Bagian 15

35.1K 5.7K 325
                                    

Segala kebaikan datangnya dari Allah SWT,  sedangkan segala keburukan datang karena kesalahan manusia. Cerita ini murni sebagai hiburan tidak ada unsur menjelekkan suatu ajaran agama.

—————

"Haaahhh.." Ale mengusap peluh di wajahnya.

Dia terlihat kelelahan setelah selesai menyapu masjid yang sangat besar sendirian tanpa dibantu siapapun. Dia berbaring di halaman masjid tepat di bawah kipas angin. Dia kepanasan saat ini karena belum mandi sejak pagi dikarenakan dia tak ada waktu mengantri.

Ale sedang melamun menatap kipas angin yang berputar. Ia mengernyitkan hidungnya saat angin berhembus membawa aroma pohon pinus yang sangat ia hafal. Ia mengangkat kepalanya dan benar saja, Abi berjalan ke arahnya sembari membawa mushafnya kemanapun.

"Buruan mandi di kamar mandi nomor 5. Ambil antrian Mas, udah Mas ambilin juga perlengkapan mandi kamu di depan kamar mandi." Ujar Abi sembari mengulurkan tangannya.

Ale menerima uluran tangan Abi dan tubuhnya ditarik oleh Abi agar bangun. Abi pun beranjak masuk kedalam masjid, melakukan sholat tahiyatul masjid dua rokaat.

"Adzan juga belom dia udah ngambil barisan depan. Dasar Anaabi si anak sholeh." Kekeh Ale lalu dia segera ke kamar mandi.

Antri mandi adalah hal yang paling malas dilakukan oleh Ale, dia harus mencari banyaknya santri sesuai urutan kesana kemari untuk mendapatkan antrian mandi setelahnya. Ketika dia sudah dapat justru dia tak sempat karena waktu istirahat sudah habis.

Dia pun mandi dengan cepat karena sebentar lagi adzan maghrib. Dia sudah mulai rutin mengikuti jamaah dan dia dalam tahap menghafalkan doa sholat dengan huruf latin sementara.

Saat selesai mandi dia ke kamar dan mengambil buku tata cara sholat di atas ranjangnya lalu membawanya kebawah.

Adzan Maghrib berkumandang dan mereka melakukan sholat jama'ah. Setelah sholat Maghrib mereka makan malam lebih dulu dan diberikan waktu 20 menit sebelum melakukan tadarus bersama hingga waktu isya'.

Ale duduk di bagian belakang disamping ustadz Amri karena dia harus belajar dengan pria itu. Dia sudah menyelesaikan iqro' 1 dalam beberapa hari saja. Lalu dia lanjut ke iqro' dua dimana huruf Hijaiyah sudah mulai disambung dia huruf.

"Bata. Bada. Baba. Baro..." Ale mengaji dengan lancar hingga beberapa lembar.

Diam-diam Abi yang ada di seberang Ale pun menatap pria itu yang terlihat begitu serius. Dia juga sedang menghafal sembari menutupi sebagian wajahnya dengan Alquran agar suaranya lebih keras terdengar oleh telinganya sendiri.

Ia mengernyitkan dahinya saat melihat ustadz Amri menarik pelan daun telinga Ale dan membuat bocah itu tertawa pelan. Dengan cepat dia mengalihkan wajahnya enggan melihat interaksi mereka berdua.

"Abi." Panggil seseorang dari belakang.

Abi menoleh dan dia melihat salah satu temannya tersenyum lembut.

"Mau disimain ga? Ana udah selesai hafalan soalnya." Tawarnya dengan berbisik.

Abi pun mengangguk dengan semangat, untuk mencari seseorang yang mau mendengarkan dan mengoreksi hafalan mereka sangatlah sulit karena memang mereka sibuk menghafal masing-masing. Namun mereka pun terkadang saling membantu.

AbiAle (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang