Segala kebaikan datangnya dari Allah SWT, sedangkan segala keburukan datang karena kesalahan manusia. Cerita ini murni sebagai hiburan tidak ada unsur menjelekkan suatu ajaran agama.
—————
"Kamu bisa berbagi beban kamu sama Mas. Kapanpun." Bisik Abi sembari menumpukan kepalanya di atas kepala Ale.
Ale memejamkan matanya dengan erat, dadanya bergemuruh dengan gejolak emosi yang campur aduk. Dan sekali lagi, Abi lah seseorang yang pertama kali menawarkan dirinya untuk menjadi tempat berbagi Ale.
"Hiks——hiks hiks.." Ale hanya terisak di dalam pelukan Abi cukup lama.
Abi pun membiarkan Ale menangis sepuasnya, santri yang lainnya dibubarkan dan membiarkan Abi menenangkan Ale. Sementara itu santri yang dipukuli Ale segera dibawa ke UKS dan diobati seadanya lebih dulu sebelum besok ke rumah sakit.
Hingga beberapa saat kemudian Ale sudah cukup tenang, sudah tak terdengar isakan dari bibirnya. Ale pun menegakkan tubuhnya dan menatap kosong ke arah kakinya.
"Mau balik tidur?" Tanya Abi sembari menyisir rambut Ale yang basah karena keringat menggunakan jarinya.
Ale menggelengkan kepalanya pelan dan dia pun menjadikan bahu Abi sebagai tumpuan untuk berdiri. Abi ikut berdiri dan ia melihat wajah Ale begitu berantakan. Ia pun menangkup wajah Ale lalu mengusap sisa air mata di wajah Ale dengan penuh kelembutan.
Ale menatap wajah Abi yang terlibat begitu tulus mengusap wajahnya.
"Wajah gue tetep ganteng ga?" Tanya Ale sembari menarik ingusnya.
Abi terkekeh geli, dia mengangguk kecil sembari menatap dalam kedua mata Ale yang juga sedang menatapnya.
"Tetep ganteng MasyaaAllah. Mau kemana hm? Mas temenin." Tanya Abi dengan senyuman hangatnya.
Ale pun menunjuk ke arah tempat jemuran, Abi mengangguk kecil dan membantu Ale berjalan ke bagian dalam jemuran di bagian ujung tempat kesukaan Ale.
"Gue ngerokok ya." Ujar Ale memberitahu.
"Setengah aja ya?" Abi mengelus lembut belakang kepala Ale.
Ale mengangguk kecil dan mengambil rokok di saku celananya. Dia selalu membawa rokok dan korek apinya karena tak tahu tempat yang aman untuk menyembunyikannya. Ia pun menghisap rokoknya dengan perlahan.
"Numpang nyender bentar." Gumam Ale sembari meletakkan kepalanya di bahu Abi.
Abi menahan napasnya sesaat bahkan tubuhnya menegang, kali ini berbeda dengan pelukan yang mereka lakukan sebelumnya. Beberapa saat yang lalu murni karena Abi ingin menenangkan Ale karena melihat bocah itu sangat kalut.
Namun sekarang? Ale sudah kembali sepenuhnya sadar dan bersandar di bahunya. Rasanya membuat tubuh Abi menegang dengan jantung yang berdebum kencang.
"Dek. Mas boleh minta sesuatu ke kamu ga?" Tanya Abi sembari menunduk.
Ale pun mendonhak dan menaikkan sebelah alisnya bertanya, ia mengendikkan dagunya pelan sebagai isyarat jika dia mempersilahkan Abi untuk melanjutkan kalimatnya.
"Mas minta kamu jangan pernah bosen hidup. Secapek apapun kamu, meninggal dengan cara yang buruk bukanlah solusi. Kamu cuma butuh kedamaian kok, bukan nyawa kamu yang harus dikorbankan." Ujar Abi dengan tutur kata yang sangat lembut.
Ale mengerjap pelan, ia menghembuskan napasnya dengan pelan merasa begitu tenang mendengar perkataan Abi.
"Dan lagi. Apa kamu udah ga pengen liat wajah Mas yang ganteng ini?" Ujar Abi sembari tersenyum malu akan ucapannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
AbiAle (21+) BL END
Teen FictionSeason 1 & 2 END. ⚠️Boyslove gay homosexual lgbtq lgbt yaoi boyxboy BL ⚠️ DISINI BUKAN LAPAK CERAMAH! JUST BLOCK, DON'T REPORT! ⚠️ GOSAH SEBAR² DI PLATFORM LAIN! ⚠️ GAADA HOMO SYARI/SYARIAH! HOMO TETAP HARAM! ⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM BACA BIAR GA KETI...