bab 17

1.1K 130 4
                                    


Lelaki bernama Park Jimin itu baru saja turun dari kamar Taehyung, langkahnya langsung menuju kamar Meira.

Lelaki Park itu membuka pintu secara perlahan, Meira yang tengah terduduk di atas ranjang pun mengalihkan perhatiannya kala menyadari pintu kamarnya terbuka.

Dokter tampan itupun menyunggingkan eye smile nya pada Meira.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya lelaki itu, dengan tubuh yang masih berdiri di ambang pintu.

Meira membalas senyuman itu.

"Lebih baik." Jawab Meira.

"Mei, bisa kita bicara sebentar di taman belakang. Tentang Taehyung." Ucap lelaki itu kemudian.

Meira menganggukkan kepalanya, kakinya turun dari ranjang dan mendekat ke arah Jimin.

Wanita itu mengikuti langkah Jimin menuju taman belakang, hingga keduanya sama-sama terduduk di bangku panjang yang berada di taman.

"Meira, aku mewakili Taehyung meminta maaf atas perlakuannya padamu." Ucap Jimin mengawali percakapan diantara keduanya.

"Tidak apa." Jawab Meira bohong, mana mungkin dirinya bisa baik-baik saja atas apa yang baru saja ia alami.

"Mau aku beritahu sesuatu?" Tanya Jimin pada Meira.

Meira berbalik seraya menautkan kedua alisnya kala mendengar kalimat itu.

Jimin membuang nafasnya pelan sebelum lelaki itu mulai berbicara.

"Taehyung sebenarnya mengalami depresi berat, ia akan kehilangan kontrol akan dirinya ketika ada satu hal yang mengganggu pikirannya, dan akhir-akhir ini kondisinya sering tidak stabil, Taehyung selalu menolak untuk melakukan terapi bersama dokter pribadinya. Aku selalu mengingatkannya, tapi justru Taehyung tak suka jika aku mulai membicarakan kesehatannya." Ucap Jimin panjang lebar.

Meira cukup terkejut kala mendengar setiap kalimat yang Jimin ucapkan.

"Kejadian sepuluh tahun lalu menjadi awal dari depresi yang Taehyung alami, bibi Kim ditemukan bunuh diri di toilet ruang kerja suaminya, dan Taehyung sendiri yang menemukannya. Dan sejak itulah, Taehyung mengalami depresi berat, ia menutup diri dari dunia luar. Terlebih banyaknya media yang mengabarkan kematian bibi Kim dengan segala asumsi mereka yang terkadang menyimpang membuat jiwa Taehyung semakin terguncang. Aku dan yoongi Hyung selalu membantunya bangkit, sebentarpun kami tak pernah melepaskan pengawasan pada Taehyung termasuk Oma. Barulah setelah kematian paman Kim beberapa tahun lalu Taehyung mulai bangkit dan mau untuk berobat dan melalukan terapi. Tapi aku tak tahu, hal apa yang menjadi pemicu depresinya kembali kambuh akhir-akhir ini."

Meira terfokus untuk mendengarkan semua cerita dari Jimin, bahkan wanita itu sampai lupa untuk berkedip.

"Mei, aku mohon bantu dia untuk sembuh. Aku tak ingin Taehyung terus terpuruk karena depresinya. Aku yakin kau bisa membantunya untuk bangkit." Ucap Jimin.

Meira mengulas senyum manis nya, sekarang ia tahu penyebab Taehyung sering kehilangan kontrol pada dirinya saat ia marah.

"Aku akan berusaha." Ucap gadis itu singkat.

Park Jimin tersenyum puas atas jawaban Meira, ia yakin Meira bisa membantu kesembuhan Taehyung lebih cepat.

"Sedari awal aku selalu yakin padamu, terimakasih sudah mau membantu Taehyung bangkit. Sekarang aku percayakan dia padamu."

"Terimakasih sudah percaya padaku." Jawab Meira.

"Baiklah Mei aku pulang." Lelaki itu hendak beranjak dari duduknya, tapi ia urungkan saat ia mengingat satu hal.

Gadis Pembalasan Dendamku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang