"bawalah Meira bersamamu." Ucap park Jimin pada lelaki pemilik gigi kelinci dihadapannya.
Ya, tak ada pilihan lain. Taehyung telah mengecewakan Meira untuk kesekian kalinya dan Meira pantas untuk bahagia tanpa lelaki itu.
"Aku titipkan Meira padamu, dia pantas bahagia." Ucap lelaki itu sembari menepuk pundak Jungkook.
"Terimakasih Hyung, aku berjanji akan menjaga Meira juga anak dalam kandungannya." Ucap lelaki itu mantap sebelum beranjak meninggalkan ruangan dokter tampan itu.
Sementara Jimin hanya bisa memandang tubuh tegap Jungkook hingga menjauh dan hilang dibalik pintu ruangannya.
"Maafkan aku Taehyung, sesekali kau harus mendapatkan pelajaran atas apa yang kau lakukan."
________
Taehyung kembali memasuki kamar miliknya dan Meira, entah sudah berapa kali ia melakukan itu dalam satu hari ini.
Air matanya kembali mengalir, mengingat kembali kenangan yang baru sedikit tertoreh di tempat itu. Tapi mampu meninggalkan jejak yang sulit ia lupakan.
"Mei, kau dimana? Apa kau baik-baik saja." Ucap lelaki itu sembari memeluk helai baju milik Meira.
Tak banyak benda kenangan yang bisa ia temukan, melainkan baju yang terakhir Meira gunakan sebelum baju itu masuk kedalam keranjang cucian.
"Mei, apa anak kita baik-baik saja?" Gumam lelaki itu.
Brakk...
Suara pintu yang terbuka kasar mengejutkan lelaki itu.
Dengan cepat Taehyung menghapus jejak airmata pada wajah tampannya."Hyung?" Ucap lelaki itu, Taehyung cukup terkejut saat mendapati kakak tertuanya sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
Yoongi kemudian masuk kedalam kamar milik sang adik, ia melemparkan ponsel milik Meira tepat dihadapan Taehyung.
"Aku menyesal membantumu."
Bugghhh...
Tanpa aba-aba yoongi mem*kul wajah Taehyung dengan cukup keras, hingga sudut bibir lelaki itu mengeluarkan darah.
"Aku sudah bilang, Meira jangan sampai tahu." Marah yoongi, tangannya mencengkram kuat kerah kemeja yang Taehyung gunakan.
"Hyung apa maksudmu?" Tanya Taehyung tak mengerti.
Yoongi melepas kasar cengkramannya.
"Kau pikir alasan apa yang membuat Meira pergi dari rumah tengah malam jika bukan karena ini!" Yoongi menunjukkan foto yang semalam Jeni kirimkan pada Meira.
"Aku tak mengirimkan- Jeni." Ucap lelaki itu, kemudian terdiam untuk mencerna semua rentetan kejadian yang terjadi.
"Ini nomor Jeni Hyung." Lanjut Taehyung.
Yoongi meremas Surai hitamnya, lelaki itu merasa prustasi dengan keadaan rumah tangga sang adik yang juga melibatkan dirinya.
Sementara Taehyung mengepalkan tangannya kuat, ia marah atas apa yang Jeni lakukan pada Meira.
"Tak ada waktu, kita harus mencari Meira sekarang. Kerahkan semua anak buah mu, Meira sedang hamil besar dan aku khawatir padanya." Ucap yoongi, kemudian keduanya beranjak untuk mencari Meira.
________
Meira hanya memandang kosong pada jalanan lenggang di depannya, ia hanya bisa ikhlas kemanapun Jungkook membawanya lari dari kehidupan yang banyak menyakitinya.
Sesekali ia menghirup nafas panjang, dan menghapus air mata yang perlahan menetes saat mengingat kembali kenangan yang tercipta.
"Anak ayah." Kata itu seolah terngiang-ngiang dalam kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Pembalasan Dendamku (Revisi)
Fanfiction"kau milikku! Aku tak memberikan penawaran tapi sebuah keputusan!" _kim Taehyung _