Xtra 2. END

1K 59 6
                                    

"Wei Ying, aku tidak tega dengan anak kita" kata Lan Wangji
"Lalu kau tega denganku? Aku menginginkan mu, dan kau menolakku?" tanya Wei Wuxian yang ternyata sudah menangis
"Ssttt... Ssttt.. Jangan menangis sayang... Baik baik, jika ini yang kau mau. Jika ini yang anak kita inginkan. Aku tidak akan berhenti sebelum aku lelah" kata Lan Wangji
"Emn" kata Wei Wuxian lalu menghapus air matanya dan segera membuka celananya

Wei Wuxian segera mencium Lan Wangji terlebih dahulu. Ciumannya penuh nafsu. Ia merasakan tendangan janinnya semakin kencang dan ia terasa sangat bersemangat. Lan Wangji pun membalas ciuman Wei Wuxian. Lan Wangji menuntun Wei Wuxian ke ranjangnya, bibirnya turun ke leher, ke puting Wei Wuxian yang menonjol, dan ke perutnya yang membuncit. Lan Wangji akhirnya sampai dengan adik Wei Wuxian yang sudah berdiri tegak dan berdenyut. Lan Wangji mengulumnya. Menaik turunkan tangannya, sedangkan tangan Wei Wuxian terus mengusap perutnya yang membuncit dan bibirnya terus mendesah keenakan.

"Ah.. Ah... Lan Zhan.. Enak... Ah... Terus sayang... Ah.... Anakku... Ah... Papamu, Ah... Hebath.... Ahhh sayang" kata Wei Wuxian
"Wei Ying. Aku tidak tahan. Kau terlalu menggoda. Kau terlalu cantik" kata Lan Wangji lalu melepas semua pakaiannya
"Anakku, lihatlah, aku sudah lama tidak melihat perut kotak papamu... Lihat adiknya yang juga sudah berdiri. Kau ingin dikunjungi olehnya? Ah... Tendanganmu kuat sekali? Sepertinya kau bahagia, Nak" kata Wei Wuxian
"Kau benar-benar Anugerah untukku. Kau sangat indah" kata Lan Wangji lalu menaik turunkan tangannya hingga akhirnya Wei Wuxian menyemburkan cairan putihnya
"Ah... Aku... Keluar... Ah... Sayang..  Ah...  Enak... Lan Zhan,... Kau tidak ingin masuk? Lubangku ingin kau... Ah...." kata Wei Wuxian
"Bersiaplah sayang... Anakku papa datang" kata Lan Wangji yang bersiap memasukan adiknya kedalam lubang Wei Wuxian
"Aaahhhh... Sakitttt... Ahhhh... Saa... Kkkittt... Tapi terus.. Iyahhhh... Terus... Ahhh... Lebih dalam... Iyahhhh... Anakmuuu tendangannya kuat sekalihhhh..  Iyahhhh.. Ahhhh... Enak Lan Zhan..  Ahhhh" racau Wei Wuxian

Lan Wangji semakin kencang memaju mundurkan pantatnya. Ia bisa melihat wajah  Wei Wuxian merah, biru, hitam. Ia juga mengusap, dan menciumi perut Wei Wuxian yang semakin membuat Wei Wuxian akhirnya keluar kan cairannya untuk yang kedua kali. Akhirnya Lan Wangji menyemburkan cairannya kedalam perut Wei Wuxian. Tidak hanya sampai disana. Lan Wangji berganti posisi, menjadi dogystyle. Tidak hanya dogystyle, mereka memakai banyak posisi hingga akhirnya berhenti di siang hari.

Awalnya Wei Wuxian ingin tidur karena kelelahan tapi ternyata perutnya terus berbunyi minta diisi. Akhirnya ia makan terlebih dahulu hingga habis 3 porsi, dan akhirnya ia tertidur setelah selesai makan. 

Akhirnya memasuki usia kandungan Wei Wuxian 37 minggu. Tidak lama lagi ia akan melahirkan. Pergerakan Wei Wuxian semakin melambat. Karena perutnya yang semakin besar dan semakin berat. Ia juga sering merasakan kontraksi palsu.

Pagi itu, di pagi buta Wen Qing dan Wei Xingchen datang ke rumah Wei Wuxian. Semenjak usia kandungan Wei Wuxian ke 32 minggu, Wen Qing, dokter Fu dan Wei Xingchen sering datang, untuk melihat keadaan Wei Wuxian. Pagi ini mereka datang, karena kabarnya Wei Wuxian kelelahan berada di depan komputer kemarin untuk bekerja. Hal ini membuat perutnya mengencang, dan keluar bercak merah kecoklatan. Hal ini membuat Wei Wuxian dan Lan Wangji tidak tenang. Namun Wei Wuxian tetap tidak ingin kerumah sakit.

"Lan Zhan, aku ingin melahirkan dirumah. Aku tidak ingin kerumah sakit "ssstttt... Kontraksi ini semakin sering" keluh Wei Wuxian
"Kau harus di operasi sayang"
"Benar" kata Wen Qing dan Wei Xingchen bersamaan
"Kau benar. Aku laki-laki. Dan aku memerlukan operasi. Tapi, aku malu... Bagaimana jika orang-orang melihatku?"
"Kita akan masuk kerumah sakit sekarang, sudah di rencanakan dokter Fu dan Wen Qing"
"Jadi kita bantu persiapkan pakaianmu" kata Wen Qing membantu Wei Xingchen memasukan pakaian Wei Wuxian kedalam tas
"Lan Zhan, bantu aku bangun. Aku ingin ke kamar anak kita" kata Wei Wuxian
"A-Xian, jangan terlalu banyak bergerak. Perutmu sudah turun. Kau lebih sering kram dan nyeri punggung. Kemungkinan kau akan segera melahirkan" kata Wen Qing
"Aku mengerti... Ssttt... Ah... Sakit" kata Wei Wuxian lagi sambil membelai perutnya
"Oh, Wangji, kau jadi mem video lahirannya anak kalian ini?" tanya Wen Qing
"Jadi. Sudah siapkan?"
"Sudah. Kapanpun siap" kata Wen Qing

Wei Wuxian berjalan perlahan ke kamar calon buah hatinya yang berada tepat di samping kamarnya. Ia melihat suasana dinding yang berwarna biru putih, ada motif awan di atas dinding, dan langit-langit kamar ada bintang. Ia melihat ranjang bayi yang di beli Lan Wangji beberapa minggu lalu. Tidak luput juga, ia membuka lemari bayinya yang sudah penuh di isi oleh pakaian.

Wei Wuxian membelai perutnya "sayang, lihatlah kamarmu. Papamu yang mendesainnya... Kapan kau lahir? Kau sudah sangat berat anakku"

Pyurr

"Wei Ying!" pekik Lan Wangji
"Lan Zhan, aku pipis ya? Ini cairan apa? Mengapa aku tidak terasa?" tanya Wei Wuxian
"Ketubanmu pecah! Bisa-bisa nya kau bilang pipis!?" bentak Wen Qing
"Wangji segera bawa A-Xian kerumah sakit" kata Wei Xingchen
"Ahhh... Ahh... Sakit... Ahh... Sayang.... Kau akan keluar sekarang? Kenapa ini sakit sekali?" tanya Wei Wuxian

Mereka segera membawa Wei Wuxian kerumah sakit. Wei Wuxian sudah tidak peduli lagi dengan rasa malu atau apa, yang ia rasakan hanya sakit. Ia hanya ingin anaknya lahir dengan selamat.

"Wei Ying bertahanlah" kata Lan Wangji
"Lan Zhan... Sakit... Sakit..." kata Wei Wuxian lalu keluar cairan kental merah yang membuat Wei Qingchen menambah kecepatannya. Beruntungnya saat itu pukul 4. 30 pagi, belum banyak aktivitas di jalan, jadi Wei Wuxian bisa segera sampai rumah sakit.

Dokter langsung memeriksa Wei Wuxian yang ternyata sudah bukaan 4, yang membuat Wei Wuxian sudah tidak sabar melihat buah hati nya. Akhirnya Wei Wuxian melakukan operasi caesar. Lan Wangji setia menemani Wei Wuxian. Hingga terdengarlah suara tangis bayi yang sangat kencang. Kaki bayi itu menendang - nendang udara seperti dalam perut Wei Wuxian. Kaki yang semangat dan terlihat kuat.

Bayi kecil itu di tidurkan di dada Wei Wuxian. Air mata kebahagiaan mengalir dari pelupuk mata Wei Wuxian. Bayi yang ia kandung, yang sering menendangnya dengan kuat sekarang sudah berada dalam pekukannya.

Lan Wangji menatap haru kedua malaikat dalam hidupnya. Tidak lupa ia mencium bayi mungil tersebut dan kening Wei Wuxian.

"Bayi ini cantik seperti mu sayang" kata Lan Wangji
"Tampan. Dia bayi laki-laki yang tampan" kata Wei Wuxian "siapa namanya?" tanya Wei Wuxian
"Lan Shizui" jawab Lan Wangji
"Halo anak ku... Selamat datang ke Dunia, Lan Sizhui" kata Wei Wuxian

Wei Ying, izinkan aku menikahimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang