Sepertinya aku terlelap setelah makan malamku dengan Chef Jonathan, aku menggeliat di kasur dan menemukan Chef Jonathan tengah tertidur pulas dengan bertelanjang dada. Sungguh kami tidak melakukannya, terakhir kali yang aku ingat sebelum tidur adalah ketika Chef Jonathan memelukku seraya mengusap rambutku dan aku menyentuh tubuhnya yang indah itu.
Dalam keadaan gelap aku mencoba menyentuh perutnya yang tegas itu untuk kembali tidur sambil memeluknya, namun entah aku bermimpi atau tidak. Aku melihat seorang wanita, ia telanjang? Chef Jonathan tidak mungkin melakukan hal itu apalagi ketika aku sedang berada di rumahnya.
"Hei." tegurku, dengan cepat ia berbalik dan aku sangat terkejut begitu ia menodongkan benda tajam padaku. Aku menahannya dengan tanganku dan meringis sejadi-jadinya karena tanganku terluka, semakin ia memaksaku semakin dalam lukaku dibuatnya.
"Chef.. Jonathan.."
Sepersekian detik kemudian wanita itu sudah terjatuh akibat dari pukulan yang dilakukan oleh Chef Jonathan, ia mengambil ponsel dan segera menelpon seseorang dengan marah. Aku tidak pernah melihat Chef Jonathan semarah ini, ia hanya tegas saat di galeri.
Aku terdiam di kasur seraya terisak merasakan perih di tanganku, Chef Jonathan harus segera mengurus wanita itu dan mengikatnya agar ia tidak kabur. Sepersekian menit kemudian beberapa orang masuk membuatku kembali histeris, trauma itu tidak akan hilang jika mereka terus menerobos masuk ke dalam ruangan dimana ada aku di dalamnya.
Dengan cepat Chef Jonathan meraihku dan memelukku, aku menangis sejadi-jadinya atas apa yang aku alami beberapa detik yang lalu. Masih dalam ke gelapan Chef Jonathan menciumku dan menyuruhku untuk menunggu sebentar, "Where the fuck are you been?" tanya Chef Jonathan dengan nada tinggi kepada orang-orang itu, ternyata mereka adalah orang surhan Chef Jonathan untuk menjaganya.
"I am sorry Mr.Jonathan."
"I don't fucking need your apologize!"
"Rumah nona Mona Lisa seperti ada yang mengintai dari jauh, kami menyusun strategi untuk menangkap dan menyelematkan ibu dari nona Lisa." ucapnya membuatku dengan cepat beranjak dari kasur, aku mendekat.
"Ibuku? Apakah dia baik-baik saja?" ucapku panik, aku tidak lagi merasakan sakit di tanganku ketika aku mendengar ibu juga tidak aman
Chef Jonathan kemudian melangkah menuju saklar lampu, begitu menyalakannya ia langsung berlari ke arahku dan memegang tanganku melihat bahwa tanganku terluka. "Sa... Kita segera ke rumah sakit ya?" ucap Chef Jonathan
"Ibuku.."
"Nona Lisa, ibumu aman bersama kami. Pengintaian itu adalah pancingan agar kami tidak mengawasi rumah ini, ibumu tidak terluka sama sekali bahkan halaman rumahmu tidak tersentuh oleh siapapun."
Chef Jonathan kemudian merangkulku dan membawaku ke dalam mobil, "Urus wanita sialan itu dan temukkan jawaban atas motif apa yang membuatnya menyerang Lisa, saya tidak segan-segan untuk turun tangan jika tidak ada kejelasan darinya." ucap Chef Jonathan
Ia kemudian masuk ke dalam mobil dan begitu mobil ini melaju, beberapa mobil dengan tulisan news di bagian samping kiri kanan mobil tersebut melaju mendekati rumah Chef Jonathan. "Shit!" ucap Chef Jonathan yang menyadari bahwa ada media yang datang ke rumahnya.
"Siaga 1 type M, hilangkan barang bukti apapun atau kalian yang hilang. Jika perlu hilangkan mereka, media sialan." ucap Chef Jonathan melalui alat yang ada di telinganya
Chef Jonathan tidak berkata apa-apa, aku hanya dapat melihat rahangnya yang keras pertanda bahwa kemarahan sedang menguasainya. Chef Jonathan kemudian meraih kaos yang berada di belakang mobilnya saat ia menghentikan perjalanan kami, "Tahan ya Sa." ucap Chef Jonathan lalu membalut kaos itu ke tanganku dan mengeratkannya, aku meringis namun tetap bisa menahan.
🪡
(warning: gambar mungkin mengganggu untuk sebagian orang. ⚠️blood, stitches, and wound)Tangan yang semula baik-baik saja tanpa bekas luka apapun kini menjadi jelek, aku meratapi hidupku sekarang ini. Apakah rasa sayangku terhadap Chef Jonathan sebanding dengan apa yang aku dapatkan? Aku tidak bisa menyalahkannya karena ia pun tidak ingin aku terluka, namun semenjak bersamanya hidupku berubah menjadi tidak seaman dulu.
"Sa, saya benar-benar minta maaf." ucap Chef Jonathan disebelahku, kami berada di rumah Mr.Rayn.
Aku tidak menggubrisnya, butuh waktu untukku agar bisa kembali berbicara padanya dan mempercayai bahwa bersamanya merupakan tempat aman untukku berada disisinya. Kami bahkan tidak bisa pergi ke rumah sakit hanya karena tidak ingin media datang meliput kami, aku tahu aku yang tidak menginginkan hubungan kami terpublikasi namun Chef Jonathan menuruti perkataanku tanpa membuatku percaya bahwa dengan terpublikasinya hubungan kami maka aku akan baik-baik saja. Bahkan sekarang saja aku terluka padahal orang lain tidak tahu hubungan kami, tunggu sebentar.. Siapa lagi yang mengetahui hubunganku selain orang-orang di FAC dan juga Olivia?
"Aku tidak ingin bicara denganmu dan tidak ingin kamu berada disini, Chef." ucapku, hening begitu aku mengatakannya sebelum ada suara langkah kaki yang membiarkannya pergi begitu saja tanpa penolakkan apapun.
Aku kembali menangis, tidak adil rasanya ketika seseorang menjahatiku saat aku tidak melakukan kejahatan kepada siapapun. Tubuhku yang sering kali aku keluhkan kini membuatku akan semakin mengeluh dibuatnya, tanganku tidak akan lagi sebagus dulu.
"Mona Lisa apakah tante Melinda boleh masuk?" tanya tante Melinda setelah mengetuk pintu kamar, aku segera mengusap air mataku dan mempersilahkannya untuk masuk.
Tante Melinda terlihat sedih saat masuk ke kamar ini, ia langsung memelukku dengan lembut begitu menghampiri. "Suamiku akan segera pulang, kita akan mengambil keputusan yang terbaik untuk mengakhiri ini semua. Aku tahu ini sangat mengecewakanmu-" ucapan tante Melinda terpotong olehku.
"Chef Jonathan bilang aku akan aman jika berada di sisinya, namun aku tidak pernah merasa aman. Aku tidak tahu siapa yang salah, Chef Jonathan atau aku yang tidak cocok bersanding dengannya." ucapku, tante Melinda menatapku dengan seksama dengan air mata yang sudah siap untuk terjatuh di pelupuk matanya.
"Nathan melanggar peraturan kami, seharusnya ia tetap berada di rumah untuk menjaga keamanan anggota keluarga dan dirinya. Jika Nathan tidak berada disana, maka kalian akan aman. Walaupun sebenarnya kami tahu bahwa yang harus segera di atasi adalah orang yang menjahati kami, namun nak sebelum kamu pergi karena kecewa terhadap kami.. Izinkan kami setidaknya menebus kesalahan yang telah terjadi, Nathan dan kami yang berada disini sungguh-sungguh menyayangimu." ucap Tante Melinda membuat hatiku sakit seperti teriris setiap kali ia mengatakkan kata per katanya, ia mengatakannya dengan lembut namun sesuatu dalam diriku tidak menerimanya.
Aku kemudian menatap tante Melinda, "Apakah sepulang Mr.Rayn, Chef Jonathan akan dimarahi?" tanyaku
Tante melinda tersenyum seraya mengusap kepalaku, "Nathan akan baik-baik saja." ucap tante Melinda, Chef Jonathan akan dimarahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Chef
Fanfictioncreate in [6 mei 2022] #1 agency [30 mei 2022] #1 disappointed [22 aug 2022] #1 model [17 sept 2022] #1 audition [1 july 2022] #1 Jonathan [27 januari 2023] #1 televisi [26 februari 2023] DISCLAIMER Karena cerita ini terinspirasi dari mci 5 dan den...