Fourple update nih. Voment yang banyak. Karena sebentar lagi ada kejutan.
—————
"Najis." Geram Abi sembari menatap tajam ke arah ustadz Amri.
Ustadz Amri membuka mulutnya kecil, tak percaya akan ucapan yang begitu menyakitkan dari Abi. Pria yang ia kenal dengan lemah lembutnya namun dapat berkata begitu menusuk dan menyakitkan seperti ini.
"Tapi tadi antum bales ciuman ana Dek." Kekeuh ustadz Amri sembari berdiri.
Di menghampiri Abi dan duduk di pinggir ranjang, Abi menatap tajam ke arah ustadz Amri. Dia bahkan menjauhkan tubuhnya dari pria yang lebih tua darinya tersebut.
"Ana lagi mimpi ciuman sama orang yang ana cinta. Dan itu bukan antum!" Abi meninju kuat kasur yang ia tempati membuat ustadz Amri semakin terkejut.
Dia terlihat gugup dan malu, dia pun duduk di kursi sembari meremas kedua tangannya karena merasa takut.
"Afwan Dek. Ana hilaf. J-jangan bilang siapa-siapa." Ujar ustadz Amri dengan wajah pucat.
Abi mengeraskan rahangnya, dia pun mengusap wajahnya frustrasi dan menendang pelan dada ustadz Amri.
"Pergi sana." Ujar Abi dengan tatapan tajamnya.
Hati ustadz Amri benar-benar sakit diperlakukan Abi dengan cara yang begitu kasar seakan dia tak mempunyai harga diri sama sekali. Dia pun menahan diri untuk tidak membongkar kelakuan hina Abi dan Ale untuk membalas perlakuan menyakitkan Abi.
Karena dia cukup tahu dan senang jika mereka sudah mengakhiri hubungan. Terlihat dari Abi yang terjatuh sakit seperti ini. Setidaknya, jika bukan dia yang memiliki Abi maka tak ada satupun yang dapat memiliki pria yang ia cintai tersebut.
Ustadz Amri pun pergi dari UKS meninggalkan Abi yang segera ke kamar mandi dan membasuh bibirnya dengan kasar menggunakan air bahkan sabun.
"Maafin Mas Sayang." Gumam Abi merasa bersalah karena tak sengaja berciuman dengan orang lain.
Hati Abi terasa sakit, membayangkan bagaimana jika Ale melihat dirinya berciuman dengan lemah selain Ale. Dia akan bersujud di kaki Ale untuk meminta maaf jika bocah itu melihatnya secara langsung.
—————
Ale terlihat maju mundur, berhubung dia masih menjalankan piket dapur jadilah dia pun yang mengantarkan makanan untuk santri yang berada di UKS. Dia ragu memberikan makan siang untuk Abi atau tidak.
"Kalo ga gue kasih, ayang gue kelaperan dong. Duh mana ini hari waktunya gue kasih alasan ke dia lagi. Gimana yak." Ale terlihat begitu gugup di dalam dapur.
Dia melihat bagian luar mencari salah satu santri guna meminta bantuan namun nyatanya tak ada satu pun. Cuaca memang sangat panas jadilah mereka memilih untuk tidur siang daripada makan siang, mereka akan makan siang setelah bangun tidur siang sebelum sholat ashar.
Mau tak mau Ale pun menuju ke UKS guna mengantarkan makan siang untuk Abi. Tak lupa dia juga sempat membuatkan teh jahe anget untuk Abi, karena tadi dia mendengar dari salah satu santri jika Abi terkena radang tenggorokan.
Tok tok tok
"Assalaamualaikum." Ujar Ale mengucap salam lalu masuk kedalam.
Dan dia melihat Abi baru saja terbangun karena kehadirannya. Abi pun duduk dan dengan cepat menahan tangan Ale saat bocah itu hendak pergi.
"Kita ngobrol di sini. Tolong kunci dulu pintunya." Ujar Abi dengan lembut.
Ale tak dapat kabur, dia menghela napasnya pasrah lalu mengunci pintu. Dia duduk di kursi tempat dokter yang mana membuat Abi menggeram tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AbiAle (21+) BL END
Teen FictionSeason 1 & 2 END. ⚠️Boyslove gay homosexual lgbtq lgbt yaoi boyxboy BL ⚠️ DISINI BUKAN LAPAK CERAMAH! JUST BLOCK, DON'T REPORT! ⚠️ GOSAH SEBAR² DI PLATFORM LAIN! ⚠️ GAADA HOMO SYARI/SYARIAH! HOMO TETAP HARAM! ⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM BACA BIAR GA KETI...