30

1.2K 77 6
                                    

"Mr.Rayn sepertinya kita salah paham, aku dan Chef Jonathan tidak memiliki hubungan apa-apa. Jujur ketika aku mengatakan bahwa dia kekasihku, memang harapanku seperti itu. Aku berharap bahwa aku bisa menjadikannya kekasih, namun nampaknya sampai saat ini Chef Jonathan sama sekali tidak menyukaiku. Jika kau bertanya siapa yang pantas untuk dimarahi, itu aku." ucapku tergesa-gesa.

"Kau menyukainya nona?" tanya Mr.Rayn padaku.

Aku mengangguk jujur, aku sangat sangat menyukai anakmu Mr.Rayn. Aku ingin mengatakannya dengan sangat keras, namun aku tidak berani.

"Bagaimana denganmu Nathan?" tanya Mr.Rayn

Chef Jonathan menggelengkan kepalanya, "Aku tidak tau dad-"

"Oh, apa karena Olivia?" tanya Mr.Rayn

"Aku sama sekali tidak menyukainya, dia tidak lebih dari sekedar teman." ucap Chef Jonathan.

Lalu istri Mr.Rayn merangkul pundakku, "Kau boleh mengatakan apapun dengan jujur, jika suamiku marah biar aku yang mengurusnya. Katakan saja apa yang terjadi agar kami mengerti, ya?" ucapnya padaku, aku menatap mata Chef Jonathan penuh ketakutan tentang apa yang terjaid selanjutnya jika aku salah dalam berkata.

Chef Jonathan menganggukkan kepalanya sebagai pertanda bahwa dia tidak masalah dengan apa yang akan aku katakan nanti, "Aku sama sekali tidak akan senang jika Mr.Rayn menikahkanku dengan Chef Jonathan meskipun aku sangat menyukainya, aku tidak ingin ada keterpaksaan. Percayalah bahwa aku dengan Chef Jonathan sama, aku tidak pernah memiliki kekasih selama hidupku dan aku baru jatuh cinta dengannya. Mungkin aku terlalu bodoh untuk menyadari bahwa perasaan marahku adalah sebuah kecemburuan saat aku melihat Olivia dengannya, puncaknya saat Olivia bertemu denganku dan mengatakan bahwa mereka bermalam bersama." ucapanku terpotong oleh reaksi dari Mr.Rayn.

"Kau bermalam bersama Olivia?" tanya Mr.Rayn penuh amarah.

Aku dengan cepat menyanggahnya, "Aku bisa menjadi saksi bahwa mereka tidak bermalam bersama, sebelum kami pergi ke Club kami sempat bertemu dengan Olivia dan ternyata Chef Jonathan tidak melakukan hal itu. Aku dan Chef Jonathan berada di club karena aku mengatakan bahwa aku akan meniduri laki-laki malam ini, aku mengatakannya karena aku terlalu marah mengetahui bahwa Chef Jonathan bermalam bersama Olivia. Mr.Rayn aku sudah jujur padamu, aku mungkin bukan siapa-siapa tapi Chef Jonathan adalah laki-laki yang baik dan kau telah berhasil mendidiknya sehingga banyak orang menyukainya termasuk aku dan ibuku." ucapku, wajah Mr.Rayn berubah dengan cepat. Awalnya dia terlihat marah namun tiba-tiba ia tersenyum dan bertanya padaku.

"Apa kesan ibumu kepada Nathan?" tanya Mr.Rayn dengan nada bersemangatnya.

Aku kembali melirik Chef Jonathan yang lagi-lagi mengizinkanku untuk terus bicara dengan orang tuanya, "Ibuku selalu bilang jika ia memiliki seorang anak laki-laki, ia ingin anaknya mirip dengan Chef Jonathan. Awalnya aku mengira bahwa ibuku ingin memiliki anak lelaki yang tampan, tapi ibuku menjelaskan bahwa hampir seluruh sikap Chef Jonathan adalah sebuah gambaran dari seorang laki-laki yang baik. Ia tidak pernah percaya dengan isu kedekatannya dengan Olivia, ibuku yakin bahwa Chef Jonathan memiliki pribadi yang lebih dari cukup untuk memperlakukan wanita dengan baik." ucapku sejujur jujurnya kepada Mr.Rayn, ia terlihat sangat puas dengan apa yang aku katakan.

"Kau mendengarnya dad?" tanya Chef Jonathan kepada Mr.Rayn.

"Ya, itu semua berkat aku yang selalu-" ucapan Mr.Rayn terpotong oleh istrinya, ia terlihat lembut menghentikan pembicaraan Mr.Rayn dengan mengusap lengannya dan menyuruhnya berhenti.

Mr.Rayn dan istrinya beranjak dari sofa dan berpamitan, "Nathan bawa gadis cantik ini ke kamar tamu kita, setelah itu aku akan menyusul menemui kalian ya?" pintanya sebelum mereka benar-benar pergi dari hadapan kami, ia seperti sedang memisahkan Mr.Rayn dengen Chef Jonathan dengan menenangkan suaminya. Entahlah, tapi yang aku lihat seperti itu.

🥨

Disinilah aku sekarang, di sebuah kamar tamu bersama Chef Jonathan yang berdiri bersandar di pintu yang masih terbuka. Aku hanya bisa duduk kaku menghadapi apa yang telah terjadi beberapa jam yang lalu, aku tau awal dari semua ini adalah kesalahanku.

Aku mantap untuk membuka pembicaraanku dengan Chef Jonathan, "Maaf Chef, aku tidak tahu akan jadi seperti ini." kalimat pertamaku yang berhasil memecahkan keheningan diantara kami.

Chef Jonathan menggelengkan kepala seiring dengan tatapannya yang berpindah padaku, "Saya seharusnya dari awal tidak peduli dengan apa yang kamu bicarakan tentang meniduri laki-laki di club, tapi orang tua saya sangat mengajarkan saya untuk menghormati perempuan dan jika kamu meniduri laki-laki disebuah club dengan alasan cemburu kepada saya maka saya yang akan menghentikan niatmu itu." ucap Chef Jonathan, ia menjelaskan bahwa dia juga ikut terlibat dan aku tidak sepenuhnya salah.

"Tetap saja aku merasa bersalah, aku melihat  bagaimana Mr.Rayn sangat kecewa kepadamu-" ucapanku terpotong oleh Chef Jonathan.

"Setelah melihat bagaimana keluargaku memperlakukanmu dan mengajarkanku untuk menghargai wanita, apakah kamu masih yakin bahwa Olivia adalah orang yang saya pilih untuk menjadi kekasih?" tanya Chef Jonathan.

Kedua alisku bertemu, aku bingung dengan perkataan Chef Jonathan. "Aku tidak mengerti maksudmu Chef." ucapku terus terang.

"Aku tidak sedang menjelekan Olivia, hanya saja prinsipku berbenturan dengan cara dia menjalani hidupnya." ucap Chef Jonathan.

"Jika cara hidup Olivia seperti yang Chef pikirkan, apakah Chef akan menjadikan Olivia seorang kekasih?" pertanyaanku dijawab anggukkan kepala dari Chef Jonathan, setidaknya aku bisa bangga karena ia jujur padaku.

Kemudian istri Mr.Rayn muncul dibelakang Chef Jonathan dan berbicara padaku, "Sebenarnya tidak ada yang salah dengan Olivia, hanya saja kami mendidik Nathan menjadi laki-laki yang menghargai wanita. Jika Olivia tidak bisa menjaga dirinya sendiri, bagaimana dengan Nathan?" pertanyaan yang cukup menamparku karena telah berkata dengan mudahnya bahwa aku akan menduri laki-laki.

"Aku benar-benar meminta maaf atas kegaduhan malam ini-" ucapanku terpotong olehnya.

"Aku yakin Nathan berada disana karena mengkhawatirkanmu, jika teman-temannya mengadakan pesta di club dan Nathan tidak datang karena menjaga kepercayaan orang tuanya maka aku percaya bahwa dia memiliki alasan untuk berada disana." ucapannya menghentikan kekhawatiranku, aku tidak dapat menyembunyikan perasaan lega saat aku melihat Chef Jonathan tersenyum kepadanya.

Aku ikut tersenyum, "Apa Mr.Rayn akan memarahiku karena membawa Chef Jonathan ke club?" tanyaku tiba-tiba, sontak pertanyaanku disambut tawa dari mereka berdua.

"Dia paling tidak bisa memarahi wanita, lihat saja bagaimana dia memarahiku dan mengajakmu kesini karena takut saya melakukan hal-hal tidak baik padamu." ucap Chef Jonathan.

"Syukurlah Chef, aku-"

Istri Mr. Rayn sontak menoleh padaku, "Chef? Ah pantas saja wajahmu ini familiar. Kamu queen of dessert kan?" ucapnya

Aku mengangguk, orang-orang di sosial media mulai memanggilku dengan sebutan itu. "Aku Mona Lisa, tante bisa panggil aku Lisa." ucapku kepadanya.

"Namaku Melinda." ucap Tante Melinda kepadaku.

"Dan panggil aku Jonathan, jangan panggil Chef jika tidak sedang bekerja." ucap Chef Jonathan membuatku tersenyum.

"Tante Melinda, apa aku boleh memanggilnya Nathan?" tanyaku kepada Tante Melinda.

"Panggil apa saja, panggil sayang juga boleh." ucapnya membuatku tersipu malu.











-🫕-

Hi guys My Favorite Chef is update! Hope u guys like and enjoy read this chapter, jangan lupa vote and comment ok! See u in another chapter🤍

with love
author A

My Favorite ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang