Bagian 9 S2

26.8K 3.3K 511
                                    

Segala kebaikan datangnya dari Allah SWT, sedangkan segala keburukan datang karena kesalahan manusia. Cerita ini murni sebagai hiburan tidak ada unsur menjelekkan suatu ajaran agama.

—————

BRUG!!

Abi mengernyit terkejut saat melihat Ale terjatuh karena tersandung kakinya sendiri.

"Ampe mleyot lu liat kegantengan gue."

Abi menaikkan sebelah alisnya menatap seorang pria yang belum ia lihat sebelumnya sedang membantu sang kekasih bangun dari jatuhnya.

"Ngibul lu anjing. Gue kesandung kaki gue bukan karena lu." Ketus Ale lalu membersihkan gamisnya.

Ale menatap ke arah Abi yang sedang menatap datar ke arah pria yang ada di depannya yaitu Hasbi. Ale pun berlari kecil menghampiri Abi dan menatapnya dengan tatapan melas.

"Lu jangan marah——"

"Mas ga marah sama kamu Sayang." Abi tersenyum kecil.

Ale menghela napasnya lega mendengarnya, ia menegang saat tubuhnya dirangkul oleh Hasbi tanpa permisi.

"Oi Bang. Gue Hasbi santri baru, gue liat-liat dari kemaren lu keknya primadono di sini dah." Ujar Hasbi sembari menepuk bahu lebar Abi.

Ale mengernyit menatap ke arah Hasbi karena panggilan 'primadono' dari teman barunya itu. Hingga dia pun berpikir sesaat.

"Ah kalo cewe primadona. Kalo cowo primadono." Gumam Ale sembari terkekeh geli.

Hasbi mengangguk sembari mencolek dagu Ale yang mana membuat Abi semakin meradang. Dia pun membasuh tangannya yang kotor karena busa cuci piring. Lalu dia menyingkirkan tangan Hasbi dari bahu Ale dengan pelan.

"Tangan Antum kotor." Abi menatap tajam Hasbi sembari mengeraskan rahangnya.

Hasbi menatap ke arah tangannya dan benar saja dia belum cuci tangan setelah makan. Dia tertawa kecil lalu mencuci tangannya dengan cepat.

"Gue Hasbi Bang. Santri baru. Eh iya nama lu siapa anjir." Hasbi menepuk dada bidang Ale.

Abi memejamkan matanya sesaat berusaha mengatur emosinya, dia tak mungkin bertindak berlebihan di pondok karena akan menimbulkan kecurigaan yang lain. Dia masih ingin berada di pondok ini.

"Nama ana Abi. Dia Ale, udah ana anggep kayak adek sendiri." Ujar Abi sembari mengendikkan dagunya ke arah Ale.

Ia memberi isyarat agar bocah itu segera pergi dan Ale memahaminya, dia pun berlari dengan cepat menghindari Hasbi karena dia sudah melihat tatapan tidak menyenangkan dari sang kekasih.

Hasbi memicingkan matanya, dia cukup peka dengan keadaan.

"Adek apa adek Bang?" Goda Hasbi sembari tersenyum miring.

Abi menatap datar ke arah Hasbi, dia menatap pria itu dari ujung rambut hingga ujung kaki Hasbi beberapa kali dengan tatapan intimidasi.

"Tergantung pikiran Antum." Abi mengendikkan bahunya sembari tersenyum miring.

Setelahnya dia kembali mencuci piring mengabaikan Hasbi yang menatap curiga ke arah Abi. Dia pun berlari menyusul Ale yang sedang berada di toko toserba yang ada di pondok.

"Oi. Dia bukan cuma sekedar abang lu kan?" Tanya Hasbi penasaran sembari mengekori Ale.

Ale menatap Hasbi dengan tatapan heran, ia mengendikkan bahunya berlagak tidak memahami ucapan Hasbi.

"Dia seme lu?" Bisik Hasbi membuat Ale berhenti melangkah.

Ale menatap Hasbi dengan tatapan menelisik, dia sedang memastikan jika Hasbi dapat dipercaya atau tidak.

AbiAle (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang