bab 25 🔞🔞🔞

1.7K 111 14
                                    

Cahaya yang terpancar dari sang mentari menghantarkan rasa hangat pada tubuh milik Meira, sang wanita tengah menikmati saat-saat sang Surya mengantarkan kehangatan pada seluruh penghuni bumi.

Tiga hari terbaring sakit cukup untuk membuat ia bosan, saat ia di haruskan selalu berbaring di atas kasur.
Bahkan mungkin otot-otot pada tubuhnya terasa sedikit kaku.

Taehyung datang menghampiri wanita yang masih terduduk di kursi panjang dengan sebuah nampan berisi susu dan roti selai coklat kesukaan Meira.

Lelaki itu memang lebih perhatian pada Meira saat sang wanita sakit, bahkan ia tanpa ragu untuk tidak pergi kekantor demi menemani wanita yang memiliki predikat sebagai istrinya.

"Sarapanmu." Ucap lelaki itu singkat sembari menyerahkan nampan yang ia bawa.

Meira tersenyum singkat, meski Taehyung terkesan dingin tapi ia senang lelaki itu lebih perhatian kepadanya.

Meira memakan roti itu dengan lahap, sementara Taehyung hanya memperhatikannya.

Semburat senyum tipis tercipta dari birai miliknya, Meira terlihat menggemaskan saat mulutnya penuh dengan makanan.

"Kau seperti anak kecil." Ucap lelaki itu, sembari tangannya mengusap bibir ranum Meira karena coklat yang belepotan pada sudut bibirnya.

Meira mematung, kala tangan itu dengan lembut mengusap bibirnya. Terasa ada getaran aneh yang ia rasakan persis beberapa tahun lalu.

Hingga pandangan keduanya  bertemu, manik milik Taehyung terlihat indah Dimata Meira. Iris berwarna biru itu terlihat menambah bias pesona pada wajah Kim Taehyung.

Cupp...

Tanpa aba-aba Taehyung memberikan sedikit lumatan pada bibir Meira dan membuat jantung wanita itu serasa berhenti berdetak, bahkan terasa sedikit sesak.

"Morning kiss." Ucapnya sebelum ia beranjak pergi begitu saja.

Meira masih mematung mencerna apa yang baru saja terjadi, tangannya memegang dada kala jantungnya semakin berdetak tak beraturan.

Hatinya terasa berbunga, mungkinkah Meira mulai mencintai lelaki dingin itu.

_____

"Kau akan semakin terlihat tampan." Ucap Meira pada kucing peliharaannya.

Wanita itu terus menggosokkan sabun pada tubuh kucing putih itu.

"Kau memandikannya disini?" Tanya Taehyung yang sudah berada disampingnya, entah sejak kapan lelaki itu berada disana.

"Dia selalu mencakar ku saat aku memandikannya dikamar mandi." Jawab Meira sembari terus fokus pada hewan berbulu putih itu.

"Oh, apa kau sudah mandi?" Tanya Taehyung kemudian.

"Aku akan mandi setelah ini."

Taehyung tersenyum jahil kala ia mendengar jawaban Meira, sebersit ide baru saja muncul dalam pikirannya.

"Biar aku." Lelaki itu merebut selang yang biasa digunakan untuk menyiram tanaman dari tangan Meira.

"Akhh." Jerit Meira kala lelaki itu justru mengguyur tubuhnya.

"Kau memandikan kucingmu, tapi kau belum mandi." Ucap Taehyung dengan tawa yang lepas tanpa merasa bersalah.

"Taehyung." Marah Meira.

Wanita itu mengejar Taehyung yang sudah berlari, melupakan kucing miliknya begitu saja.

"Kau mirip Suga." Ejek Taehyung.

"Kau menyebalkan." Teriak Meira, ia terus berlari mengejar Taehyung dengan keadaan yang basah kuyup.

Hingga tanpa sadar kakinya tersandung sesuatu.

Brugg...

Tubuh keduanya terjatuh dengan posisi Meira berada di atas tubuh Taehyung.

Lagi-lagi jantung Meira berdetak kencang kala mata keduanya bertemu.
Mata sang pria selalu sukses membuat dunianya hanya terfokus pada satu titik.

Taehyung menyelipkan helaian rambut Meira yang menutupi wajahnya.

Tak dapat dipungkiri bahwa ia mengagumi kecantikan pada wajah Meira.

Taehyung menarik tengkuk Meira untuk semakin mendekat, tak ada penolakan dari wanita itu.
Hingga bibir keduanya menyatu, sang pria memberikan lumatan-lumatan kecil pada bibir ranum yang kini menjadi favorit nya itu.

Sementara Meira hanya memejamkan matanya kala ia merasakan kehangatan dari bibir lelaki yang berada dibawah tubuhnya itu, kehangatan yang  terasa hingga relung jiwa.

Meira segera bangkit dari tubuh Taehyung setelah bibir keduanya terlepas.

"Aku akan mandi." Ucap wanita itu sembari beranjak dari tubuh Taehyung, jantungnya seakan berdetak tak karuan.

"Ah perasaan macam apa ini." Rutuknya, saat semuanya kian tak terkendali.

Taehyung tersenyum hangat kala ia menyadari tingkah Meira, demi apapun wanita itu terlihat begitu menggemaskan.

Lelaki itu kemudian melangkah masuk kedalam rumah mengikuti Meira.

Terbersit ide jahil sekaligus mesum dalam otak lelaki itu, bagaimana pun melakukan sentuhan dengan Meira sedikit banyak akan membangkitkan hal lain dalam dirinya.
.
.
.
Dengan mengendap-endap Taehyung masuk kedalam kamar Meira, terdengar suara gemericik air dari arah kamar mandi sudah bisa ditebak Meira sedang mandi.

Lihatlah senyum mesum dari bibir lelaki itu kembali terbit.

Ceklek...

Taehyung membuka pintu kamar itu secara perlahan untuk meminimalisir suara yang ditimbulkan.

Sepertinya keadaan sedang berpihak pada hasrat lelaki itu, terbukti dari pintu yang tidak dikunci.

Hasrat Taehyung semakin menggebu, kala ia melihat punggung putih Meira yang tanpa sehelai benangpun.

"Akhhh" hampir saja Meira menjerit dengan keras, kala sebuah tangan melingkar pada perutnya.

"Ta-e apa yang kau lakukan?" Tanya wanita itu tergagap. Mengapa lelaki itu sering membuat jantung berdetak tak beraturan.

Tanpa berniat menjawab, lelaki itu justru mencium pundak polos Meira, memberikan sedikit sapuan pada pundak itu.

Meski sedikit terkejut dan tak terbiasa dengan apa yang terjadi, pada akhirnya sang wanita hanya mengikuti bagaimana semuanya berjalan.

Sama seperti bagaimana perasaannya mulai terjatuh pada sang pria dan lupa untuk memberikan batasannya.
Seharusnya ia bisa mengendalikannya, memberikan antisipasi sewaktu-waktu ia akan terhempas begitu menyakitkan.

Tapi siapa yang bisa mengendalikan rasa?
Jadi biarkan semuanya mengalir begitu saja.
Mari kita berdoa semoga bahagia bagi sang wanita tengah ia jemput bersama.

Keduanya kian terbuai dengan nikmat bercinta, mengabaikan prahara yang kian terasa diantara rumah tangganya.

Membiarkan semua berjalan apa adanya, pun sang pria yang entah bagaimana perasaannya.

Masihkah hatinya terbagi?
Atau mungkin ia mulai belajar mengikis dendam yang ia pupuk sendiri.

Gadis Pembalasan Dendamku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang