasa baik-baik saja, hanya perutnya tidak nyaman seperti penuh. Selang beberapa menit, ia mulai sesak nafas perlahan, ia terjatuh ke lantai, di ikuti dengan kejang-kejang, dan keluar busa dari mulutnya. Semua tamu undangan panik. Wen Ning dan Wen Qing berpandangan, mereka tau ciri-ciri Wei Wuxian seperti ini, adalah Ciri-ciri orang keracunan. Tidak menunggu lama Wen Ning langsung meminta Lan Wangji membawa Wei Wuxian ke rumah sakit terdekat.

Beruntungnya rumah sakit tempat Wen Qing bekerja, dekat dengan hotel tempat Wen Qing mengadakan pernikahan. Walau tidak pas  berada di depannya. Paling tidak hanya membutuhkan waktu 10 - 15 menit untuk sampai disana dengan berlari.

Wei Wuxian langsung di terima suster dan dokter disana. Tak membutuhkan waktu lama dokter langsung menangani Wei Wuxian. Keluarga Wei Wuxian harap - harap cemas. Tiap menitnya selalu membuat mereka tidak tenang. Setelah lama menunggu, Dokter yang menangani Wei Wuxian akhirnya berhadapan langsung dengan keluarga. Wei Wuxian benar keracunan, dan sialnya sekarang ia koma.

Kabar yang membuat Lan Wangji bagai di sambar petir. Wei Xingchen, Lan Xichen, Jin Zixuan mulai menyelidiki tentang Wei Wuxian. Sampai beberapa hari berlalu, akhirnya mereka dapat memastikan jika pelaku utamanya adalah Mo Xuanyu, tentunya dengan Xue Yang juga. Walau sebelumnya mereka sudah bisa menebaknya namun kali ini mereka yakin karena bukti sudah ada di tangan mereka. Memang aneh jika menemukan mereka dalam waktu singkat. Tapi dengan cctv, teknologi dan penyelidikan hebat dari Ouyang Zizhen dan polisi mereka tau dalangnya. Namun untuk menemukan keberadaan Mo Xuanyu dan Xue Yang bagai mencari jarum dalam tumpukan jerami. Sangat sulit, karena mereka tidak tinggal di satu tempat dan selalu berganti - ganti ponsel dan nomor handphone.

Hingga 2 minggu berlalu, Wei Wuxian tidak kunjung sadar, dan akhirnya beberapa bulan berlalu Polisi berhasil menangkap Mo Xuanyu, Xue Yang, Su She dan yang lainnya. Polisi mendapati mereka menyamar di bandara dan akan terbang ke Brazil.

"Wei Ying, kau dengar Xue Yang sudah tertangkap. Mo Xuanyu sudah tertangkap. Kau bisa tenang sayang. Sayang, kapan kau sadar? Kita akan ke pantai lagi. Menikmati udara malam seperti kesukaanmu. Ah bagaimana jika saat ulang tahunmu? Sebentar lagi ulang tahun mu. Kau setuju? Bangunlah sayang" kata Lan Wangji mencoba tetap semangat dengan keyakinan bahwa Wei Ying akan bangun dari tidur panjangnya
"Kuatlah Wangji" kata Wen Qing
"Aku tidak akan memaafkan mereka. Mereka sudah merenggut kehidupan Wei Ying Ku"
"A-Xian belum mati. Tugasmu terus mengajaknya bicara. Kau harus kuat demi dia saat bangun nanti" kata Wen Qing
"Apakah dia akan bangun?"
"Tentu. Kami tim dokter tidak akan menyerah"
Nie Huaisang datang bersama Jiang Cheng, ia langsung membuka kamar Wei Wuxian "Siang Xian Ge... Ji Ge. Xian Ge, aku membawa ramen pedas kesukaanmu... Jika kau tidak bangun untuk Ji Ge ya. Xian ge... Ini enak sekali, kira bisa makan bersama... Kau mau?" seru Nie Huaisang di sertai isak tangis
"Xianxian, kau tau, jie jie hamil anak kedua. Dia masih hamil muda, jadi tidak bisa kemari. Tapi dia titip salam padamu.  Dia juga mengirimkan foto usg calon anaknya. Jie jie berharap dia sepertimu cantik juga tampan. Kau senang?" tanya Jiang Cheng tersenyum namun air mata mengalir dari matanya
"Kalian, untuk apa bicara namun juga menangis. A-Xian akan sedih jika melihatnya. A-Xian tidak mati. Ia bisa mendengar kalian" kata Wen Qing
"Aku tidak menangis" kata Nie Huaisang
"Lalu apa yang keluar dari matamu? Pasir?" tanya Jiang Cheng
"Kau juga menangis!" balas Nie Huaisang
"Aku memang menangis! Mengeluarkan air! Bukan pasir!" ujar Jiang Cheng
"Aku keluar dulu. Kalian jangan bertengkar. Jaga A-Xian baik-baik" kata Wen Qing "coba kalian peduli dengan Wangji. Aku takut akan ada yang depresi lagi" bisik Wen Qing ke Jiang Cheng dan Nie Huaisang

Mereka berdua otomatis melirik Lan Wangji yang sekarang lebih banyak diam dengan mata yang tertuju ke Wei Wuxian saat di depan orang lain. Penampilan Lan Wangji masih tetap mempesona, namun lingkaran hitam di matanya tidak dapat di bohongi jika ia kurang tidur. Ia selalu di samping Wei Wuxian dengan menggenggam erat tangan Wei Wuxian. Saat sendiri, ia berbicara banyak dan membicarakan hal apapun. Tujuannya agar tiba-tiba Wei Wuxian menanggapi ucapannya.

"Ji Ge, kau sudah sarapan? Makanlah ramen kesukaan Xian Ge. Agar saat dia bangun ia bisa memujimu karena kau  mampu makan pedas" bujuk Nie Huaisang
"Tidak"
"Ji Ge, kau ingin Xian Ge sedih? Saat dia bangun melihat tubuhmu yang kurus, atau bahkan sakit. Apa menurutmu dia bisa tidak menyalahkan dirinya sendiri jika melihatmu begini?" kata Nie Huaisang
"Makanlah walau sedikit. Agar Xianxian juga bisa tenang" bujuk Jiang Cheng
"Emn, kalian benar" jawab Lan Wangji menerima ramen dari Nie Huaisang
"Wangji kau harus kuat dan semangat. Demi Xianxian" kata Jiang Cheng dan Lan Wangji yang mengangguk
"Yakinlah, dia juga melihat kita dan mampu mendengar kita" kata Nie Huaisang

Wei Ying, izinkan aku menikahimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang