Samar-samar aku melihat kamarku sudah dipenuhi oleh orang-orang, mereka mengerubungiku layaknya seorang korban dan aku tidak bisa mengucapkan sepatah katapun untuk memberitahukan rasa sakitku kepada mereka. Aku hanya bisa berharap mereka langsung membawaku ke rumah sakit sebelum aku kembali kehilangan kesadaran diriku, membuka mata saja sudah cukup berat untukku saat ini.
"Apa yang kalian lakukan?! Cepat bantu saya membawa Lisa ke mobil." entah siapa yang bicara, aku tidak mendengar suara selanjutnya. Sepertinya aku kehilangan kesadaranku lagi, kepala bagian belakangku sangat sakit.
Kesadaranku kembali dan aku menghirup bau obat-obatan yang menyengat, alisku bertaut mengerinyit menunjukkan rasa sakit yang luar biasa. Tidak ada lagi yang bisa aku lakukan selain menangis, aku tidak pernah merasakan rasa sakit sesakit ini.
"Kamu sudah sadar nak?" suara seseorang disebelahku, aku tidak tahu siapa itu yang pasti dia adalah seorang perempuan namun aku tidak bisa melihatnya dengan jelas karena pandanganku kabur.
"Mom tenanglah, kasihan Lisa."
"Ini semua salahku, masalaluku tidak pernah berhenti mengikutiku dan membuat orang lain menjadi korban."
"Ibu.." lirihku perih, aku akhirnya bisa mengucapkan sebuah kata meski sangat sulit.
"Saya sudah menghubungi ibumu, dia akan berada disini sebentar lagi bersama orang yang diperintahkan Dad." aku kalo ini tahu siapa yang berbicara, Chef Jonathan.
Aku tidak membalas perkataannya, samar aku merasa bahwa tanganku disentuh oleh tangan seseorang yang berusaha menggenggam tanganku. Aku melirik tanganku dan dengan keadaan lemah aku menyingkirkan tangan itu, tangan Chef Jonathan.
"Sa.." suara Chef Jonathan yang lirih mendapatkan penolakkan dariku.
"Kenapa? Apa yang telah Nathan lakukan nak?" suara wanita, aku meliriknya dan menemukan tante Melinda dengan keadaan menangis tersedu-sedu.
"Anak tante melakukan kesalahan nak?" lanjut tante Melinda.
"Mom, kau bisa menghukumku nanti ya? Izinkan aku menemani Lisa terlebih dahulu." ucap Chef Jonathan menjawab pertanyaan yang diberikan tante Melinda kepadaku.
Lalu suara pintu terbuka dengan keras, aku terkejut dan setelahnya aku menangis begitu ibuku datang menemuiku dengan keadaan kacau. Ibuku banyak bertanya tentang keadaanku dan alasan kenapa aku bisa berakhir seperti ini, namun pertanyaannya tidak bisa aku jawab satupun karena rasa sakit yang masih menyerangku. Aku dapat melihat dengan jelas kekhawatiran dan kemarahan ibu sata melihatku terbaring di rumah sakit, aku ingin mengatakan bahwa aku baik-baik saja untuk menenangkannya namun tubuhku tidak berbohong kalau aku kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Chef
Fanficcreate in [6 mei 2022] #1 agency [30 mei 2022] #1 disappointed [22 aug 2022] #1 model [17 sept 2022] #1 audition [1 july 2022] #1 Jonathan [27 januari 2023] #1 televisi [26 februari 2023] DISCLAIMER Karena cerita ini terinspirasi dari mci 5 dan den...