"Hei jangan lakukan itu, pergi." Usir gadis kecil itu pada sekelompok anak lelaki yang tengah melakukan pembulyan kepada anak lelaki lainnya."Hey kau siapa? Jangan ikut campur." Ucap salah satu anak lelaki itu.
"Di sana ada polisi, kalau kau berani mengganggu anak ini lagi aku tak akan segan berteriak." Ucap anak perempuan itu tanpa rasa takut.
"Tolong!" Teriak gadis kecil itu kemudian.
Hingga anak-anak lelaki itu lari menjauh dari gadis kecil pemberani itu.
Tubuh kecil itu mendekat pada bocah lelaki yang terus membungkuk ketakutan.
"Bangun, mereka sudah pergi." Gadis kecil itu mengelus lembut rambut bocah pria itu.
Hingga bocah lelaki itu mendongak menatap wajah manis sang gadis.
"Kau tak apa?" Tanya gadis kecil itu.
"Aku takut."
"Tenang mereka sudah pergi, ayo duduk." Ajak gadis kecil itu, tangan mungilnya menuntun tubuh lelaki kecil itu untuk duduk bersamanya.
"Lain kali kau harus berani, kau ini anak lelaki. Kau tak boleh lemah." Celoteh gadis kecil itu.
"Terimakasih sudah menolongku."
Gadis kecil itu tersenyum, kemudian tangannya menempelkan plester pada luka yang berada di dahi bocah lelaki itu.
"Berjanjilah, kau harus berani jangan biarkan mereka terus membuly mu."
Bocah lelaki itu tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya.
"Aku berjanji." Ucapnya kemudian.
"Aku harus pergi, ibuku pasti mencari ku." Gadis kecil itu beranjak meninggalkan bocah lelaki yang ia tolong.
"Tunggu, siapa namamu?" Teriak lelaki itu saat gadis kecilnya menjauh.
"Panggil aku Meimei, semoga lain waktu kita bertemu lagi." Teriak gadis manis itu.
Bocah lelaki itu terus memandang punggung gadis kecil yang menolongnya itu hingga tubuh itu hilang ditelan jarak.
Bocah itu hendak beranjak sebelum sebuah benda berwarna merah muda mengalihkan perhatiannya.
Tangan kecil itu terulur meraih benda yang tergeletak di sampingnya.
Matanya menilik benda dalam genggamannya.
"Ini pasti milik Meimei." Gumam bocah kecil itu.
.
.
.
.
Sebuah senyum yang indah terukir dari birai milik lelaki dingin itu kala mengingat masa kecilnya.Pertemuan dengan gadis kecil itu seolah melekat dalam ingatannya.
Karena gadis kecil itulah, Taehyung kecil menjadi sosok pemberani hingga tak ada lagi yang berani mengganggu dirinya.
"Aku harus menemukan mu Meimei." Gumam lelaki itu.
Taehyung kembali menyimpan Bandu kecil milik gadis yang menolongnya, baginya benda itu amat berharga.
Satu-satunya kenangan yang ia miliki untuk menemukan gadis kecilnya.
____
Meira menyusuri trotoar jalan, ditangannya terdapat beberapa kantong berukuran sedang.
Beberapa waktu lalu, gadis itu berbelanja membeli bahan masakan.
"Mei." Suara seorang lelaki menyapa gadis itu dari arah belakang.
Meira berbalik, didapatinya seorang lelaki yang tak asing lagi baginya.
"Oppa." Ucapnya dengan mata berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Pembalasan Dendamku (Revisi)
Fanfiction"kau milikku! Aku tak memberikan penawaran tapi sebuah keputusan!" _kim Taehyung _