Bagian 17 S2

19.9K 2.6K 217
                                    

Segala kebaikan datangnya dari Allah SWT, sedangkan segala keburukan datang karena kesalahan manusia. Cerita ini murni sebagai hiburan tidak ada unsur menjelekkan suatu ajaran agama.

—————

"Gue bosen sama lu. Putus aja. Dan gue ga butuh duit lu." Ujar Ale lalu melenggang pergi.

Abi terkejut bukan main, dia bahkan hanya terdiam cukup lama sembari menatap kosong kepergian Ale. Ia mengerjap dengan pelan, suara Ale terngiang di kepalanya.

"Bosen?" Lirih Abi sembari menunduk.

Hatinya berdenyut sakit mengingat perkataan Ale yang terdengar begitu menyakitkan dan membuat dadanya terasa sakit. Ia mengerjap dengan cepat untuk menghalau air matanya yang hendak menetes.

Ia menghembuskan napasnya yang bergetar dengan pelan. Dia pun segera pergi dari sana mencoba untuk terlihat biasa saja.

Dia hendak mengambil air wudhu hendak sholat dhuha dan tak sengaja dia melihat Ale sedang bergurau bersama Hasbi. Dia melihat Ale dapat tertawa lepas bersama Hasbi, ia mengepalkan kedua tangannya dengan erat.

"Kenapa tiba-tiba gini? Padahal kemaren pagi dia masih manja ke ana." Lirih Abi sembari memilih pergi karena air matanya mendesak keluar.

Diam-diam melalui ekor matanya Ale menatap Abi yang mengambil wudhu. Dia menghela napasnya yang terasa sesak, dia mengusap wajahnya frustrasi membuat Hasbi kebingungan.

"Lu kenapa dah? Kek orang patah hati." Gumam Hasbi sembari mendorong pelan bahu Ale.

Ale menggelengkan kepalanya pelan lalu dia berjalan gontai ke arah kelas. Kedua matanya terasa begitu panas ingin menangis, hatinya berdenyut sakit mengingat ekspresi Abi yang begitu terkejut beberapa saat yang lalu.

Brug!

Tanpa sengaja Ale tersandung pot bunga yang mana membuatnya terjatuh. Ale hanya menghela napasnya pelan tak kunjung bangun, dia menatap telapak tangannya yang sedikit terluka.

"Kalo jalan hati-hati."

Ale mendongak dan melihat Abi membantunya berdiri bahkan membersihkan tanah yang ada di gamisnya. Kedua mata Ale berkaca-kaca, dia menunduk dalam berusaha menyembunyikan air matanya.

"Kamu duduk di sini." Ujar Abi menarik Ale ke halaman masjid.

Suara Abi terdengar bergetar menahan tangis, lalu pria itu berlari ke arah toko untuk membeli handsaplast. Ale hanya menunduk sembari mengerjap berulang kali hingga air matanya menetes membasahi gamisnya.

Tak lama Abi datang, dan dia segera membersihkan tangan Ale dengan Betadine lalu menutupnya dengan handsaplast.

"Sakit banget ya sampe kamu nangis gitu." Gumam Abi dengan suara tercekat.

Diam-diam Abi menggenggam erat telapak tangan Ale. Bocah itu hanya menunduk menyembunyikan wajah berantakannya, air matanya tak kunjung berhenti membuatnya takut menatap Abi.

"Mas kasih waktu 2 hari. Selama itu kamu masih milik Mas. Masih Mas alasan yang masuk akal kalau ingin selesai. Mas sayang sama kamu Sayang." Bisik Abi lalu mengelus sekilas leher Ale kemudian pergi.

Ale segera pergi ke kamar mandi karena enggan mendapat pertanyaan aneh dari santri yang lainnya karena ia menangis.

Di dalam kamar mandi dia menyalakan keran air lalu dia duduk di sana dan menangis.

"Hiks——Amri ngentot jancok kontol! Kan gue jadi putus sama ayang——hiks hiks. T-tapi gue juga gamau kalo sampe orang-orang tau ayang ngehomo ama gue.. haaaa~" Ale menangis cukup kencang seperti anak kecil.

AbiAle (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang