Badanku sudah kembali membaik, saatnya aku mengikuti perlombaan dengan sungguh-sungguh. Aku kembali lagi ke sini, ke galeri dimana aku akan berlomba dan menjadi juara. Semua orang bersemangat menghadapi perlombaan hari ini, aku dapat melihat sutadara baru disana tengah tersenyum ramah padaku. Sepertinya dia tahu apa yang terjadi disini dan ingin mencoba untuk membuat suasana menjadi baik-baik saja, aku membalas senyumnya dan kamera mulai merekam aktivitas kami. Pembukaan dimulai dan cukup meriah, semangat kami terbakar lagi saat berkumpul di galeri.
Aku menjalani aktivitasku di galeri dengan perasaan tenang, para juri hari ini berbaik hati untuk memberikan kami kesempatan membuat apapun untuk dihidangkan pada perlombaan hari ini. Tidak seperti biasanya, aku membuat hidangan selain dessert hari ini.
Aku menyerahkan hidanganku kepada juri, Chef Nata menghampiri hidanganku dan tersenyum. "Saya kira kamu akan membut dessert." ucap Chef Nata, aku hanya tersenyum karena tau bahwa aku memang ahli dibidang itu.
Chef Nata mengunyah hidanganku seraya mengangguk-nganggukkan kepalanya, ia kembali ke posisinya dan digantikan Chef Reynald yang tersenyum jahil kepadaku.
"You just make a simple dish with complicated plating, which is good." Kamu membuat hidangan sederhana dengan plating yang rumit, dan itu bagus.
Chef Jonathan mengangguk, "You always pleased my eyes." kamu selalu memuaskan mataku ucap Chef Jonathan membuat orang-orang menahan senyumnya, mereka berbisik seakan-akan komentar Chef Jonathan adalah untuk menggodaku dan aku tergoda.
Aku kembali ke tempatku dan memperhatikan juri menilai hidangan peserta lain, pada awalnya aku mengira juri sangat berbaik hati membebaskan kami untuk memasak hidangan apapun hari ini namun nyatanya diakhir acara perlombaan ini beberapa orang harus pulang.
Selepas kepulangan mereka, kami para peserta berkumpul dan saling menyemangati satu sama lain. Seseorang mengusap rambutku, aku terkejut dan menemukan Andrew disana.
"Good Job Lisa, saya turut sedih dengan kejadian itu dan untuk menebus kesedihan itu saya akan menjaga kamu ketika di asrama." ucap Andrew
"Cukup bersenang-senangnya, mari kita selesaikan syuting hari ini." ucap Chef Jonathan, matanya melihat kearah kami dan aku seperti seorang kekasih yang ketahuan berselingkuh.
🍬
Aku menjadi peserta terakhir yang dipanggil juri, perlombaan kedua ini selesai tanpa adanya peserta yang pulang.
"Lo keren Kay, makanan lo habis ga bersisa tadi." ucapku kepada Kayla, ia tersenyum sambil melirik sesuatu entah apa.
Aku berbalik dan menemukan Chef Jonathan dibelakangku, ia merangkul pinggangku membuatku terkejut. "Hi Kay, boleh saya pinjam Lisa untuk sementara?" ucap Chef Jonathan kepada Kayla, jelas Kayla setuju dan langsung pergi meninggalkanku.
"Peserta lain bisa lihat." ucapku, masih ada beberapa peserta yang ada di galeri dan Chef Jonathan merangkul pinggangku saat ini.
"Memang itu tujuan saya." ucap Chef Jonathan.
"Tujuan?" tanyaku memastikan maksudnya.
Chef Jonathan memutar badanku menghadapnya, "Tebak, apa yang paling dibenci oleh saya ketika saya akan mencicipi sebuah hidangan?" tanya Chef Jonathan kepadaku, aku menggelengkan kepalaku menyerah lebih awal untuk tidak menjawab pertanyaan Chef Jonathan.
"Lalat yang berada disekitar hidangan saya, pengganggu." ucap Chef Jonathan, matanya entah melihat kearah mana namun yang pasti bukan kearahku.
"Baiklah, jadi apa korelasinya antara kau dengan sengaja merangkul pinggangku dengan lalat?" tanyaku
Chef Jonathan mendekat dan membisikkan sesuatu ditelingaku, tangannya berada disisi kiri kanan tubuhku. "Jawabannya ada di belakangmu." ucap Chef Jonathan, ia mengecup leherku dan aku terkejut karena itu. Kepergian Chef Jonathan mampu membuat para peserta yang tersisa menjerit, mereka menyaksikannya.
Aku membalikkan tubuhku dan bertemu Andrew disana, aku menutup mulutku saat aku mengerti apa maksud dari perkataan Chef Jonathan. Dengan cepat aku keluar dari galeri, aku ingin cepat sampai ke asrama namun tanganku ditarik oleh seseorang dan membuat badnaku gemetar ketakutan. Trauma itu datang lagi.
"Lisa tenanglah, ini saya Andrew." ucap Andrew, aku melihatnya dan aku terengah-engah oleh rasa terkejutku tadi.
"What are you doing?" apa yang kamu lakukan? suara Chef Jonathan mengintimidasi, ia menghampiri Andrew.
"Aku hanya terkejut-" aku mencoba menjelaskan, namun mata tajam Chef Jonathan mengarah pada Andrew.
"I think you should go, now." saya pikir kamu harus pergi, sekarang. Ucap Chef Jonathan, aku menghalangi keduanya.
"Sorry Chef, im just trying to help." Maaf Chef, saya hanya mencoba untuk membantu. ucap Andrew seraya memberikan sebuah jepit, itu adalah jepit rambutku yang kemungkinan jatuh dan ditemukan oleh Andrew.
"Jepitku yang hilang, terimakasih Andrew." ucapku kepada Andrew, ia mengangguk lalu perlahan pergi tanpa mengatakan apapun.
Aku berbalik dan menatap tajam Chef Jonathan, "Ada apa denganmu?" tanyaku, dia bersikap sangat aneh hari ini.
"Oh jadi sekarang kamu sedang membela Andrew di hadapan saya?" tanya Chef Jonathan semakin membuatku tidak mengerti.
"Aku tidak membelanya, dia memang tidak salah." ucapku
Chef Jonathan menghela nafasnya, "Dia menyentuhmu Lisa." ucap Chef Jonathan.
"Lalu?"
"Tidak boleh, tubuhmu adalah milik saya dan tidak satupun laki-laki yang boleh menyentuhmu seperti itu." ycap Chef Jonathan.
"Seperti apa?"
"Seperti lalat yang menyentuh hidangan." ucap Chef Jonathan kembali mengulang ucapan yang sama seperti di galeri.
"Kamu membencinya?"
Chef Jonathan mengangguk, "Sangat."
"Karena apa?"
"Karena hidangan itu milik saya, saya yang harus menyentuhnya."
Aku tersenyum, "Mungkin lalat-lalat itu lebih mahir menyentuh hidangamu, dibanding dirimu sendiri." ucapku penuh dengan makna yang tersirat.
"Kamu meremehkan saya?"
Aku mengangguk seraya mundur perlahan masuk kearah asrama, "Jika tidak, apa Chef Jonathan mau membuktikannya?" aku berkedip sebelum benar-benar bersembunyi di kamarku menunggu kedatangannya, aku menunggunya.
Begitu pintu terbuka aku langsung merasakan suasana yang berubah di kamarku, suasana menegangkan selakigus suasana menyenangkan merasuk kedalam jiwaku. Darahku berdesir begitu Chef Jonathan mengunci pintu kamarku, dia perlahan menghampiriku dan merangkak diatas tubuhku yang sedang berada diatas kasur.
Chef Jonathan mengambil sesuatu di sakunya dan membuka bungkusnya dengan giginya, aku tidak memperhatikan benda apa itu karena aku sibuk dengan matanya yang indah. Aku dapat merasakan tubuh Chef Jonathan berada diatasku, persis diatasku dan menyentuhku.
-🫕-
Hi guys, My Favorite Chef is back. Semoga kalian suka sama part ini, jangan lupa vote and comment ya🌷
with love,
author A
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Chef
Fanfictioncreate in [6 mei 2022] #1 agency [30 mei 2022] #1 disappointed [22 aug 2022] #1 model [17 sept 2022] #1 audition [1 july 2022] #1 Jonathan [27 januari 2023] #1 televisi [26 februari 2023] DISCLAIMER Karena cerita ini terinspirasi dari mci 5 dan den...