26

1.1K 78 4
                                    

Setelah Olivia pergi aku hanya dapat terdiam dan mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh wanita itu sebelumnya, Chef Jonathan bermalam bersamanya. Pikiranku yang berkecamuk tentang Chef Jonathan mencium leher Olivia kini menjadi lebih parah menjadi hal-hal lainnya, apakah mereka tidur bersama dan melakukannya?

Badanku bergetar begitu Kayla menepukku, aku hanyut dalam lamunan sehingga lupa bahwa aku sedang bersama Kayla. "Ko bisa ya mereka ngga pacaran tapi tidur berduaan? Lo kalo jadi gue ilfeel kan?" tanyaku kepada Kayla.

Kayla menggelengkan kepalanya, ia tidak setuju dengan perkataanku. "Lo jangan kehasut, bisa aja dia cuma bohong biar kita ngomongin dia ke orang orang dan beritanya tambah panas?" ucap Kayla kepadaku, kali ini aku yang tidak setuju tentang pendapatnya.

"Hussh, jangan nuduh orang sembarangan. Mending sekarang lo bantu gue kasih ini paper bag ke Chef Jonathan, gue ngga mau." Aku menyodorkan paper bag itu kepada Kayla.

"Mending lo aja yang kasih Sa, kita liat reaksi Chef Jonathan begitu tau lo dititipin baju sama Olivia." ucap Kayla, dia selalu menemukan ide aneh dikepalanya yang membuatku merasa keberatan.

"Ngga gue ngga mau, lo aja yang kasih." ucapku, aku tidak ingin melakukan ide aneh itu.

Kayla mengambil paper bag ditanganku, "Oke gue yang kasih, tapi gue bakal bilang kenceng-kenceng sama Chef Jonathan kalo ada bajunya yang ketinggalan karena semalem dia nginep di rumahnya Olivia dan BOOM orang-orang denger dan berita muncul lagi. Asik kayanya?" setelah mengucapkan ide aneh keduanya itu Kayla melangkahkan kakinya untuk menemui Chef Jonathan, ini akan menjadi hal gila dan aku harus menghentikannya.

"Kayla! Oke fine gue yang kasih!" ucapku berhasil membuat Kayla menghentikan langkahnya, aku dapat menebak wajahnya yang berseri begitu ia memberikan papar bagnya kepadaku.

"Nah gitu dong! Sini gue anter lo sampe ke hadapan pujaan hati lo, Chef Jonathan." ucap Kayla membuatku semakin kesal, ia benar-benar ikut bersamaku mengantarkan paper bag ini kepada Chef Jonathan.

Sialnya disana ketiga Chef sedang berkumpul dan itu membuatku semakin merasa kesulitan, aku sangat ingin membalikkan tubuhku dan memberikan titipan ini nanti namun semuanya terlambat saat ketiganya menoleh kepadaku. Kehadiran peserta di gallery saat istirahat memang tidak biasanya, maka tidak aneh jika kedatanganku merebut perhatian mereka.

"Apa ada yang ingin kalian bicarakan?" tanya Chef Jonathan, ia langsung bertanya kepada kami dan dia seperti terlihat senang? Aneh.

"Ada titipan untukmu." ucapku pada akhirnya.

Chef Jonathan tersenyum, ia benar-benar senang kali ini entah karena apa. Apakah dia tahu bahwa ini adalah titipan dari Olivia?

"Wow, dari sekian banyak yang naksir sama Chef Jonathan tapi baru kali ini ada yang ngasih lo hadiah Jo." ucap Chef Reynald, ucapan itu disambut baik oleh Chef Jonathan dilihat dari senyumnya muncul setelah apa yang dikatakan Chef Reynald.

"Jangan salah paham, ini titipan dari Olivia." ucapanku sepertinya membuat mereka terkejut, namun tiba-tiba Chef Reynald tertawa dan ia menutup mulutnya begitu tahu bahwa ekspresi Chef Jonathan berubah dari tersenyum menjadi menegang.

"Olivia?" tanya Chef Jonathan

"Ya, wanita yang bermalam denganmu." ucapanku membuat mereka terkejut kedua kalinya, namun entah mengapa aku menyukai keadaan ini, keadaan dimana Chef Jonathan terlihat panik.

Chef Reynald menghampiri kami, ia mengambil paper bag di tanganku secara tiba-tiba dan membukanya dihadapan Chef Jonathan. Ia kemudian tersenyum jahil kepada Chef Jonathan lalu beralih kepadaku, ada apa dengannya?

"Shit, cuma ada baju dan celana. Daleman lo kemana Jo? Olivia simpen atau lo yang gak pake biar lebih gampang?" ucapan Chef Reynald benar-benar jelas, meskipun aku tidak pernah melakukannya namun aku langsung menangkap maksud dari apa yang dikatakan Chef Reynald.

Berkat bacaanku di wattpad dan beberapa novel yang aku koleksi, aku dapat menyadari hal-hal seperti itu dengan mudah. Sial, aku harus berhenti membacanya agar otakku tidak kotor.

Chef Nata hanya tersenyum geli kearah Chef Reynald yang tengah memanas-manasiku, jujur ini memalukan karena mereka tahu aku mengejarnya dan Olivia tidur bersamanya. Aku tidak cemburu, aku hanya malu.

Aku tidak ingin berlama-lama disini bersama lelaki yang tidur dengan wanita lain disaat aku mengejarnya, aku membalikan tubuhku dengan cepat dan berniat untuk pergi sebelum tanganku ditahan oleh Chef Jonathan yang membuat keadaan di galerry benar-benar seru bagi mereka yang melihatnya. Mereka terlihat salah tingkah, kami mungkin seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar atau seperti tontonan yang tidak boleh di lewat kan.

"Chef lupa berterimakasih? Ya, sama-sama." ucapku  kepadanya dan aku berusaha melepaskan genggamannya namun genggaman itu semakin kuat dan membuatku bingung apa maksudnya, dia menahanku untuk apa?

Chef Jonathan melepaskan genggamanku, "Saya tidak tidur bersama Olivia." itulah yang diucapkan Chef Jonathan pertama kali, namun untuk apa dia menjelaskannya padaku? Aku bukan kekasihnya.

Aku memutarkan mataku, aku tidak mempercayai ucapan seorang buaya. "Oh tidak ya? Bagaimana dengan bercumbu?" ucapku memojokkannya.

Chef Jonathan ingin menjawab ucapanku namun aku memotong, "Namanya juga bermalam bersama dalam keadaan mabuk pula, siapa juga yang menolak tubuh indah seorang model Olivia Charo-"

"Saya tidak peduli kamu percaya atau tidak, saya hanya ingin mengatakan bahwa saya tidak tidur dengannya." ucap Chef Jonathan memotong ucapanku tadi, menyebalkan.

"Saya juga tidak peduli kalau Chef tidur dengannya atau tidak, mengapa repot menjelaskan?" tanyaku padanya. Seharusnya aku membiarkan Kayla memberikan Paper Bag itu kepada Chef Jonathan meskipun setelahnya akan muncul gosip tentang Olivia, mengapa aku harus peduli. Aku ingin segera pergi dari sini.

"Mona Lisa!" panggilan keras dari Chef Jonathan membuatku terdiam, astaga apa yang telah aku lakukan sehingga membuatnya marah.

"Setidaknya gunakan matamu untuk melihat apakah ini barang baru atau bukan, jangan gegabah mengambil kesimpulan." ucap Chef Jonathan begitu ia menghampiriku, ia memperlihatkan bahwa isi dalam paper bag itu adalah baru.

"Apakah sopan untukku melihat barang milik orang lain, tuan?" ucapku kepadanya, walaupun aku tau bahwa aku berprasangka buruk tentangnya.

"Apakah sopan untukmu mengambil kesimpulan tanpa tau kebenaran, Lisa?" Chef Jonathan membalikan pertanyaan, menyebalkan.

Aku bergerak kearahnya dan mengatakan, "Aku tau satu kebenaran."

"Apa?"

"Chef bermalam bersamanya dan itu sudah cukup bagiku, aku tidak suka melihat atau merebut milik orang." ucapku pada akhirnya, aku benar-benar pergi kali ini bersama Kayla yang sangat puas dengan apa yang dia lihat. Aku bahkan dapat melihat sorotan kepuasan yang terpancar dari kedua Chef lainnya, mereka bersenang-senang diatas kemarahanku.











-🫕-

Hi guys long time no see, hope u guys ok. Selamat membaca dan semoga suka ya!<3

with love,
Author A.

My Favorite ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang