BAB 38

374 32 1
                                    

Lan Wangji melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Wei Wuxian terlihat sedih melihat keluar mobil. Lan Wangji tidak enak sekali melihatnya yang seperti tanpa jiwa. Selama perjalanan Wei Wuxian sama sekali tidak peduli dengan sekitarnya. Ia cenderung melamun atau hanya sekedar memejamkan mata. Lan Wangji melihat supermarket kecil dipinggir jalan. Ia berinisiatif untuk berhenti dan berjalan menuju supermarket tersebut. Tak beberapa lama ia keluar mambawa sekantong cemilan dan air.

"Apa ini Lan Zhan?" tanya Wei Wuxian
"Cemilan, kesukaanmu" jawabnya
"Tapi, aku gak minta"
"Tidak mau?"
"Mau! Terima kasih"
"Bersemangatlah sayang" kata Lan Wangji lalu melajukan mobilnya lagi
"Kau membelikan aku ini karena aku terlihat sedih ya?" tanya Wei Wuxian lalu membuka salah satu cemilan yang ada di hadapannya
"Aku tidak ingin kau murung" jawabnya
"Lan Zhan, bisakah kita pergi dari kota ini. Sampai saatnya menikah? Aku tidak ingin bertemu keluargaku?" tanya Wei Wuxian
"Kau tidak ingin datang ke pernikahan kakakmu?"
"Jika aku datang, mungkin aku akan di tertawakan"
"Wei Ying, aku akan menuruti semua yang kau mau. Tapi aku tidak ingin kau berfikir buruk dan negatif, terutama tentang dirimu sendiri"
"Aku kesal Lan Zhan. Yang tau tubuhku aku. Saat aku kecelakaan, terluka, kritis, papa dimana? Semua diserahkan ke ge ge. Papa tidak ingin menengokku walau sebentar. Sekarang dia bisa mengatur pernikahanku. Dia tidak tau bagaimana tubuhku! Dia sebenarnya tidak berhak mengaturku Lan Zhan."
"Sabar sayang. Semua demi kebaikanmu"
"Aku bisa menahan emosiku Lan Zhan, tapi bawa aku pergi dari sini. Aku tidak ingin bertemu siapa pun"
"Boleh aku bicarakan dulu  dengan Xingchen Ge?x
"Terserah. Jika bicara dengannya mungkin tidak boleh. Sudahlah, ayo pulang" kata Wei Wuxian terlihat badmood dan menaruh kembali cemilan tersebut di dalam kantong

Lan Wangji akan membawa Wei Wuxian masuk ke kamar. Namun baru beberapa menit sampai di rumah, belum sampai di kamar Wei Wuxian, ponsel Lan Wangji sudah berdering, dari Lan Xichen. Hal ini membuat Lan Wangji memilih untuk mengabaikankannya. Tapi lagi-lagi ponselnya berbunyi bahkan lagi-lagi sampai nada deringnya selesai.

"Halo"
'Wangji, paman!!"
"Kenapa?"
'Kecelakaan'
"Hah? Dimana?"
'Jakarta. Kakak akan terbang kesana dengan A-Cheng sore nanti'
"Aku bicarakan dulu dengan Wei Ying"
"Ada apa Lan Zhan?"
"Paman kecelakaan. Xichen ge dan Jiang Cheng akan ke Indonesia sore nanti. Kau mau ikut?" tanya Lan Wangji
"Kau akan ke sana juga?"
"Emn"
"Aku disini saja"
"Dengan siapa? Kau tidak ingin bertemu keluargamu"
"Aku bisa sendiri"
"Akan ku telpon Nie Huaisang dan Ouyang Zizhen" ujar Lan Wangji lalu pergi menjauh

Wei Wuxian memijat kepalanya yang bertambah sakit. Namun perhatiannya teralihkan karena ponselnya yang berdering namun lagi-lagi nomor tang tidak ia kenal.

"Halo"
'Wei Wuxian, aku Wen Xu'
"Wen Xu? Siapa?"
'Kau memang lupa atau sengaja lupa? Atau kata mereka jika kau pelupa dan ada masalah dengan otakmu memang benar?’
"Siapa kau berani mengejekku?"
'Kau ingat aku? Ingat-ingat lagi. Jika ingat telpon aku dan aku akan katakan apa tujuanku menelponmu. Perlu kau tau ini penting' ujar Wen Xu lalu mematikannya secara sepihak
"Halo.... Wen Xu? Siapa? Hai! Sial dimatikan!!"
"Wei Ying"
"Hem?“
"Aku akan berangkat sore ini. Jiang Cheng dan Xichen Ge akan kemari"
"A... Aku tidak ingin melihatnya... Cepat kau tutup pintu itu" ujar Wei Wuxian
"Sabar. Mereka baru akan berangkat kemari"
"Lan Zhan... Aku tidak mau dia kasar padaku lagi. Aku tidak mau dia menatapku dengan perasaan emosi" ujar Wei Wuxian yang sudah mulai berkeringat dingin
"Baik. Nie Huaisang dan Wen Ning akan tinggal di sini sampai aku kembali. Mereka akan sampai sore ini"
"Berapa lama kau disana?“
"Paling lama mungkin satu minggu, jika parah"
"Kabari aku Lan Zhan"
"Pasti Wei Ying"
"Kepalaku sakit sejak tadi" kekuh Wei Wuxian
"Aku siapkan makan, kau makan lalu minum obat dan istirahatlah"
"Jika aku tidur, aku tidak tau kau berangkat"
"Aku akan membangunkanmu jika kau tidur. Wei Ying, kau harus makan selama aku tidak di sini"
"Iya"
"Janji?“
"Iya. Lan Zhan, janji jangan biarkan aku melihat dia"
"Tenang sayang. Aku siapkan makanmu ya?"
"Masakanmu ya"
"Kau ingin apa?“
"Spagetti... Atau ramen. Dan cemilan ya, french fries"
"Baiklah sayang"
"Ah, aku bantu kau siapkan pakaianmu"
"Istirahatlah Wei Ying" ujar Lan Wangji lalu mencium kening Wei Wuxian

Wei Wuxian tertidur sebelum Lan Wangji selesai memasakan makanan. Selesai memasak Lan Xichen dan Jiang Cheng datang dengan membawa 1 koper besar, 1 kecil. Mereka mencium bau harum dari dapur Lan Wangji.

"Kau memasak sendiri?" tanya Lan Xichen
"Wei Ying hanya mau makan masakanku"
"Jika kau pergi bagaimana makannya?“ tanya Jiang Cheng
"Dia akan makan"
"Dimana dia?"
"Tidur" jawab Lan Wangji lalu menyiapkan nampan berisi makanan dan obat untuk Wei Wuxian
"Itu obat apa?" tanya Lan Xichen
"Kepala Wei Ying sakit, depresinya kambuh"
"Kau tinggal pergi dia bagaimana?"
"Ada Nie Huaisang"
"Aku dengar pernikahan kalian di undur?" tanya Jiang Cheng
"Jangan bicarakan tentang ini. Karena hal ini yang membuat Wei Ying sakit kepala!" kata Lan Wangji lalu masuk ke lift di rumahnya menuju kamar Wei Wuxian untuk mengantarkan makanan
"Aku ikut. Aku ingin melihatnya" ujar Jiang Cheng mengekor di belakangnya di ikuti Lan Xichen
"Tidak! Aku tidak ingin sakitnya bertambah parah saat melihatmu"
"Wangji, apa perlu kau berkata kasar lagi ke A-Cheng?"tanya Lan Xichen
"Aku hanya berkata dan bukan berbuat. Bagaimana jika aku berbuat sama yang dia perbuat ke Wei Ying dulu? Dan perlu kau tau, aku masih menganggapmu saudara karena Wei Ying memaafkan istrimu. Jadi jangan seenaknya" kata Lan Wangji lalu lift nya terbuka dan ia masuk ke kamar dimana Wei Wuxian tertidur.

Lan Wangji menaruh makanan, minuman, dan obat di meja. Lan Wangji berjalan pelan ke ranjang Wei Wuxian. Lan Wangji perlahan menaikan selimut Wei Wuxian yang sempat tersingkap. Ia berjalan menjauh dan mempersiapkan pakaian yang akan di bawanya ke Indonesia. Tak lama ia keluar dengan membawa tas jinjing kecil.

"Pakaian yang kau bawa sedikit sekali?" tanya Lan Xichen
"Aku tidak lama disana 2 atau 3 hari atau sehari"
"A-Xian tidak ikut?" tanya Jiang Cheng
"Dengan keadaannya, apa dia bisa percaya diri untuk ikut? Apa dia akan baik-baik saja setelah menlihatmu?" hardik Lan Wangji
"Sudah beberapa bulan, apa dia masih mengingatnya?" tanya Jiang Cheng
Raut wajah Lan Wangji berubah "Pergi!! Aku tidak akan kembali ke Indonesia!" ucap Lan Wangji  membentak Jiang Cheng dengan perasaan sangat marah
"Wangji kenapa?" tanya Lan Xichen
"Aku tidak ingin melihat wajah pasanganmu!" jawab Lan Wangji ketus
"Kau kesal kenapa?“ tanya Lan Xichen
"Kau kira penyakit mental seperti luka tergores biasa yang akan sembuh hanya waktu 1 minggu. Luka Wei Ying seperti luka gores oleh seseorang yang mempunyai sakit kanker darah! Tidak sembuh dengan mudah! Ini pikiran, hati dan jiwanya yang luka! Bukan tubuhnya! Kau pernah merawatnya dari depresi dulu! Dan kau masih bertanya apa masih ingat? Dia keguguran dulu saja masih ingat! Ia terkadang masih down saat mengingatnya yang sudah bertahun-tahun yang lalu, apalagi hal ini yang beberapa bulan lalu!!?" kata Lan Wangji hanya menggelengkan kepala terheran-heran
"Aku hanya berkata saja" ujar Jiang Cheng membela diri
"Lan Zhan, kau diluar? Itu siapa yang bicara denganmu? Mengapa suaramu keras sekali?" tanya Wei Wuxian dari dalam kamar
"Jangan berani kau muncul di depan Wei Ying!" lalu Lan Wangji masuk masuk ke kamar namun pintu geser itu tidak tertutup rapat.
"Lan Zhan, kau bicara dengan siapa? Sampai kau marah tadi?"
"Tidak ada, hanya dengan seseorang yang tidak penting" jawab Lan Wangji
"Baunya harum sekali?" kata Wei Wuxian
"Kau mau kusuapi?“
"Emn"

Lan Wangji menyuapi Wei Wuxian makanan yang di bawanya. Wei Wuxian tersenyum dan memuji masakan Lan Wangji. Wei Wuxian makan dengan lahap yang membuat Lan Wangji sendiri merasa terharu dan bahagia. Tanpa sepengetahuan mereka, Lan Xichen dan Jiang Cheng mengintip Lan Wangji dan Wei Wuxian dari balik pintu.

Wei Ying, izinkan aku menikahimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang