Bagian 10

37.2K 6K 516
                                    

Segala kebaikan datangnya dari Allah SWT, sedangkan segala keburukan datang karena kesalahan manusia. Cerita ini murni sebagai hiburan tidak ada unsur menjelekkan suatu ajaran agama.

Jangan lupa follow biar ga ketinggalan updatenya 💜 ga nyangka ada yang mampir baca 🥺 terimakasih


————

"Kamu kenapa? Ada yang bikin kamu kesel?" Tanya Abi dengan lembut.

Ale menatap sinis ke arah Abi, ia menarik tangannya dengan kasar lalu memilih duduk di samping Abi sembari mengusap hidungnya yang terasa perih.

"Kenapa ditekuk gitu mukanya?" Tanya Abi merasa kebingungan.

"Gue biasa aja. Gosah lebay." Ketus Ale sembari menarik es cekek di tangan Abi.

Lalu dia menyedot es tersebut hingga kandas membuat Abi melongo. Namun dia hanya tersenyum kecil sembari menepuk pelan belakang kepala Ale.

Mereka terdiam sesaat dan Abi pun kembali membuka mushafnya dan mengaji dengan suara lirih. Hati Ale kembali merasa bergemuruh mendengar suara berat Abi yang terdengar begitu indah.

"Mas." Ale membulatkan matanya saat tersadar jika dia mengeluarkan kata menjijikkan tersebut.

"Hm?!" Abi pun terlihat sama terkejutnya dengan Ale.

Ale melirik gugup ke arah Abi yang menatapnya dengan intens.

"Gue suka denger suara lu ngaji." Gumam Ale sembari tersenyum kecil.

Abi menunduk menyembunyikan senyuman malunya. Ia meletakkan tangannya di paha Ale tanpa sadar.

"Kalo gitu kamu juga suka diimamin sama mas?" Tanya Abi membuat Ale mengerutkan alisnya.

Dia merasa pertanyaan Abi begitu ambigu. Dia pun menggelengkan kepalanya pelan membuat wajah Abi seketika terlihat kecewa.

"Gue ga pernah denger suara lu jadi imam. Kan gue ga pernah jamaah kalo lu yang jadi imam." Bisik Ale di telinga Abi.

Abi terlihat terkejut mendengarnya, pasalnya dia kira beberapa hari ini Ale selalu ikut jamaah secara utuh 5 kali sehari. Baru saja Abi hendak bertanya namun Ale sudah menjawabnya.

"Kalo lu jadi imam ga ada yang ngedampingin gue pas sholat. Kalo gue salah gerakan gue malu." Ujar Ale sembari berdecak kesal.

Kedua alis Abi sedikit terangkat tak menyangka akan mendengar alasan tersebut dari mulut Ale.

"Nanti siang mas kasih kamu buku tata cara sholat. Kamu pelajari lalu latihan sama mas berdua. Gimana?" Tawar Abi dan mendapatkan anggukan malas dari Ale.

Sebenarnya Ale enggan mempelajari hal seperti ini karena menurutnya sulit, namun keadaan yang menuntutnya harus mempelajari hal tersebut. Ditambah——dia merasa tertekan dengan setiap tuntutan pesantren yang mengharuskan santrinya menguasai hal ini itu.

Abi menatap Ale yang terlihat sedang melamun, dia pun merangkul bocah itu hingga membuat sang empu terkejut. Hidung Ale merengut lucu saat mencium aroma parfum pohon Pinus dari tubuh Abi.

"Kamu tertekan ya tinggal di sini?" Tanya Abi tepat sasaran.

Ale menatap terkejut ke arah Abi merasa begitu takjub akan tingkah kepekaan pria di depannya ini.

AbiAle (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang