Bagian 8

32.5K 5.8K 278
                                    

Segala kebaikan datangnya dari Allah SWT, sedangkan segala keburukan datang karena kesalahan manusia. Cerita ini tidak ada unsur menjelekkan suatu unsur ajaran agama apapun.

—————

Kamar Ismail alias kamar yang ditempati Abi dan Ale lagi ribut. Dikarenakan sebuah koper yang entah milih siapa sejak hari pertama ada di bagian belakang lemari dan berantakan.

"Punya siapa sih ini?! Kenapa ga dimasukin ke lemari?!" Ustadz Amri marah.

Yang lainnya pun hanya menggeleng karena memang tidak tahu dan merasa bukan milik mereka. Ustadz Amri menarik koper tersebut yang terbuka dengan barang-barangnya yang berantakan.

Ustadz Amri hendak menggeledah hingga mata Abi tak sengaja melihat sebuah pelumas dan kondom yang terselip di bagian koper. Dengan cepat dia melompat dari tempat tidurnya.

"Biar ana yang rapihin ustadz! Kebetulan lemari kosong ada di samping ana." Ujar Abi sembari menutup koper tersebut.

Lalu membawanya ke atas tempat tidurnya yang mana membuat lainnya terlihat bingung. Mereka tahu jika Abi sangatlah baik, namun mereka tak pernah melihat kebaikan Abi yang seperti ini.

Dengan hati-hati Abi pun menyembunyikan kondom dan pelumas tersebut. Dia tahu jika koper ini milik bocah yang menangis di tempat jemuran beberapa saat yang lalu.

Dia melipat semua gamis baru Ale sekalian dengan celana dalam dan lainnya.

"Lah ngapain lu ngelipet baju gue Anaabi?" Tanya Ale yang baru saja datang.

Abi hanya menghela napasnya panjang, yang lainnya hanya menggelengkan kepala mereka merasa heran karena ada saja ulah Ale yang membuat ribut.

"Oh jadi koper ini punya Antum? Kan udah dibilang dari kemaren kalau bajunya dilipet rapi di susun di lemari!" Ustadz Amri ngamuk.

Ale merotasi bola matanya jengah, dia pun merampas lipatan bajunya dari atas ranjang Abi lalu memasukkan kedalam lemari yang kosong.

"Puas lu?! Seharusnya lu kayak si Anaabi tuh, bukan marah-marah tapi action!" Ale justru membandingkan dua manusia tampan tersebut.

Seketika ustadz Amri naik pitam, dia hendak marah lagi namun dengan cepat Abi menengahinya.

"Istighfar Ustadz. Sekarang udah rapi kan jadi tidak perlu di perpanjang. Hukum saja dia sesuai aturan tak perlu marah-marah, kasihan antum buang-buang energi." Ujar Abi dengan santai.

Ustadz Amri mengangguk kecil sembari beristighfar, dia pun tersenyum memikirkan hukuman untuk Ale. Sementara bocah itu sedang mendelik garang ke arah Abi.

"Kok lu gitu?! Ngapain nyaranin gue dihukum segala? Kan udah beres juga elah! Ribet banget." Gerutu Ale namun Abi hanya menatapnya datar.

Dan hal tersebut membuat Ale menutup bibirnya sendiri karena merasa malu gak mendapatkan tanggapan dan justru mendapat tatapan yang penuh intimidasi.

"Kamu harus belajar bertanggung jawab Dek. Nurut sama ustadz Amri. Mas tidur siang dulu." Ujar Abi lalu beranjak ke kasurnya.

Ale mengacungkan jari tengahnya ke arah Abi lalu dia diseret oleh ustadz Amri untuk membersihkan 5 bilik kamar mandi.

AbiAle (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang