Perlombaan sesi ke dua berakhir, aku dan Kayla hendak ke asrama untuk membersihkan diri namun kami harus menghentikan langkah kami karena Olivia yang tengah diwawancarai. Anehnya ia tersenyum ke arahku, padahal sejak perdebatan di depan toilet tadi aku meninggalkannya tanpa ingin melanjutkan perdebatan apapun. Aku mamasang wajah penuh jijik kepadanya, lalu aku berjalan tanpa memerdulikannya.
Maksudnya apa tersenyum padaku seperti itu saat wawancara? Apa ia ingin terlihat baik? Sudah aku bilang, dia rubah licik. Aku tidak ingin memikirkan wanita itu, sepertinya aku harus segera membersihkan diri karena badanku kini sudah lelah dan juga kotor setelah memasak dua sesi. Sebuah hari yang sangat berat, dua orang peserta pulang pada hari ini.
Seraya membasuh tubuhku aku tersenyum bersyukur bahwa kini aku masuk ke 10 besar, rasanya baru kemarin aku dijebak oleh dosenku untuk masuk FAC. Selepas aku membersihkan diriku, ponselku berdering dan aku mengangkat sebuah telpon yang berasal dari ibuku.
"Nak, apa yang terjadi?" suara ibu di sebrang sana khawatir dengan keadaanku
"Aku baru selesai mandi, ada apa bu?" tanyaku
"Ibu ingin kamu tenang saat ibu memberitahumu Sa, nama kamu muncul sebagai korban kasus FAC." ucap ibuku
Aku diam beberapa saat mencerna apa yang tengah terjadi, aku harap aku salah mendengar apa yang ibu katakan. Mr.Rayn berjanji menutup kasus itu dan merahasiakanku sebagai korbannya, kini berita itu menyebutkan namaku? Apa yang terjadi sebenarnya?
"Sa kapanpun kamu ingin pulang, pulanglah. Juara atau tidak, ibu tetap bangga padamu." ucap ibuku membuatku menahan tangis
"Bu, aku akan baik-baik saja. Aku sudah memperkirakan hal ini terjadi, bagamainapun saat itu banyak saksi yang melihat dan tidak menutup kemungkinan bagi mereka memberi tahu siapa korbannya." ucapku
"Semoga ibu salah memperkirakan siapa dalang dibalik semua ini, wawancara yang Olivia lakukan tadi membuat orang-orang mempertanyakan siapa yang ia sapa saat di FAC. Selain Jonathan dan dua juri lainnya, Olivia tentu tidak mengenal siapapun. Kecuali ia mengenal korban yang juga sama traumanya dengan dia, namun ibu titip pesan untuk tidak gegabah nak melihat bagaimana Olivia bisa membuatmu masuk ke dalam berita dengan mudahnya." ucap ibu
"Ibu benar, aku terlibat cek cok dengannya tadi dan aku membuatnya marah." ucapku
"Selesaikan ini dengan baik nak, kita bukan siapa-siapa dan tidak memiliki kekuatan apapun untuk melawan mereka. Ibu titip kepercayaan ibu kepadamu, jangan sampai kamu terluka."
"Baik bu, jangan khawatir ya? Aku akan selalu baik-baik saja, asal ibu juga baik-baik saja." ucapku, sambungan telpon kami lalu terputus dan aku hanya bisa terdiam setelahnya.
Aku sedikit tersenyum melihat fotoku disana, mereka mengambil fotoku dengan bagus dan aku benar-benar sedang memberikan wajah kesalku kepada Olivia rubah pembohong itu. Begitu aku melihat beberapa komentar, mereka terlihat membela dan mendukungku sehingga aku merasa semangat dengan keadaan yang menimpaku sekarang. Setidaknya rasa takutku lenyap saat melihat komentar mereka, aku akan menunjukkan bahwa aku baik-baik saja.
Aku bergegas keluar kamarku, namun betapa terkejutnya aku melihat Kayla dan beberapa peserta lain ada didepan pintu kamarku. "Sa, are you okay?" tanya Kayla
Aku mengangguk, "Gue baik-baik aja, lagi pada ngapain?" tanyaku
"Kita khawatir sama lo, sumpah kayanya masalah akhir-akhir ini datang dari Olivia deh?"
"Iya! Selalu kebetulan!"
"Kalo yang ini iya, tapi isu sebelumnya kayanya bukan dari dia deh."
"Bisa aja ada mata-mata?"
"Sssh astaga kalian jangan asal ngomongin Olivia, gue yang gak salah aja kena imbasnya. Gue baik-baik aja ko, sekarang gue mau ke Chef Jonathan." ucapku, mereka yang wajahnya khawatir sejak awal kini terlihat senang dan berseru menggodaku
"Yaampun, mau ngadu sama pacar ya?"
"Gue jadi pengen punya pacar, biar kalo ada masalah ada tempat pulang."
"Gue liat Chef Jonathan masih di galeri tadi, lo susul kesana aja Sa." ucap Kayla, aku mengangguk seraya melambaikan tanganku dan pergi meninggalkan mereka.
Saat aku berjalan menuju galeri, ternyata masih ada Olivia disana dengan tenangnya memainkan ponsel sambil berfoto ria. Sialan, wanita licik itu benar-benar tidak tahu malu. "Ngapain lo masih disini?" tanyaku begitu mendekatinya.
"Gue lagi nunggu cowo gue, Jonathan. Kenapa?" tanya Olivia
Aku tersenyum kepada Olivia, "Wait." ucapku kepadanya, aku langsung lari ke galeri dan menemukan Chef Jonathan disana.
"Babe?" sapa Chef Jonathan, ia bingung dengan keberadaanku di galeri
"Ikut denganku." ucapku segera membawa Chef Jonathan pergi dari galeri dan membawanya langsung ke hadapan Olivia
Olivia dengan senyumannya yang merekah mulai mendekati Chef Jonathan dan bergerak menyentuhnya, aku kemudian menghempaskan tangannya. "Jangan sentuh cowo gue, Olivia Charoline." ucapku membuat Chef Jonathan maupun Olivia terkejut setengah mati
Chef Jonathan terkejut? Aku yang sebelumnya ingin tetap menjaga ke profesional an ku dengannya dan menolak hubungan kami diketahui oleh semua orang, kini berani menyuarakan hubungan kami. Namun tampaknya Olivia tidak percaya dan ia tertawa dihadapanku, suara tawa Olivia terhenti ketika aku mengecup bibir Chef Jonathan di hadapannya.
Untuk kali pertama aku mencium Chef Jonathan, aku tidak pernah mencoba untuk menciumnya terlebih dahulu meskipun aku memiliki kesempatan untuk itu.
"Lo gila ya? Bisa-bisanya lo-" ucapan Olivia kini terhenti begitu melihat Chef Jonathan yang menahan kepalaku ketika aku akan berhenti menciumnya, ia menahan dan melanjutkan ciuman kami
Sepersekian detik ciuman kami terlepas dan aku melihat Olivia dengan wajahnya yang benar-benar sulit untuk aku jelaskan, ia terlihat marah. "Benar Liv, Mona Lisa pacar saya dan tolong untuk berhenti sentuh-sentuh saya." ucap Chef Jonathan, ia kemudian menjauh dari Olivia dan berada disebelahku dengan tangannya yang merangkul pinggangku.
"Jo, gimana kalo ada media yang liat dan lo jadi kena isu lagi?" tanya Olivia
Chef Jonathan tersenyum, "Selagi kamu ada disini, saya rasa isu itu tidak akan muncul Liv. Saya tau kamu yang selama ini ada dibalik akun itu dan tolong jangan melewati batas, kita hanya teman dan teman tidak akan melakukan hal seperti itu." ucap Chef Jonathan
Olivia terlihat sangat marah, "Mana buktinya? Jangan asal ngomong Jo, lo tau kan gue suka sama lo dan orang yang suka sama lo ini gak mungkin lakuin itu." ucap Olivia
"Liv, saya minta kamu pergi sebelum saya bicara ke mereka perihal masalah kita." ucap Chef Jonathan membuat Olivia terlihat malu dan marah, mereka yang dikatakan Chef Jonathan adalah pewawancara yang baru saja keluar dari ruangan bersama Mr.Rayn.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Favorite Chef
Fanfictioncreate in [6 mei 2022] #1 agency [30 mei 2022] #1 disappointed [22 aug 2022] #1 model [17 sept 2022] #1 audition [1 july 2022] #1 Jonathan [27 januari 2023] #1 televisi [26 februari 2023] DISCLAIMER Karena cerita ini terinspirasi dari mci 5 dan den...