Bagian 18

37.9K 6.1K 784
                                    

Segala kebaikan datangnya dari Allah SWT, sedangkan segala keburukan datang karena kesalahan manusia. Cerita ini murni sebagai hiburan tidak ada unsur menjelekkan suatu ajaran agama.

Ngeluarin draft sisa satu 🦭

—————

"Mas juga ngerasain hal yang sama." Ujar Abi sembari menatap lembut mata Ale.

Ale menaikkan sebelah alisnya merasa heran, dengan cepat dia pun melepaskan rengkuhan tangan Abi di pinggangnya.

"Bangsat lu ye. Lu juga pengen boker kan! Gue duluan!" Ale pun berlari terbirit ke kamar mandi.

Meninggalkan Abi yang melongo menatap kepergiannya. Setelahnya Abi tertawa geli sembari menggelengkan kepalanya heran dengan tingkah Ale.

"Gimana ana bisa ngehindar kalo dia selucu itu." Kekeh Abi sembari menghela napasnya panjang.

Ia pun berdiam diri di sana hingga Ale datang dengan wajah berkeringat. Ale menumpukan satu lengannya di bahu Abi sembari mengelus perutnya yang masih saja terasa mulas.

"Masih deg-degan?" Tanya Abi sembari mengusap peluh di pelipis Ale.

Ale menjauhkan kepalanya menghindari sentuhan Abi, karena bulu kuduknya berdiri saat mendapatkan elusan lembut seperti itu.

Abi menyadari tatapan gugup dari Ale, dia menumpukan kepalanya menggunakan tangan lalu menatap Ale dengan senyuman tampannya.

"Lu ngapain sih elah ngeliatin gue gitu banget. Ntar orang salah paham liat elu begitu!" Kesal Ale sembari melangkah menjauh dari Abi.

Abi masih menatap Ale dengan senyuman tipisnya, Ale berusaha tak menatap Abi walau dia sekarang sedang berusaha menahan rasa mulas di perutnya yang semakin menjadi.

"Salah paham gimana hm?" Tanya Abi sembari menarik pinggang Ale.

Ale menahan napas saat Abi merangkul bahunya dengan erat hingga wajah Abi benar-benar dekat dengan wajahnya. Abi memiringkan wajahnya menatap wajah Ale secara dekat.

Ale menelan ludahnya gugup, dia berusaha tenang walau saat ini dia sedang memilin gamisnya dengan gugup hingga kusut. Dia berpikir sejenak mengenai jawaban dari pertanyaan Abi.

"Ntar orang ngira kita homoan anjir." Gumam Ale dengan pelan.

Abi seketika memejamkan matanya dan menjauh dari tubuh Ale.

"Astaghfirullah. Afwan udah buat kamu risih. Mas nggak bermaksud——"

"Gue ga masalah sama kaum pelangi. Cuma ngeri sama hujatannya cuy. Temen-teman gue juga banyak yang suka ama cowo termasuk suka gue juga, emang ye pesona Ale susah dihindari." Ale menyugar surainya kebelakang dengan bangga.

Abi nampak terkejut mendengar penuturan Ale yang terkesan santai dan biasa saja membahas hal seperti itu. Ale pun menoleh ke arah Abi dengan tatapan tenangnya.

"Lu suka sama gue Anaabi?" Tanya Ale secara tiba-tiba.

Lidah Abi kelu, dia bahkan menahan napasnya beberapa detik dengan pupil mata yang membesar. Terlalu terkejut dengan pertanyaan Ale yang begitu mudahnya meluncur dari bibirnya.

"Kenapa kamu tanya gitu?" Abi bertanya balik.

Ale mengendikkan bahunya acuh, dia memilih duduk karena lelah berdiri cukup lama. Ia mendongak menatap Abi yang menunduk menatapnya dengan tatapan teduhnya.

"Cuma asal aja. Soalnya kata temen homo gue, pesantren banyak yang belok. Iya bukan?" Tanya Ale dengan penasaran.

Abi pun hanya tersenyum sembari mengusak surai Ale dengan pelan. Ale menahan tangan Abi yang ada di atas kepalanya.

AbiAle (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang