Bagian 23

36.7K 5.8K 630
                                    

Saya tidak suka disuruh update. Saya akan update sesuka hati saya kapanpun. Dan tolong jaga ketikannya. Saya tidak segan block kalau ada yang maksa² update. Terimakasih.

Saya double update. Jika suka jangan lupa follow dan voment kaka 💜🦭

—————

"Cipokan yok Anaabi!" Ajak Ale dengan semangat.

Kedua mata Abi membulat lucu mendengar permintaan Ale yang begitu terang-terangan. Ale tersenyum lebar seperti anak kecil yang akan mendapatkan mainan.

"Ayo sini. Mau cipokan." Ale mendekat ke arah Abi.

Namun Abi menahan tubuh Ale agar tidak semakin dekat dengannya. Ale merengut kesal sembari menatap tajam ke arah Abi yang terlihat gugup.

"Mas jadi takut kamu keceplosan di depan santri lain." Abi mendekat ke arah Ale.

Ale berdecak kesal, dia menarik tangan Abi lalu menahan rahang tegas pria tampan tersebut. Lalu ia mengecup lembut bibir Abi membuat sang empu secara otomatis memeluk pinggang Ale dengan satu tangan.

Abi menahan wajah Ale yang hendak meraup bibirnya, ia tersenyum kecil membuat Ale gugup.

Cup cup cup

Abi mengecup bibir Ale yang sedikit terbuka beberapa kali. Lalu menjilat bilah bibir tersebut dengan sedukti membuat Ale meremas paha Abi tanpa sadar.

"Mas nakal cuma sama kamu Sayang." Bisik Abi lalu menggigit bibir bawah Ale.

Lalu menghisapnya dengan lembut beberapa kali sembari menatap reaksi Ale yang seperti patung. Abi terkekeh pelan melihatnya, ia bahkan dapat merasakan tubuh Ale sangat tegang hingga remasakan di pahanya semakin kencang.

"J-jangan panggil gue Sayang Anaabi." Lirih Ale sembari menatap lurus ke arah mata Abi.

"Terus? Mau dipanggil apa hm?" Abi mengusakkan hidung bangirnya ke pipi Ale.

Ale memejamkan matanya saat bibirnya kembali dijilati oleh Abi, perutnya benar-benar terasa melilit bahkan sekarang dia ingin buang air kecil karena tak tahan akan godaan yang dilakukan Abi kepadanya.

"Mmhh——" ia melenguh tertahan saat Abi mulai melumat bilah bibirnya.

Menghisapnya dengan lembut sembari menahan tengkuknya, Ale pun mulai terbawa suasana dan membalas ciuman Abi. Mereka saling bergantian melumat dan menghisap bilah bibir.

Ibu jari Abi mengelus pipi Ale dengan lembut, ia menggunakan ujung lidahnya untuk meraup bibir Ale. Hingga tak sengaja lidah mereka saling bersentuhan dan Ale pun memutuskan ciuman mereka.

"Bangsat." Lirih Ale sembari menumpukan dahinya di bahu lebar Abi.

Abi hanya tersenyum sembari mengelus kepala Ale, ia menghembuskan napasnya dengan perlahan untuk mengontrol dirinya agar tidak melakukan hal yang lebih.

"Bukannya kamu udah biasa ciuman?" Tanya Abi sembari mengecup daun telinga Ale.

Abi mengulum senyumannya saat melihat telinga Ale berubah warna menjadi merah. Ale pun mengangkat kepalanya lalu melingkarkan kedua tangannya di pinggang Abi.

AbiAle (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang