66

591 42 1
                                    

Aku berlarian dari ruang tamu menuju pintu dimana Chef Jonathan berada, ia baru saja kembali setelah menyelesaikan pekerjaannya sebagai juri FAC. Final telah selesai diselenggarakan dan aku sangat ingin mengetahui siapa yang menjadi juara pertama, aku berdoa semalaman agar Kayla bisa menjuarai perlombaan ini.

"Apakah Kayla lebih penting daripada kedatangan saya?" goda Chef Jonathan membuatku sedikit kesal

"Ayolah." ucapku, dia harusnya tahu bahwa Kayla dan dirinya memiliki masing-masing tempat di hatiku.

"Youre best friends did it, she's win." ucap Chef Jonathan

Aku sedikit berteriak dan jingkrak-jingkrak saking senangnya, sahabatku Kayla memenangkan perlombaan ini sesuai dengan harapanku saat keluar dari FAC. Aku sungguh mengharapkannya menang, Chef Jonathan tidak dapat aku pengaruhi karena ia sangat profesional dalam pekerjaannya dan tidak dapat aku suruh untuk memenangkan Kayla demi diriku.

"Apakah dia menanyakan sesuatu tentangku?" tanyaku

Chef Jonathan mengangguk, "Dia merindukanmu." ucapnya, aku kemudian senang sekaligus sedih karena belum bisa bertemu dengannya setelah keadaan ini.

"Kapan aku bisa bertemu dengan Kayla?" tanyaku

"Segera, sabar ya cantik?" ucap Chef Jonathan seraya mengelus kepalaku, ia kemudian mengajakku untuk duduk dan bicara dengannya.

Ponsel miliknya berdering, aku melihat nomor yang belum disimpan oleh Chef Jonathan di layar ponselnya. Anehnya ia langsung beranjak dan menjauh dariku, biasanya ia tidak pernah pergi dari tempatnya meskipun ada yang menelpon. Aku penasaran dan ingin menghampirinya, namun saat aku mendekat Chef Jonathan melihatku dan menyuruhku untuk tetap diam di posisiku.

"Saya harus pergi." ucap Chef Jonathan begitu ia menyelesaikan telponnya, ia mengambil kunci mobil dan hendak membuka pintu rumah.

"Chef Jonathan mau kemana?" tanyaku

"Saya baru dapat kabar kalau teman saya membutuhkan bantuan." ucap Chef Jonathan

Aku kemudian mengerutkan dahiku, bukankah keadaan kita berdua sama-sama berbahaya untuk berada di luar? Kenapa dia bisa menemui temannya sedangkan aku tidak bisa menemui Kayla?

"Kayla juga merindukanku." ucapku padanya

Chef Jonathan menatapku, "Jangan mendebat saya, Sa." ucap Chef Jonathan membuatku terpaku, dia tidak pernah ingin menyakitiku namun kalimatnya barusan membuatku sakit hati.

Aku mengangguk kemudian melepaskan tanganku yang berusaha menahannya tadi, aku mempersilahkannya pergi. "Kehadiranmu juga penting untukku, Chef Jonathan." ucapku

"Sa, bisakah kamu mempercayai saya? Diam disini, saya tau apa yang terbaik untukmu. Paham?" ucap Chef Jonathan dengan nada yang naik di setiap katanya membuatku terkejut berkali-kali, aku mengatur nafasku yang tidak beraturan akibat perubahan yang terjadi padanya.

"Nathan, apakah begitu cara kamu bicara kepada wanita?" ucap Tante Melinda yang baru saja turun dari tangga, ia berjalan ke arahku dan memelukku.

Aku tidak bisa menahan air mataku, semoga Chef Jonathan tidak pergi dan memilih untuk tetap bersamaku karena aku kesepian berada di rumahnya meskipun ada ibu bersama Tante Melinda bersamaku. Dari kemarin malam hingga malam lagi, Chef Jonathan baru saja pulang dan dia harus pergi lagi hanya untuk temannya? Aku pun ingin bertemu Kayla, aku tidak egois namun aku benar-benar membutuhkannya jika memang Kayla tidak bisa menemaniku.

"Mom, jaga Lisa karena Nathan harus segera pergi." ucap Chef Jonathan

"Setidaknya berikan alasan padaku kenapa kamu harus pergi? Kamu seharusnya tau nak, keadaan sedang-"

"Mom stop, sulit bagi kalian untuk menuruti apa yang saya katakan?!" ucap Chef Jonathan membuatku amat sangat membencinya, ia boleh saja membentakku namun kenapa ia harus membentak Tante Melinda? Ibunya sendiri, orang yang melahirkannya.

"Apa kamu benar-benar mengatakan itu kepadanya?" tanyaku memastikan

Chef Jonathan terlihat frustasi, ia menatapku. "Sudah saya katakan, jangan mendebat saya Mona Lisa." ucap Chef Jonathan kemudian pergi, aku hanya bisa terdiam setelah kepergiannya. Bukankah ia terlalu jahat? Padahal malam kemarin ia mengatakan bahwa ia ingin menikahiku, namun apa yang terjadi sekarang?

Tante Melinda memelukku, ia mengusap rambutku berkali kali sambil menenangkanku yang tengah menangis. "Mungkin ia memiliki alasan untuk itu Sa, maafkan Nathan ya?" ucap Tante Melinda, aku mengangguk didalam pelukannya.

"Sa?" ibu memanggilku, aku segera menyeka air mataku karena tidak mau ibu melihatku manangis.

Ibu menghampiriku kemudian aku beralih memeluknya, "Aku baik-baik saja, hanya kesepian dan ingin bertemu dengan Kayla." ucapku kepada ibu.

"Sabar nak, nanti kita bertemu Kayla setelah semua keadaannya membaik." ucap ibuku

"Aku akan menelpon suamiku untuk mendapatkan izinmu bertemu dengan Kayla ya?" ucap Tante Melinda

Aku menggelengkan kepalaku, "Kayla juga pasti mengerti dengan keadaanku, aku juga tidak ingin mencelakakannya." ucapku

Ponsel milik ibu berdering, ia seperti terkejut dengan apa yang ia lihat. "Kenapa bu?" tanyaku

Ibu kemudian berbicara dengan seseorang di telpon, air matanya meluncur begitu saja membuatku amat sangat khawatir. "Pergilah, naik mobil itu dan temui Jonathan." ucap Ibuku seraya menunjuk sebuah mobil yang baru saja memasuki daerah rumah ini.

Aku dan Tante Melinda kebingungan dengan keadaan ini, namun aku hanya bisa menuruti apa yang dikatakan ibuku untuk segera pergi dan menyusul Chef Jonathan. Di mobil itu ada seorang lelaki yang tersenyum padaku, ia sepertinya teman dari ibuku dilihat dari penampilan dan usianya yang aku tebak tidak jauh dari umur ibuku.

"Apakah anda tau dimana Jonathan?" tanyaku kepadanya, ia mengangguk.

"Jonathan sedang bersama Olivia, di sebuah bar." ucapnya membuat pandanganku kosong, ia menjelaskan bahwa aku harus segera kesana dan menemui Chef Jonathan.

Kami sedikit berbincang dan aku paham kemana arah pembicaraan ini, aku mengerti apa yang sedang terjadi di situasi yang tengah aku jalani sekarang. Aku berusaha tenang saat kami sampai di bar yang dikatakan oleh teman ibuku, "Ganti pakaianmu, aku sudah menaruhnya di belakang dan beritahu jika sudah selesai." ucap teman ibuku

Ia keluar dari mobil dan aku langsung mengunci semua pintu mobil, lalu aku bergerak ke area belakang mobil dan menemukan dress hitam beserta sepatu hitam. Lagipula bar mana yang akan mengizinkanku masuk memakai baju rumahan seperti ini, aku segera mengganti pakaianku dan keluar dari mobil.

Kami berjalan menuju bar, begitu pintu bar terbuka aku langsung mencari dimana Chef Jonathan berada. Mataku menemukannya, ia benar-benar sedang bersama Olivia dengan tangannya yang tengah menggenggam tangan Olivia untuk mengajaknya masuk ke dalam ruangan.

Aku baru menyadari bahwa bar ini adalah tempat dimana aku dan Chef Jonathan didatangi oleh Mr.Rayn, tempat dimana aku takut bahwa aku benar-benar akan ditiduri laki-laki lain. Sialan, bahkan ruangannya sama dengan ruangan dimana aku dan Chef Jonathan tempati. Body guardnya sudah pasti sangat shock dengan keberadaanku, mereka menghalangi jalanku sebelum aku berhasil memaksa masuk dan melihat Chef Jonathan dan Olivia terkejut dengan keberadaanku.

"Sa.." ucap Chef Jonathan seraya mendekatiku, aku menggelengkan kepalaku dan mundur.

"Lo harusnya masuk pas dia juga udah masukin gue." ucap Olivia membuatku jijik, namun aku harus menahan amarahku.

Aku mendekati Chef Jonathan dan menatapnya sengit, "Lo mau gue manggil nama lo kan? I'm done with you, Jonathan!" ucapku seraya melepaskan cincin di jari manisku dan menyimpannya di tangan Jonathan.

Jonathan terlihat menggelengkan kepalanya memberikan gesture bahwa ini bukanlah hal yang ia inginkan, "Sa, please-"

"Dont touch me, Jonathan Nelson!" ucapku kemudian pergi dari ruangan sialan itu.

My Favorite ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang