Bagian 1 S2

38.9K 4.8K 444
                                    

Rindu dengan cerita ini? Jika iya tunjukkan antusias kalian melalui voment 🦭

-----

Ale terkapar, dia seperti mayat hidup yang hanya berbaring di ranjang sejak acara pecah perjakanya siang kemarin bersama Abi.

"Ke rumah sakit aja yuk. Mas khawatir." Abi menatap sedih ke arah Ale.

BUGH!!

Abi menatap takut ke arah Ale yang baru saja memukul wajahnya dengan bantal. Dia memundurkan tubuhnya sedikit menjauh dari kekasihnya itu.

"Gila lu! Terus pas ditanya kenapa mas?! Gue jawab abis disodok kontol bagong gitu ampe ambeyen?!" Ale terlihat murka.

Abi pun merengut sedih, dia tak tahu harus berbuat apa karena telah membuat Ale tak dapat berjalan bahkan untuk buang air besar pun Ale harus menangis sesenggukan karena perih.

Ale menatap Abi yang mengambil kaosnya lalu memakainya dengan cepat. Pria itu juga mengambil dompetnya membuat Ale penasaran.

"Mau kemana lu Anaabi?" Heran Ale sembari meringis.

Abi menghampiri Ale lalu mengecup dahinya lembut membuat Ale mengulum bibirnya karena merasa senang mendapatkan perlakuan manis seperti itu dari kekasih pertamanya ini.

"Mau ke apotek beli salep buat itu kamu." Jawab Abi dengan santai lalu melenggang pergi setelah mengucapkan salam.

Ale menghembuskan napasnya panjang, dia pun tersenyum lebar dan merasa salah tingkah saat mengingat persetubuhan hebat mereka kemarin. Dia meringis pelan saat merasakan analnya berkedut karena membayangkan betapa jantannya Abi menghujamnya berulang kali.

"Gila ya. Apa orang yang keliatannya alim begitu emang nafsuan?" Gumam Ale sembari menepuk pipinya karena merasa malu.

Dan tanpa sadar dia melupakan sejenak kesedihannya atas meninggalnya mas Agung. Dia pun kembali tidur sembari menunggu Abi datang karena hari pun masih cukup pagi.

Dia bahkan membatalkan rencananya untuk bertemu mbak Ami semalam karena dia tak bisa berjalan.

Tak lama Abi datang sembari membawa tentengan yang lain yaitu makanan. Dia melihat Ale sedang tertidur, dia pun memutuskan untuk membiarkan kekasihnya itu tidur lebih lama lagi.

Dia memilih sholat Dhuha sebentar, walau dia melakukan dosa zina bersama Ale bukan berarti setelah itu dia tak melakukan kewajiban yang lainnya sebagai hamba Allah. Diterima atau tidaknya itu urusannya dengan Allah.

Setelah sholat Dhuha dia pun mengulang hafalannya sembari bergumam di samping Ale yang tertidur. Namun nampaknya suara merdu Abi membuat Ale terbangun.

"Udah balik?" Tanya Ale dengan suara seraknya.

Abi sedikit terkejut dan dia pun segera mengambilkan makanan yang sudah ia beli. Ale mengulurkan tangannya ke arah Abi meminta bantuan untuk mengangkat sedikit kepalanya.

"Mas udah beliin salep. Nanti Mas obati." Ujar Abi sembari menata bantal di belakang kepala Ale.

Posisi kepala Ale sudah lebih tinggi dan dia setengah berbaring. Abi pun menyuapi Ale dengan sup daging yang telah ia beli hingga habis. Setelahnya dia memberikan obat pereda nyeri kepada Ale.

"Lu bilang apa tadi ke mbak apotekernya?" Tanya Ale penasaran.

Abi terlihat sedikit terkejut mendengar pertanyaan Ale, tak lama wajahnya berubah menjadi merona karena malu. Ale menatap aneh ke arah ekspresi Abi yang seperti menahan berak.

"Mas bilang kalau pacarnya Mas lagi sakit gitu aja. Beli obat pereda nyeri." Jawab Abi dengan lirih.

Uhuk! Uhuk!

AbiAle (21+) BL ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang