bab 64

396 30 17
                                    

Perhatikan urutan bab sebelum membaca!!!!

Selamat menikmati akhir Minggu para reader tersayang.

______

Part 64

Mobil yang Meira tumpangi masih melesat membelah jalanan kota Busan. Entah berapa lama lagi mereka akan sampai pada tujuan, yang jelas tubuhnya mulai terasa lelah.
Sementara Taera, masih terlelap tidur dengan nyaman seolah tak merasa terganggu.

"Masih lama ya pak?" Tanya Meira mulai merasa bosan.

"Satu jam lagi nona." Ucap lelaki paruh baya itu yang sedari tadi fokus pada kemudi.

Meira ingin terlelap tapi sulit, terlebih dengan Taera yang dalam pangkuannya khawatir putrinya akan terjatuh jika ia lengah.

Usai menghabiskan berjam-jam perjalanan, akhirnya mobil yang Meira kendarai sampai pada tujuannya, ada rasa lega yang menyelinap di sertai rasa gugup yang amat luar biasa.
Sanggupkah ia untuk kembali bertemu Taehyung?
Kira-kira sedang apa lelaki itu, apa ia ada di rumah?

"Mari non." Panggilan sang supir kembali menyadarkan Meira dari lamunannya. Meski ragu, ia lekas melangkahkan kaki untuk keluar dari mobil yang masih ia tumpangi.

"Apa Taehyung ada di dalam?" Tanya Meira ragu, pasalnya rumah sederhana ini nampak begitu sepi.

"Sepertinya tuan muda masih di kantor, nyonya besar memberikan saya kunci cadangan agar nona bisa masuk dan istirahat." Ucap pria itu.

"Apa Taehyung selama ini hanya tinggal sendiri. Maksudku apa Oma tak menyiapkan seorang pembantu untuk mengurusi semua keperluannya?" Tanya Meira kemudian.

Lelaki itu lekas menggeleng pelan.

"Nyonya besar sengaja melakukan ini nona, beliau ingin tuan muda benar-benar hidup mandiri."

Meira mengangguk perlahan, Oma memang tak pernah main-main dengan ucapannya.
Apa yang terucap maka itu lah yang akan terjadi.

Sang supir kemudian membuka pintu kemudian mempersilahkan Meira masuk dengan Taera yang masih lelap dalam gendongannya.

"Apa tak apa jika aku masuk?" Tanya Meira ragu.

"Saya akan tetap di sini menemani nona sampai tuan muda pulang." Ucap lelaki itu menyahut.

Meira kemudian beranjak menuju sofa untuk merebahkan tubuh Taera, tangannya sudah sangat terasa pegal. Sedangkan sang putri masih asik berkelana dalam mimpi.

Apa Taera tak lelah sedari tadi dia tidur? Mungkin saja gadis kecil itu tengah mengisi energinya agar bisa bermain dengan sang ayah.

"Saya di belakang jika nona butuh bantuan." Ucap lelaki paruh baya itu, kemudian ia beranjak saat sudah menerima anggukkan dari sang tuan.
.
.
.
Lama Meira terdiam sembari mengamati seisinya rumah yang selama ini Taehyung huni.
Rumah sederhana jauh dari kemewahan yang selama ini pria itu dapatkan.
Tapi Taehyung tak mengeluh sama sekali, apakah itu bukti jika Taehyung telah benar-benar berubah.
.
.
.

Gadis Pembalasan Dendamku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang