Beberapa orang telah dipanggil oleh para juri, aku berharap aku juga dipanggil karena aku ingin hidanganku dicicipi oleh mereka. Namun disaat aku tengah menunggu juri untuk memanggil giliranku, Clara kembali menggangguku dan membuatku kesal. Sungguh kali ini aku sedang tidak ingin membalasnya, energiku sudah habis untuk membuat cake ini.
Clara terang-terangan menatapku sambil tersenyum sinis, ia memberikan tatapan meremehkanku.
"Effort banget? Kaya lo mau dipanggil ke depan aja." ucap Clara kepadaku, aku hanya bisa tertawa kecil menanggapinya. Kemudian aku menatap hidangannya yang jauh dari hidanganku yang mewah, aku bahkan tidak mau memakannya karena tampilannya yang tidak menggugah seleraku.
"Clara silahkan kedepan." ucap Chef Jonathan, aku melihat kedua juri saling menatap satu sama lain seperti kebingungan. Mereka berbisik bahwa Clara tidak akan maju ke depan untuk dicicipi hidangannya, namun Chef Jonathan memanggilnya tanpa persetujuan kedua juri disebelahnya.
"Lisa silahkan kedepan." lanjut Chef Jonathan, dua orang maju ke depan jelas membuat para peserta bingung.
Aku tidak ingin ambil pusing tentang maksud Chef Jonathan memanggil dua peserta sekaligus, aku hanya membawa cake buatanku dengan hati-hati dan disimpan berdampingan dengan hidangan milik Clara. Selain Cake, aku juga harus berdampingan dengan Clara.
"Sebelum saya menjelaskan kenapa saya memanggil dua peserta, saya akan bertanya kepada kalian semua termasuk juri. Menurut kalian, cake mana yang akan kalian pilih?" tanya Chef Jonathan, ia menunjuk satu persatu peserta.
Banyak dari mereka yang memilih cake milikku, ada juga yang memilih hidangan Clara dan kedua juri yang memilih cake milikku. Aku merasa lega setidaknya tampilan cake ku menarik perhatian mereka walaupun aku belum tau bagaimana rasanya, semoga saja rasanya sesuai dengan apa yang aku inginkan.
"Jika bedasarkan pemilihan, hidangan Lisa banyak dipilih oleh kalian. Maka kali ini kami bertiga akan memilih mana hidangan yang kami sukai, bedasarkan penampilan dan rasa tentunya." ucap Chef Jonathan tidak mampu membendung rasa penasaranku tentang apa yang akan dilakukannya.
Bahkan aku dapat melihat kebingungan diwajah Chef Nata dan Chefe Reynald, aku meyakini bahwa mereka berdua bahkan tidak tahu apa yang tengah direncanakan Chefe Jonathan. Kini mereka tengah mencicipi hidanganku dan hidangan Clara, aku masih disini menunggu apa maksud dari Chef Jonathan.
"Saya sudah mencicipi hidangan kalian, pilihan saya jatuh kepada hidangan kamu Lisa." ucap Chef Jonathan seraya menatapku, aku berterimakasih kepadanya.
"Jujurlah Chef, sebenarnya apa maksudmu?" tanya Chef Reynald kepada Chef Jonathan, ia juga bertanya-tanya.
"Pilih." Chef Jonathan sepertinya kekeh dengan tujuannya, ia kembali menyuruh kedua Chef memilih hidangan kami.
Betapa bersyukurnya aku saat kedua Chef memilih hidanganku, setidaknya aku bisa tenang karena aku tidak akan masuk kedalam pre-sure test. Selain itu aku juga tidak kalah senangnya melihat wajah Clara yang muram karena ia tau bahwa hanya sedikit yang memilih hidangannya.
"Clara dari awal kamu sudah mengecewakan saya dengan hidangan-hidangan kamu, kamu bisa lolos pre-sure test karena kami ingin melihatmu berkembang dan bisa memberikan hidangan terbaik. Tapi saya selalu melihat bagaimana kamu mengkritik Lisa, jika kamu memang memiliki waktu untuk mengkritik Lisa maka kamu seharusnya menggunakkan waktu itu untuk memperbaiki hidanganmu." ucap Chef Jonathan yang kemudian disusul dengan bisikan para peserta, Clara terlihat semakin muram.
"Ini memang sebuah kompetisi dan kamu tidak mencari teman disini, semua bersaing dan dalam persaingan itu kamu harus cukup kuat jika ingin mengalahkan Lisa. Jika hari ini saja hidangan dia lebih baik daripada kamu, lalu apa yang akan kamu kritik dari dia? Jika kamu marah dengan caraku, gunakan kemarahanmu untuk membuktikan bahwa kamu juga bisa menjadi yang terbaik." lanjut Chef Jonathan, dibalik ketegasannya yang terkesan galak di FAC aku dapat melihat bagaimana Chef Jonathan memiliki pemikiran dan perasaan yang baik.
"Terimakasih Chef." ucap Clara.
"Izinkan kami memberikan komentar untuk hidanganmu Clara, menurut saya rasa hidanganmu pas dan kekuranganmu hanya pada tekstur dan juga tampilan. Kamu mungkin bisa menambahkan sedikit dekorasi di kue nya, jika tidak kamu bisa membuat dekorasi di piringnya. Dan untuk Lisa, Good Job! Penampilan menakjubkan dengan rasa yang juga sangat baik, mungkin jika kamu menjadi pemilik toko kue dan cake ini ada dalam menu pasti ini menjadi menu terbaik." ucap Chef Jonathan kepada kami berdua, sebuah komentar yang kontras antara hidanganku dan hidangan Clara.
"Ganggu mereka dengan masakan terbaikmu Clara, memangnya kamu tidak mau melihat Lisa masuk presure test?" ucap Chef Reynald memotivasi, ia terdengar seperti mengompori kami.
"That's a good one Chef." ucapku kepada Chef Reynald membuat para juri dan peserta tertawa, aku berpikir memang benar adanya apa yang dikatakan para juri. Mereka tidak melarang Clara untuk berhenti menggangguku, tapi hidangan Clara yang tidak kunjung membaik yang membuat mereka kecewa.
"Baik, kalian boleh kembali ke brench." ucap Chef Jonathan.
Kemudian juri kembali memanggil peserta, aku hanya fokus dengan komentar yang juri berikan kepada mereka. Sebagai bahan evaluasi jika aku membuat hidangan yang sama dengan mereka, aku tidak memperdulikan apa yang dikatakan Clara karena memang kemampuannya jauh berbeda denganku. Benar kata para juri, aku mungkin akan terganggu dengan Clara jika masakannya benar-benar luar biasa dan sulit dikalahkan.
"Baik, kami sudah mencicipi hidangan pada tantangan hari ini. Banyak yang berhasil dan banyak yang membuat kami kecewa, seperti biasa kami akan menyebutkan pemenang pada tantangan hari ini." ucap Chef Nata, jantungku berdegup kencang takut jikalau hidanganku membawaku ke presure test.
"Pemenang pada tantangan hari ini adalah, Lisa!" ucap Chef Reynald, aku cukup terkejut dengan kemenanganku yang kedua kalinya. Para peserta menyemangatiku namun Clara hanya menepuk tangannya tanpa melihat kearahku, aku tidak memperdulikannya.
Sutradara kemudian memberhentikan syuting, ternyata sudah waktunya kami untuk beristirahat terlebih dahulu lalu melanjutkan perlombaan pada sore hari. Kami terbiasa mengobrol atau makan siang bersama pada saat istirahat, namun entah mengapa hari ini aku merasa malas untuk sekedar makan siang.
Badanku tiba-tiba kaku saat mendapati sutradara itu mengedipkan matanya padaku, gila! Lelaki tua itu menggodaku? Aku langsung membalikan tubuhku dan segera mengajak Kayla keluar dari galeri. Untuk kedua kalinya badanku bereaksi aneh saat aku melihat kehadiran Olivia disekitar FAC, ia mendekatiku seperti ingin mengatakan sesuatu.
"Hai, maaf ganggu jam istirahat lo berdua. Gue lagi cari Jonathan siapa tau kalian liat?" tanya Olivia kepadaku, itulah kalimat yang pertama kali aku dengar darinya. Suaranya lemah lembut, ia bahkan menunduk sedikit saat menyapaku.
"Chef Jonathan masih di galeri, mau gue panggil?" tanyaku kepadanya.
"Kayanya dia masih sibuk ya? Lo keberatan ngga kalo gue mintain bantuan?" tanya Olivia lembut, mana bisa gue nolak!
"Boleh, bantu apa?" tanyaku tidak kalah lembutnya.
"Gue ada pemotretan sebentar lagi dan kayanya ngga keburu buat ngasih ini ke dia, lo bisa kasih ke Jonathan kan kalo dia udah selesai?" lagi-lagi Olivia memintaku dengan baik-baik.
Aku mengangguk tanda setuju, kemudian aku mengambil sebuah paper bag yang ada ditangannya. "Makasih ya, Jonathan emang suka teledor kalo abis nginep apa aja ketinggalan." ucap Olivia kini membuatku terdiam.
-🫕-
Hope u guys like it
Jangan lupa vote & comment ya🤍with love,
Author A
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Chef
Fanficcreate in [6 mei 2022] #1 agency [30 mei 2022] #1 disappointed [22 aug 2022] #1 model [17 sept 2022] #1 audition [1 july 2022] #1 Jonathan [27 januari 2023] #1 televisi [26 februari 2023] DISCLAIMER Karena cerita ini terinspirasi dari mci 5 dan den...