64

545 31 0
                                    

Aku sudah menebak bahwa sosial media akan gempar dengan apa yang terjadi beberapa jam yang lalu, aku hanya bisa tersenyum melihat bagaimana mereka bersungguh-sungguh dalam mencari informasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sudah menebak bahwa sosial media akan gempar dengan apa yang terjadi beberapa jam yang lalu, aku hanya bisa tersenyum melihat bagaimana mereka bersungguh-sungguh dalam mencari informasi. "Apa yang membuatmu tersenyum?" tanya Chef Jonathan begitu ia kembali dari toilet, aku menyentuh layar dan menggulirkannya.

 "Apa yang membuatmu tersenyum?" tanya Chef Jonathan begitu ia kembali dari toilet, aku menyentuh layar dan menggulirkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mereka benar-benar secepat itu dalam berbagi informasi?" tanyaku

Chef Jonathan mengangguk, "Setelah ini mungkin foto kita berdua akan berada disana karena kamu ingin berjalan kaki ke tempat ini, saya tidak tahu lagi harus mengatakan apa Sa tapi kamu something defferent." ucap Chef Jonathan lalu tersenyum padaku.

Benar saja, foto kami berdua sudah berada di sosial media beberapa detik yang lalu. Aku membukanya dan mengerti kenapa mereka dengan cepat menemukan jawaban atas hal ini, aku hanya mengupload fotoku saat menunggu Chef Jonathan menjemput dan menjadi clue atas pertanyaan orang-orang.

 Aku membukanya dan mengerti kenapa mereka dengan cepat menemukan jawaban atas hal ini, aku hanya mengupload fotoku saat menunggu Chef Jonathan menjemput dan menjadi clue atas pertanyaan orang-orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ponselku berdering, ibu menelponku dan aku dengan senang hati menerima panggilan itu. Aku sudah tahu bahwa ibu pasti akan menanyakan perihal tunanganku dengan Chef Jonathan, ia pasti terkejut dan senang mendengarnya sama seperti saat ini aku mendengar ibuku dengan nada senang mengucapkan selamat padaku.

"Aku dengannya akan makan malam bu, kita bisa lanjut bicara saat di rumah." ucapku kemudian mengakhiri sambungan telpon diantara kami.

Sebuah hidangan sudah berada diatas meja, aku menikmati makan malamku sebagai tunangan laki-laki yang diidamkan oleh wanita seumuranku. Tidak aku sangka orang yang aku pikir tidak bisa digapai, kini ia menjadi milikku dan ingin menikahiku.

"Siapa yang Chef Jonathan telpon tadi?" tanyaku, aku penasaran karena ia sampai harus berhenti disalah satu lantai.

"Bukan hal penting." ucapnya membuatku mengerenyitkan dahiku, itu jelas penting untukku.

"Siapa?" tanyaku sekali lagi

Chef Jonathan menghentikan gerakannya, ia menatapku. "Restoran yang sudah saya pesan untuk kedatangan kita, namun karena kamu takut ketinggian saya membatalkannya." ucap Chef Jonathan kemudian kembali menyantap hidangan di hadapannya.

"Oh.. Aku menghancurkan rencanamu." ucapku

Chef Jonathan menggelengkan kepalanya, "Kedatangan saya ditunggu oleh para pemilik resto di New York, bukan hal sulit untuk memilih tempat kita makan." ucapnya, dia benar-benar sedang menyombongkan dirinya sebagai Chef terkenal.

Aku kemudian menyadari sesuatu, "Tempat tadi, Chef Jonathan menyewanya?" tanyaku, aku membaca balasan dari netizen yang membahasku.

"Dan dengan restoran ini juga." ucapnya, ya aku tau dan sudah terbiasa dengan cara kami makan tanpa adanya pelanggan.

"Well, aku harus terbiasa dengan itu mulai sekarang." ucapku, Chef Jonathan dan aku memiliki perbedaan yang sangat signifikan dari hal apapun termasuk cara dia memperlakukanku tidak sama seperti laki-laki lain.

"Apa kamu menyukainya?" tanya Chef Jonathan, tentu saja aku menyukai apa yang ia lakukan untukku.

Aku mengangguk, "Tapi aku tidak pernah memberimu apapun." ucapku, aku baru sadar sejauh ini aku tidak pernah memberinya barang atau bahkan berkorban untuknya.

"You did." ucapnya, aku kemudian menatapnya dengan penuh tanya.

"I did?" tanyaku

Chef Jonathan meminum wine miliknya seraya menatapku, sial dia selalu saja terlihat kerem walau hanya bergerak normal seperti laki-laki biasanya. Lagipula kenapa dia harus menatapku saat minum?

"You give me the world ive never had before, saya tidak pernah merasa membutuhkan orang lain sebelum bertemu denganmu. Tidak ada wanita yang bisa saya percaya untuk bisa menghandle saya, tapi kehadiran kamu membuat saya butuh dan membuat saya percaya bahwa kamu adalah wanita yang saya cari. Beberapa wanita yang patah hati karena saya menolak mereka mentah-mentah tidak pernah membuat saya merasa bersalah, tapi kamu adalah wanita satu-satunya yang kehadirannya selalu ingin saya sertai dalam kehidupan bahagia yang ingin saya lakukan." ucap Chef Jonathan

"Aku hanya wanita biasa di Midletown-"

"Saya tidak berencana menikahi wanita yang menganggap dirinya penuh kekurangan sementara ia adalah wanita yang sempurna, saya sedang berusaha dengan sangat keras untuk membahagiakanmu dan bantu saya untuk mewujudkan kebahagiaan itu dengan kamu yang mencintai dirimu sendiri tanpa harus mendengarkan orang lain." ucap Chef Jonathan

"Tapi Chef Jonathan-"

"Sampai kapan akan memanggilku dengan embel-embel Chef?" tanyanya, aku hanya cekikikan ketika melihat wajah kesalnya.

"Tapi aku masih merasa bermimpi setiap kali aku bersamamu, rasanya seperti tidak nyata." ucapku, memang benar itulah yang aku rasakan ketika bersamanya.

"Saya sudah mewujudkan impian itu dengan melamarmu, kamu memang benar-benar milik saya Sa. Apakah menikahi Jonathan Nelson adalah hal yang memalukan? Saya rasa tidak, yang nyata dari apa yang kamu lihat sekarang adalah bahwa kamu adalah wanita yang sempurna dimata saya yang ingin segera saya nikahi." ucap Chef Jonathan

"Mulai hari ini, bersikaplah sebagai keluarga Nelson. Kamu sudah menjadi bagin dari kami Sa, saya ingin kamu dengan bangga berjalan dan bersikap diluar sana sebagai Mona Lisa wanita yang saya cintai." lanjutnya, aku tersenyum padanya setelah ia berhasil meyakinkanku tentang kekhawatiran dan ketakutan yang aku rasakan belakangan ini.

Dia rela pergi ke Duepo yang berbahaya hanya untuk mencari jalan keluar atas permasalahan hubungan kita, dia juga yang merencanakan segala sesuatunya hari ini untuk melamarku. Chef Jonathan mungkin adalah laki-laki pertama yang melamar seorang wanita dengan menyewakan gedung lalu memajang fotoku di gedung-gedung dengan pemandangan kembang api yang meriah dan ditutup dengan dinner romantis, aku sangat beruntung dan harus mulai untuk sepenuhnya percaya padanya, pada calon suamiku.

"Mari kita pulang, ibumu sudah menunggu terlalu lama." ucap Chef Jonathan

"Apa kita akan berjalan kaki lagi?" tanyaku, bagaimanapun mobil miliknya ada di gedung tadi karena kami kemari dengan berjalan kaki.

Chef Jonathan beranjak dari tempatnya dan mengulurkan tangannya dihadapanku untuk mempersilahkan aku beranjak dan ikut bersamanya pergi darisini, aku menggenggamnya dan kami melangkah keluar. Mobil miliknya sudah berada di depan restoran ini dengan keadaan menyala, sepertinya Chef Jonathan tidak bisa menyetir karena ia telah minum wine tadi.

Kami berdua langsung masuk ke mobil, "Were going to Middletown, sir." ucap supir yang kemudian mulai menyetir mobil menjauh dari tempat kita makan tadi.

Kepalaku bersandar pada bahunya menikmati malam hari ini dengan perasaan senang yang tidak terbayangkan sebelum sebuah mobil box besar pengangkut makanan menabrak kami dari sisi sebelah kanan, aku tidak bisa berteriak lagi saat hal itu terjadi karena mobil kami terseret dan berhenti karena menabrak sebuah mobil yang terparkir di bahu jalan.

Samar-samar aku melihat Chef Jonathan terluka di bagian pelipis dan tidak sadarkan diri akibat terbentur kaca, ia berada disebelah kanan mobil ini namun yang paling parah adalah keadaan sopir kami karena ia benar-benar berada tepat dimana bagian tabrakan itu terjadi. Aku menangis kencang dan berusaha untuk membuka pintu mobil ini namun sulit, bagian tombol pada supir sudah tidak terlihat lagi karena pintunya hancur.

My Favorite ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang