5

1.6K 89 0
                                    

Aku telah sampai di gedung Find A Chef bersama Kayla, setelah selama perjalanan ditemani oleh para orang tua dan dosen kini kami benar-benar akan tinggal disini tanpa ditemani mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku telah sampai di gedung Find A Chef bersama Kayla, setelah selama perjalanan ditemani oleh para orang tua dan dosen kini kami benar-benar akan tinggal disini tanpa ditemani mereka. Beberapa dari peserta lainnya sepertinya belum datang, peserta FAC memang tersebar di setiap kotanya.

Keadaan setelah ditinggalkan oleh ibuku sungguh sangat berat, saat berpamitan tadi aku tidak henti memeluk dan memegang tangannya. Aku tidak kuasa menahan tangis saat aku harus segera masuk ke gedung dan berpisah dengannya, namun aku dengan cepat menutupi kesedihanku dihadapan peserta lain.

"Congratulations guys! Kalian yang hadir disini adalah orang-orang yang terpilih, saya akan menyebutkan nama kalian dan kamar yang akan kalian tempati. Sebelum itu saya ingin memberitahukan beberapa peraturan selama kalian tinggal disini, baik peraturan pertama adalah tidak ada yang boleh membawa benda terlarang. Kami akan tidak tegas bagi mereka yang membawanya, kalian tidak bisa keluar dari gedung tanpa seizin kami. Ponsel? kalian akan menggunakannya hanya setelah kalian kembali dari kitchen, setiap pagi saluran data akan kami matikan untuk meminimalisir adanya kecurangan." ucap staff

Aku mengira bahwa aku akan kesulitan untuk menguhubungi ibuku ketika disini, tapi ternyata mereka membiarkan kami memegang ponsel ketika selesai dengan aktivitas utama kami disini. Setidaknya itu bisa membuatku lega.

Kemudian nama peserta satu persatu dipanggil, syukurlah kamarku dengan kamar Kayla berhadapan sehingga kami tidak kesulitan jika meminta bantuan satu sama lain.

"Fasilitasnya oke banget ya sa." ucap Kayla

Aku mengangguk setuju, "Gue sih udah ngira bakal oke banget, Kay."

"Kalo lo butuh gue lo tinggal gedor kamar gue, oke?"

Aku mengangguk, "Oke Kay, yaudah sana masuk."

Kemudian kami masuk ke kamar masing-masing, begitu aku masuk ke kamarku aku mendapati sebuah kasur dengan beberapa fasilitas yang baik. Memang tidak perlu diragukan lagi, acara bergengsi pasti akan memiliki kualitasnya sendiri.

Sebelum merebahkan tubuhku, aku akan membuka koperku dan langsung menyimpan barang-barangku di tempat yang sudha tersedia. Aku sebenarnya malas melakukannya karena lelah, namun akan terasa lebih malas lagi jika aku menunda nunda.

Aku mengeluarkan ponselku dan segera menelpon ibu, "Halo bu, aku sudah sampai di kamarku." ucapku

'hi sa, syukurlah kamarmu terlihat nyaman.'

"Iya bu, aku juga bersyukur karena ternyata aku bisa menggunakan ponselku saat sudah selesai beraktivitas."

"Kau akan menghubungiku kan?"

Aku tersenyum, "Pasti! Bu, aku sedang membereskan keperluanku."

"Apa aku harus menutup telponnya?"

"Tidak, kita bisa saling mengobrol sambil aku merapihkan keperluanku." ucapku

~🫕~

Langit sudah gelap, aku dan Kayla sedang makan malam dan berbincang tentang lomba di esok hari.

Beberapa peserta yang lain juga tengah makan, mereka mungkin sudah melihat kedekatanku dengan Kayla dan beberapa dari mereka juga memilih temannya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa peserta yang lain juga tengah makan, mereka mungkin sudah melihat kedekatanku dengan Kayla dan beberapa dari mereka juga memilih temannya sendiri.

"Gue mungkin hoki, Kay." ucapku kepada Kayla.

"Maksud lo?"

"Baking dan Pastry kan emang kemampuan gue, sedangkan fac ga nyari seorang bakery."

Kayla menatapku, "Tapi lo juga belajar masak yang lain Sa, walaupun emang nilai lo ga sebagus pas lo bikin pastry."

"Semingguan lagi gue kalah ngga sih?"

"Gak! Lo kira fac bisa keluarin orang yang punya kemampuan gila kaya lo?"

Aku tertawa, "Gila apanya sih? Masakan lo tuh yang gila, gila enaknya."

"Pokonya apapun yang terjadi, gue minta kita sama-sama berjuang sa. Gue ga rela ya lo pulang duluan, temenin gue kalo bisa sampe final dan cuma kita berdua yang lomba."

"Ya mungkin sih kalo tiap lombanya dessert terus, gue yakin sih kalo gue bisa menang."

Kayla memelototiku, "Lo tuh paling ga pedean dari dulu ya sa, padahal orang-orang pengen jadi lo."

Aku hanya tersenyum, apa yang dikatakan Kayla memang benar adanya. Banyak orang yang ingin menjadi diriku, entah dalam segi memasak ataupun penampilanku. Anehnya, aku merasa mereka hanya sedang memujikku tanpa benar-benar mengatakkan hal itu dengan serius.

My Favorite ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang