Xiao Xingchen mengajak Wei Wuxian ke Wangfujing. Wangfujing merupakan pusat perbelanjaan populer di Distrik Dongcheng, Beijing dengan panjang jalanan sekitar 1,8 km. Wei Wuxian membeli beberapa barang disana, tentunya tak luput barang ori branded yang di jual disana. Sampai tiba saatnya makan malam. Xiao Xingchen mengajaknya kesalah satu rumah makan khas Indonesia yang tidak jauh dari sana. Wei Wuxian dan Xiao Xingchen memesan makan dan minuman yang di angguki ramah oleh pelayan dengan wajah Khas Indonesia.
"Tuan Wei...sepertinya ada yang menganggu pikiranmu" ujar Xiao Xingchen
"Ah, panggil saja Wuxian,, dokter Xiao... Sepertinya aku memang butuh waktu konsultasi lebih lama daripada di Rumah Sakit"
"Jika begitu, setelah makan, kita bisa lanjutkan konsultasi di apartemen A-Ning..."
"Tidak perlu sekarang juga dokter... Kau pasti lelah sudah menemaniku malam ini... Bisa saat kau cuti atau libur"
"Baiklah kalau begitu, besok akan aku jadwalkan jam 6 setelah aku dari rumah sakit"
"Baiklah dokter"
"Tuan... Ini makanannya" ujar pelayan membawakan makanannya namun ia tiba-tiba mata pelayan itu membulat melihat darah yang keluar dari hidung Wei Wuxian
"Tu.. Tuan... Hidung anda..." pekik pelayan lain yang tak jauh dari pelayan yang melayani Wei Wuxian, yang pastinya membuat pengunjung penasaran
"Wuxian.. Kau..." ujar Xiao Xingchen khawatir
"Tuan, bawalah adik anda ke toilet dulu.. Toiletnya berada di lorong itu" ujar pelayan ke Xiao Xingche
"Adik?“ tanya Xiao Xingchen
"Bukankah kalian kakak beradik? Kalian sangat mirip" ujar pelayan yang di setujui oleh pelayan lain dan pengunjung disana
"Ah, kubawa dia ke toilet dulu"
"Ah... Dokter Xiao... Aku memang sempat berpikir jika kita mirip sejak pertama melihatmu" ujar Wei Wuxian pelan saat di papah Xiao Xingchen ke toilet
"Kita sepemikiran Wuxian... Kemarilah, aku basuh darahmu" ujar Xiao Xingchen
"Ah Terima kasih dokter Xiao"
"Xingchen... Cukup xingchen..."
"Ah, baik Xingchen Ge..."
"Kau kenapa? Kenapa tiba-tiba mimisan?“ tanya Xiao Xingchen
"Entahlah Ge... Aku tidak pernah mimisan sebelumnya"
"Ya sudah setelah ini kita pulang saja... Kita bisa pergi lain waktu saat kau merasa lebih baik"
"Emn... Terima kasih"Tibalah saat hari pernikahan Jiang Yanli dan Jin Zixuan. Wei Wuxian memberanikan diri untuk kembali ke rumahnya untuk menghadiri acara pernikahan kakaknya. Walau bisa di katakan ia kembali dengan menyamar, dan hanya Wei Changze, Wen Qing, Jiang Cheng dan Jiang Yanli yang tau. Ia sungguh, tidak ingin berkomunikasi dengan Lan Wangji untuk saat ini. Sampai acara selesai Wei Wuxian langsung pergi ke bandara diantar mereka bertiga kecuali Jiang Yanli, dan Wen Qing akan ikut dan tinggal selama beberapa hari disana untuk urusan pekerjaan.
Namun, sepertinya mereka di hadapkan pada suatu masalah. Lan Wangji dan Lan Xichen sudah mengikuti mereka sejak awal mereka berangkat dari gedung pernikahan. Sejujurnya Lan Wangji sudah curiga jika itu adalah Wei Wuxian yang sedang menyamar. Saat di bandara Lan Wangji dan Lan Xichen menghadang Wei Wuxian dan lainnya. Wajah Wei Wuxian memucat, ia mundur selangkah dan ingin rasanya ia berlari menjauhi orang-orang yang Mengahadangnya.
"Wei Ying... Kau Wei Ying" Lan Wangji buka suara. Suara itu sebenarnya sangat di rindukan Wei Wuxian
"Wei Wuxian tidak disini!" ujar Jiang Cheng
"Kau Wei Ying kan!" ucap Lan Wangji yang langsung mencengkram tangan Wei Wuxian
"Kau apa-apaan, hah!!! Dia saudaraku!! Dia bukan Wei Wuxian!" bentak Jiang Cheng
"A-Cheng, jujurlah jika memang itu adik Wei..."
"kak Xichen... Perlukah kita memutuskan hubungan jika kau terus membela adikmu yang membuat Wei Wuxian pergi!? Dan sekarang adikmu masih menganggu saudaraku yang bahkan dia bukan A-Xian!?" ujar Jiang Cheng
Raut wajah Lan Xichen memucat "kau... Ingin putus denganku?" tanyanya takut
"Jika kau tidak bisa memberikan pengertian dan pelajaran ke adikmu kita putus saja! Lagi pula kesalahan lama adikmu belum aku maafkan!!"
"Jiang Cheng" bisik Wei Wuxian pelan
"Tidak apa... Aku sudah jengah melihat dia yang mengganggu keluarga Wei" ujar Jiang Cheng pelan
"Tapi apa perlu kau putus dengan kak Xichen?“ balas Wei Wuxian
“tak apa..."
"Lan Wangji... Mengapa anda tidak bisa melepaskan anak saya? Saya tau anda tulus mencintai A-Xian. Tapi biarkan dia sembuh dulu. Walau depresi tidak bisa sembuh sepenuhnya, tapi biarkan kondisinya lebih baik dan bisa menerima anda kembali" ujar Wei Changze yang membuat Lan Wangji tertegun
"Paman kami pergi... " ujar Wen Qing lalu pergi di ikuti Wei Wuxian yang masih berusaha menahan emosi
"A-Qing... Aku harus meminum obatku" ujar Wei Wuxian
"Ah, tunggu kita duduk dulu didalam"
"Tidak... Berikan aku obatnya"Wen Qing berhenti ia memberikan obat dan sebotol air mineral. Lan Wangji mengamati Wei Wuxian dan Wen Ning. Entah mengapa hatinya yakin jika itu Wei Wuxian. Lan Wangji berlari menghampiri Wei Wuxian. Ia raih tangan Wei Wuxian. Ia buka paksa masker dan wig yang Wei Wuxian pakai. Wei Wuxian terperanjat begitu pula Wen Qing, Wei Changze dan Jiang Cheng yang menghampiri mereka
"Wei Ying... Maafkan aku... Aku tidak akan meninggalkan mu.. Jika kau hamil akan aku jaga kehamilanmu" ujar Lan Wangji langsung memeluk Wei Wuxian
"Pergi! Pergi!!!“ bentak Wei Wuxian lalu mendorong Lan Wangji hingga mundur kebelakang dan lengannya di cengkram oleh Wei Changze dan Jiang Cheng
"Tuan Lan Wangji!! Jika dia begini Wei Wuxian harus memulai pengobatannya lagi dari awal! Kau jangan menjadi pemicu sakitnya!! Masa pengobatannya baru sebulan lebih!!! pengobatannya masih panjang! Jika kau hadir lagi dan bahas tentang hamil dan anak lagi, aku yakin Wei Wuxian memilih bunuh diri dari pada bertemu denganmu!!!" ujar Wen Qing menahan emosi, lalu menghampiri Wei Wuxian yang sudah mengigil ketakutan dan menggengam cutter. Wen Qing segera menyeret Wei Wuxian masuk kedalam pesawat dan menjauhi Lan Wangji.Pack...
Bugh...Jiang Cheng memukul Lan Wangji. Lan Wangji hanya diam tidak bersuara. Jiang Cheng mencengkram kerah baju Lan Wangji.
"Aku bersumpah, jika kau menganggu pengobatan saudaraku, aku tidak akan merestui hubungan kalian! Kau tau kan, A-Xian selalu minta restuku untuk hubungannya... Dan asal kau tau,, aku tidak akan melanjutkan hubunganku dengan kakakmu!! Itu semua karena ambisi mu yang mengorbankan kebahagiaan kakak kandungmu!! Mengerti kau!!!“ ujar Jiang Cheng
"Apa maksud mu tidak melanjutkan hubungan kita?" tanya Lan Xichen
"Kita putus! Sampai adikmu benar-benar bisa kau kendalikan!! Aku tidak ingin memiliki hubungan yang membuat saudaraku menjadi stress seperti itu!! Mari pa, kita pulang... A-Xian sudah di pesawat" ujar Jiang Cheng lalu berjalan menjauhi kedua saudara Lan
"Wangji... Kakak tidak tau harus berkata apa padamu. Ayo kita pulang"Wei Wuxian dan Wen Qing sampai di Beijing saat langit sudah gelap. Mereka di jemput Xiao Xingchen. Xiao Xingchen sedikit kaget dengan raut wajah Wei Wuxian yang pucat. Wen Qing menceritakan semuanya ke Xiao Xingchen. Untuk 2 hari kedepan biarkan Wei Wuxian istirahat. Sementara biarkan Wei Wuxian tinggal dengan Xiao Xingchen, saat Wen Qing di Beijing. Lagi pula Xiao Xingchen tau apa yang harus ia lakukan untuk pasiennya.
Keesokannya Wei Wuxian merasa lebih baik. Entah kenapa, sekarang saat berada bersama Xiao Xingchen ia bisa menceritakan semua hal. Walaupun tidak memakai hipnotis. Ia bisa menangis dan meraung mengekspresikan emosinya. Mungkin karena Xiao Xingchen adalah dokternya yang umurnya tidak berbeda jauh darinya. Tapi entah mengapa, ia merasakan perasaan lain, yang tidak ia ketahui.
Sehari, dua hari, Wei Wuxian lebih nyaman tinggal dengan Xiao Xingchen. Lagi pula, Tujuan Wen Qing ke Beijing juga karena ia di tarik oleh salah satu rumah sakit disana. Untuk kali ini ia survei dan mencari tau tentang rumah sakit yang merekrutnya. Setelah ia melihat, mungkin nantinya bisa memutuskan akan di sini atau kembali. Setelah ia cari tau Rumah sakit yang merekrutnya berbeda dari rumah sakit tempat Wen Ning bekerja. Jadi otomatis Wen Qing akan tinggal bersama Wen Ning, untuk selanjutnya. Karena ia memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan di sini.
Sebulan setelahnya Wen Qing resmi bekerja di rumah sakit baru di Beijing, dan Wei Wuxian sudah pindah ke apartemen Xiao Xingchen sampai ia sembuh. Karena jika Wen Qing berada di apartemen Xiao Xingchen akan menempuh waktu lebih lama dari pada jarak dari apartemen Wen Ning ke Rumah Sakit Wen Qing. Wen Qing sempat khawatir karena Xiao Xingchen mengajak Wei Wuxian menetap di apartemennya. Padahal Xiao Xingchen termasuk tipe orang yang waspada dengan orang baru. Mungkin karena wajah mereka hampir mirip yang membuat Xiao Xingchen nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wei Ying, izinkan aku menikahimu
РазноеWei Wuxian seorang lelaki Cantik yang di bully pacarnya sendiri Song Lan. Namun ia di selamatkan oleh seseorang dari masa lalunya, yang ternyata masih sangat mencintainya... mau tau ceritanya... ayo... Cuzz langsung baca aja... mohon maaf kakak s...