Bagian 19

37.1K 5.9K 573
                                    

Segala kebaikan datangnya dari Allah SWT, sedangkan segala keburukan datang karena kesalahan manusia. Cerita ini murni sebagai hiburan tidak ada unsur menjelekkan suatu ajaran agama.

Kalau suka jangan lupa follow dan voment ya kakak² 💜

—————

"Jangan buat Mas bingung dengan tingkah kamu. Sekali kamu berani menarik Mas, saat itu juga kamu ga bakal bisa lepas dari Mas." Peringat Abi dengan tatapan seriusnya.

Ale mengerjap dengan cepat, Abi menjauhkan wajahnya lalu menarik dagu Ale agar mendongak menatapnya.

"Lu suka kan sama gue?" Tanya Ale sembari meremas gamis Abi agar tidak pergi.

Abi menghembuskan napasnya dengan pelan, ia mengangguk kecil lalu mengusap wajahnya dengan kasar lalu mengalihkan pandangannya. Ale pun tertawa pelan membuat Abi seketika menatapnya heran akan reaksi Ale.

"Eleh gitu pake bilang nganggep gue kayak adek lu. Basi lu Anaabi." Ale tertawa mengejek.

Srrkk!

Abi membungkam bibir Ale lalu mengecup punggung tangannya sendiri membuat Ale membulatkan matanya.

"Kamu ga marah Mas suka kamu?" Tanya Abi dengan perlahan.

Ia melepaskan tangannya dari bibir Ale lalu mengusapnya pelan membuat Ale seketika memasang wajah aneh.

"Bangsat. Gue pengen boker." Lirih Ale sembari meremas perutnya.

Dia mendorong kasar tubuh atletis Abi lalu berlari dengan cepat ke kamar mandi. Abi menghela napas berat merasa gelisah karena dia telah mengakui jika dia menyukai Ale.

Dia hanya takut jika bocah itu menghindarinya atau bahkan jijik terhadapnya.

—————

Benar saja sesuai dugaan Abi, Ale menghindarinya beberapa hari ini. Beberapa kali dia hendak berbicara dengan bocah itu namun Ale tak pernah menganggap keberadaannya. Seperti halnya sekarang, dia mendapatkan jadwal piket bersama dengan Ale.

Yaitu membagi makan siang, di saat makan siang seperti ini kebanyakan santri memilih tidur siang dan makan siang saat setelah bangun tidur sebelum adzan ashar.

"Kamu balik ke kamar aja. Biar Mas yang nyelesein." Gumam Abi tanpa menatap ke arah Ale.

Ale hanya diam tak mempedulikan ucapan Abi, dia tetap menjalankan hukumannya yang sudah berlangsung hampir dua pekan yang mana artinya akan segera selesai masa hukumannya.

Abi hanya bisa terdiam saat Ale mengabaikan ucapannya. Ale yang membagi nasi sementara Abi membagi lauknya, mereka duduk berseberangan.

"Maaf kalau Mas bikin kamu risih. Kamu bisa lupain pengakuan Mas waktu itu anggep aja kamu ga pernah denger." Gumam Abi lalu dia menyimpan semua nampan di lemari.

Ale melirik kecil ke arah Abi yang terlibat tidak bersemangat, bahkan dia melihat wajah Abi terlihat murung. Ale memeriksa keadaan sekitar memastikan dalam keadaan sepi.

"Gue ga masalah kok kalo lu suka sama gue. Cuma gue rada aneh aja." Gumam Ale membuat Abi berhenti dalam kegiatannya.

Abi menoleh ke arah Ale, bersandar di meja sembari menunduk menatap Ale yang masih membagi nasi.

AbiAle (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang