BAB 17

620 52 4
                                    

Hari berikutnya Jiang Cheng dan Jiang Yanli datang mencari Wei Changze. Saat Itu kebetulan Wei Changze sedang dirumah. Tidak bekerja dan sengaja meliburkan diri beberapa hari karena masih dalam suasana berkabung.

"Tumben, tidak ada A-Xian kalian tetap kemari... Tidak bekerja?"
"Besok pa" jawab Jiang Cheng
"Apa yang ingin kalian tanyakan? Tentang A-Xian?“ tebak Wei Changze
"Iya pa... Papa taukan dimana dia“ tanya Jiang Cheng yang langsung to the point
"Apa gunanya jika papa tau atau tidak... Bukankah dari suratnya sudah jelas ia tidak ingin di ganggu"
"Apa papa tidak khawatir?“ tanya Jiang Yanli
"Orang tua mana yang tidak khawatir A-li... dengan keadaan anak yang seperti itu... Tapi papa lebih khawatir lagi jika dia disini" ujar Wei Changze  "tunggu disini" imbuh nya lalu beranjak dari kursi dan pergi ke kamar Wei Wuxian
"Papa mau kemana?“ tanya Jiang Cheng pelan
"Kita tunggu saja A-Cheng"

Wei Changze kembali dengan membawa sebuah kotak berwarna hitam. Kotak itu tidak terlalu besar, dan sepertinya Jiang Cheng pernah melihat kotak itu. Ia teringat saat itu, saat Jiang Cheng akan membuka kotak tersebut, namun Wei Wuxian segera mengambil kotak tersebut dan menyimpannya. Wei Wuxian tidak biarkan seorang pun membuka kota tersebut.

"Bukalah" ujar Wei Changze
"Tapi, bukankah A-Xian tidak membiarkan seorang pun membukanya?“ tanya Jiang Cheng
"Kau tidak penasaran isinya A-Cheng?“ tanya Wei Changze
"Ehm... Tapi pa... " tanya Jiang Cheng ragu

Tanpa ragu Wei Changze membuka kotak tersebut. Ternyata isinya banyak botol obat kosong. Lebih tepatnya obat antidepresan. Di bagian bawah selalu Wei Wuxian beri tanggal kapan ia beli, ternyata jarak 1 botol obat dengan botol lainnya tidak lama, padahal semua isinya 60 tablet.

"Kemarin saat ia kambuh, ia tidak membawa dan belum meminum obatnya. A-Xian sangat ketergantungan obat ini... Setiap pagi ia meminumnya. Beberapa kali ia mencoba tidak meminumnya namun yang ia rasakan kepalanya sangat sakit dan sempat kambuh. Hal itu mungkin tidak kalian ketahui, karena A-Xian bersama papa setiap berhenti minum obat" ujar Wei Changze
"Dari mana papa tau? Padahal posisi papa selalu diluar kota?“ tanya Jiang Cheng
"A-Cheng!! Sopan lah!!“ pekik Jiang Yanli "maafkan A-Cheng pa, dia terlalu khawatir dengan A-Xian" imbuhnya pelan
"Papa mengerti A-Li... A-Xian selalu melaporkan semua hal padaku. Sebelum ia tidur, ia selalu menghubungi ku. Entah itu hanya chat atau telpon biasa. Sedangkan hari-hari biasa ia selalu video call mamanya. Saat kami sedang bersama klien pun A-Xian berani merengek jika rindu mamanya..." ujar Wei Changze sambil matanya menerawang jauh mengingat kembali masa lalunya.
"Kami dekat namun sepertinya kami tidak tau apa-apa tentang A-Xian" ujar Jiang Cheng
"Bukannya tidak tau, namun A-Xian terlalu tertutup. Pada kami saja, jika berhadapan langsung ia tidak bisa menceritakan harinya, tidak seperti lewat ponsel" ucap Wei Changze
"Tuan... Boleh saya bicara?" tanya Lou Qingyang
"Ah silahkan bi... Duduk saja di kursi bi" ujar Wei Changze
"Ah terima kasih tuan..."
"Bagaimana bi?“
"Saya dan mian mian pernah menemukan banyak tisu dan kapas bekas darah di sampah kamar tuan muda... Itu tidak hanya sekali tuan. Namun beberapa kali. Kami juga menemukan isi cutter" kata Luo Qingyang.
"Itu kapan bi?“
"Sering tuan... Namun kami tidak berani cerita tuan, karena tuan muda berkata jika sampai kami cerita, tuan muda akan pergi tanpa kabar"
"A-Xian bilang begitu, bi?“ tanya Jiang Yanli setengah percaya
"Benar nona muda... Dan bahkan kami menemukan ini" ujar Luo Qingyang yang memberikan sebuah foto.

Foto tersebut foto Wei Wuxian dan Lan Wangji, yang sebenarnya foto tersebut sama dengan foto yang berada di meja kerja Lan Wangji. Foto yang bagian wajah Wei Wuxian sendiri ia sobek dengan cutter. Bahkan bagian leher seperti di tetesi darah. Di belakang foto itu terdapat tulisan 'aku ingin terbang pergi kembali ke masa lampau, sampai aku mampu membalikan waktu dan mereka menganggapku tidak pernah lahir di dunia ini'. Jiang Yanli menatap ngeri foto tersebut dan sedih membaca tulisan Wei Wuxian

"Tuan muda itu sebenarnya kuat. Tuan muda sering berkata 'gakpapa' yang sebenarnya ada yang ia pendam... Saya mengenal tuan muda sejak ia lahir, saya merawat dan menjaganya, jadi saya bisa tau jika ada yang di sembunyikan tuan muda" ujar Luo Qingyang
"Emn... Saya tau bi dan saya mengerti... Anak itu memang tidak ingin membuat orang lain khawatir... Biasanya malam setelah dia telpon saya, dia selalu bilang semua sudah teratasi... Papa tidak perlu khawatir... Tapi entah apa yang sebenarnya terjadi"
"Saya ingat, saat tuan muda mendapat pukulan pertamanya dari tuan Song, ia berkata dia laki-laki... Dia baik-baik saja... Namun saya mendengar suara tangisanya malam itu"
"Ah,, saya teringat hal itu bi..."
"Pa... Papa tidak mencoba mencari tau apa yang sebenarnya terjadi dengan A-Xian?" tanya Jiang Yanli
"Pernah, tapi A-Xian setelah itu marah besar, karena dia merasa tidak punya privasi. Semenjak itu papa tidak mencari tau, dan hanya percaya dengan cerita A-Xian"
"Sekarang tolong papa jawab jujur, papa tau dimana A-Xian?“ pinta Jiang Cheng dengan tegas
"Apa gunanya papa tau atau tidak... Sekalipun kita menemukannya, ia akan pergi lagi... Dari pada papa atau kalian bersikeras mencari tau keberadaan A-Xian, lebih baik percaya padanya. Doakan dia agar pengobatannya berjalan lancar" ujar Wei Changze lalu pergi menjauh dan masuk ke kamarnya

Di apartemen Wen Ning ia bersiap berangkat bersama Wei Wuxian. Wei Wuxian akan mengenalkannya pada Xiao Xingchen. Ia adalah seorang dokter yang akan menemani Wei Wuxian menjalani psikoterapi. Xiao Xingchen adalah tunangan Wen Qing, yang selama ini di sembunyikan Wen Qing.

"Xingchen Ge... Ini Wei Wuxian... Yang pernah aku ceritakan... Ah, Wei Ge... Ini Xiao Xingchen... Tunangan kakak"
"Ah... Wen Qing sudah mempunyai tunangan tidak memberitahuku" ujar Wei Wuxian lalu menyalami Xiao Xingchen yang di balas ramah oleh Xiao Xingchen
"Wei ge, kau bersama Xingchen ge ya.. Setelah selesai keruanganku saja,, ada di samping ruang ini... Pulangnya menungguku"
"Tidak perlu A-Ning... Aku bisa pulang sendiri"
"Kau tidak bisa ge.. Kau baru beberapa hari disini, dan tidak tau alamatnya, di tambah kau tidak bisa bahasa Mandarin... Jadi menurut padaku"
"Baiklah..."
"Aku bisa mengantarnya A-Ning... Tuan Wei adalah pasien terakhirku"
"Ah... Baiklah Ge, jika tidak merepotkan... Terima kasih"
"Tidak A-Ning... Kita sejalur... dan mungkin jika tuan Wei membutuhkan sesuatu aku bisa mengantarnya"
"Ah, kau baik sekali Ge... Terima kasih" ujar Wen Ning lalu pergi. Namun ia kembali lagi
"Wei Ge... Ijinkan ada rekaman tiap kau melakukan pengobatan... Boleh?“ tanya Wen Ning yang sudah membawa handycam
"Emn... Boleh"

Xiao Xingchen memulai pengobatannya pada Wei Wuxian. Ia bertanya banyak hal, bahkan Xiao Xingchen menggunakan hipnotis untuk mencari tau lebih dalam tentang carita Wei Wuxian. Wei Wuxian mampu memgungkapkan apa yang tidak bisa ia ungkapkan. Wei Wuxian mampu mengatakan ketakutannya dan kekhawatirannya. Xiao Xingchen mampu menyimpulkan jika ini semua karena Kesepian, dan ketidak mampuannya untuk terbuka. Ternyata metode hipnotis ini sangat efektif untuk Wei Wuxian.

Tak terasa 1 jam lebih mereka di dalam ruangan Xiao Xingchen. Setelah Xiao Xingchen bersiap dan Wei Wuxian pamit pada Wen Ning mereka pulang.

"Aku hari ini tidak terlalu banyak pasien, aku akan menemanimu berkeliling... Bagaimana?" tanya Xiao Xingchen
"Benarkah? Baiklah... Kemana saja boleh" ujar Wei Wuxian
"Boleh aku bertanya lebih banyak padamu?“
"Emn... Kau dokterku... Aku anggap ini adalah pengobatan"
"Di Indonesia banyak psikiater hebat, mengapa kau memilih jauh-jauh kemari?“
"Aku hanya ingin memperlebar jarak antara mereka yang berada disana"
"Ah ini mobilku masuklah... Aku akan menelpon sebentar" ujar Xiao Xingchen yang di balas anggukan Wei Wuxian

Xiao Xingchen mencari sebuah kontak dan ia menghubungi kontak tersebut. Orang yang ia hubungi tidak lama langsung menjawab Panggilan Xiao Xingchen.

'Xingchen ge... Ada apa?'
"A-Ning... Aku akan mengajak tuan Wei untuk berjalan-jalan mengelilingi kota..."
'Ah, baikkah Xingchen ge... Oh iya ge, ada yang ingin ku tanyakan... Apa depresi berat Wei ge bisa sembuh?'
"dengan perawatan dan dukungan yang tepat, dapat sembuh... Tapi untuk kasus Tuan Wei akan sulit, karena kejadian yang berulang.. tapi hal ini pun membutuhkan waktu 2 tahun bahkan lebih"
'Begitu? Baiklah ge... Aku titipkan Wei ge padamu.. Terima kasih'

Wei Ying, izinkan aku menikahimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang