Bagian 25

40.1K 5.9K 921
                                    

Segala kebaikan datangnya dari Allah SWT, sedangkan segala keburukan datang karena kesalahan manusia. Cerita ini murni sebagai hiburan tidak ada unsur menjelekkan suatu ajaran agama.

—————

Abi dan Ale membulatkan mata terkejut saat melihat Ustadz Amri tersenyum misterius ke arah Ale dan hendak membuka kertas tersebut.

Ale pun melompat dari atas ranjang ke arah ustadz Amri seperti hewan tupai terbang.

BRUG!!!

"ALEEEE!!! INI SAKIT!!" Ustadz Amri berteriak histeris karena tubuhnya tertimpa tubuh bongsor Ale.

Ale yak peduli, tubuhnya tak sakit karena jatuh tepat di atas tubuh ustadz Amri. Dia segera merampas kertasnya yang ada di tangan ustadz Amri lalu berdiri dan  di sakilu.

"Lu sih sembarangan ambil surat orang! Gue injek juga kontol lu ah elah!!" Ale benar-benar terlihat marah.

Ustadz Amri merengut karena candaannya dikira serius oleh Ale. Dia pun berdiri sembari memijat pinggangnya yang terasa sakit lalu berjalan tertatih ke arah ranjangnya.

Ale pun berbalik arah dan melihat Abi yang terlihat begitu tegang. Ale tersenyum lebar lalu mengedipkan sebelah matanya.

"Tenang ada Mas Ale." Ale berbisik di telinga Abi.

Abi terkekeh lalu mendorong tubuh Ale agar menjauh. Ale pun menjatuhkan kertas tersebut ke pangkuan Abi setelah di rasa yang lain sibuk dengan kegiatannya.

Lalu dia benar-benar kembali ke ranjangnya dan memakan roti serta minum susu dari mas Abi kesayangannya.

Abi yang membaca surat dari Ale pun dengan cepat meremasnya lalu memasukkan kedalam gelas sebelumnya. Akan menjadi masalah jika ada yang membacanya.

——————

Hari ini ta'lim setelah sholat ashar libur karena ustadz yang mengajar sedang ada suatu halangan. Para santri pun hanya tadarus bersama selama 1 jam setelahnya mereka dibebaskan untuk melakukan apa selama tidak keluar wilayah pesantren.

Dan hari ini ada tukang sate ayam Madura yang diperbolehkan masuk ke area pondok. Santri pun segera berbondong ke sana untuk antri.

"Pinjem dulu lah duinya. Males balik ke kamar jauh." Ujar Ale kepada temannya.

"Ga ada Ale. Cuma bawa lima ribu nih buat aku sendiri." Ujar temannya lalu berlari ke arah tukang sate.

Ale berdecak kesal, dia menoleh kesana kemari mencari orang lain untuk ia pinjami uang. Namun tak menemukan satu orang pun yang cukup dekat dengannya, tak mungkin dia pinjam ke sembarang santri yang tak ia kenal.

Hingga dia melihat Abi sedang berbincang dengan ustadz Amri di bawah pohon jambu. Dia pun berlari ke arah mereka.

"Anaabi pinjem uang. 10 ribu aja." Ale mengadakan tangannya ke arah Abi.

Dengan santai Abi mengambil uang lembaran merah muda lalu memberikan kepada Ale.

"Makasih ye. Ntar gue ganti." Ale menepuk sekilas bahu Abi.

"Kok antum ga pinjem ana? Kenapa Abi?" Tanya ustadz Amri sembari menahan gamis Ale yang hendak pergi.

Ale berdecak kesal menyingkurkan tangan ustadz  Amri dari pakaiannya. Menatap sinis ke arah ustadz tampan tersebut.

AbiAle (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang