39

1K 82 6
                                    

Sebelum larut malam, aku dan Chef Jonathan berniat untuk kembali ke rumahku namun saat aku mengetuk pintu tidak ada jawaban dari ibu. Saat aku membuka ponselku, ibu ternyata sudah menelponku sebanyak 3 kali dengan pesan yang menjelaskan bahwa ibu sedang ada kegiatan forum dan ia akan pulang besok pagi. Mungkin aku lupa menjelaskan bahwa ibuku menjadi ketua forum wanita di lingkungan ini, kegiatan mereka banyak dan cukup untuk mengisi waktu kesepian mereka tanpa seorang suami.

Aku berbalik mencari dimana Chef Jonathan berada karena seharusnya ia berada disampingku, ternyata ia sedang berbicara dengan seseorang entah siapa. Begitu aku menghampirinya, seseorang itu terlihat membungkukkan tubuhnya menyapaku dan aku tersenyum padanya.

"Sebaiknya kita lekas kembali, kamu harus beristirahat Sa." ucap Chef Jonathan seperti mengerti tentang ibuku yang akan pulang besok pagi.

Aku mengangguk dan kembali menaiki mobil Chef Jonathan, "Ibuku-"

"Pulang besok pagi kan? Aku sudah menyuruh beberapa orang untuk menjaganya, jadi jangan terlalu khawatir Sa." ucap Chef Jonathan membuatku terdiam karena bingung, namun aku tidak ingin bertanya lebih jauh tentang itu.

Akhirnya kami sampai di rumahnya lagi, "Aku bisa tidur di sofa." ucapku, sepertinya aku tidak ingin terlalu berharap untuk bisa memeluknya sepanjang malam.

Tubuhku melayang karena Chef Jonathan menggendongku tiba-tiba, aku menjerit kecil karena keterkejutanku dan berakhir tertawa begitu Chef Jonathan membawaku ke kasur.

"Chef Jonathan-"

Cup! Dia mengecup bibirku, "Sampai kapan kamu mau memanggil saya Chef Jonathan?" tanyanya membuatku tersenyum malu karena wajahnya dekat dengan wajahku.

Cup! Dia mengecup bibirku, "Sampai kapan kamu mau memanggil saya Chef Jonathan?" tanyanya membuatku tersenyum malu karena wajahnya dekat dengan wajahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lantas aku harus memanggilmu apa?" tanyaku balik kepadanya, ia terlihat berpikir.

"Jonathan? Nathan?" tawarnya, kini aku yang berpikir.

"Nathan? Aku bukan bagian dari keluargamu." ucapku sedikit jahil untuk memancingnya.

Chef Jonathan sepertinya sedikit kesal, "Kamu bisa memanggil saya dengan apapun yang kamu mau, asal jangan Chef Jonathan." ucap Chef Jonathan membuatku cekikikan geli, ternyata dia mudah terpancing.

Aku ingin memancingnya lagi, "Sayang?" aku mengatakannya hanya atas dasar sikap jahilku saja, tidak mungkin aku berani memanggilnya seperti itu karena aku cukup malu untuk melakukannya.

Sikap kejahilanku menurun derastis saat Chef Jonathan mulai menciumi wajahku dan beralih mencium bibirku, entah apa yang berbeda namun kali ini sebuah lenguhan keluar dari bibirku saat Chef Jonathan mengecup-ngecup kecil area leherku dan kembali menatapku.

"Katakan sekali lagi." titahnya, aku menggelengkan kepalaku menolak perintahnya. Aku tidak berniat untuk memanggilnya dengan sebutan itu, aku hanya ingin menjahilinya saja.

"Jonathan." ucapku pada akhirnya, Chef Jonathan kemudian tersenyum padaku dan mengelus kepalaku.

"Good."

My Favorite ChefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang