bab 24

977 123 5
                                    


Suara ketukan hak sepatu terasa terdengar nyaring saat Taehyung melangkah memasuki rumahnya yang terlihat sunyi, lelaki itu melirik jam yang melingkar pada pergelangan tangannya.

Pukul 12 malam, wajar saja jika rumahnya sudah sepi. Para pelayan pasti sudah pulang.

Sebelum menuju kamarnya, Taehyung lebih dulu menyambangi kamar Meira.

Lelaki itu membuka pintu kamar dihadapannya perlahan.
Entah untuk apa tujuannya, ia hanya ingin memastikan sesuatu.

Sesuatu yang entah semacam apa.
Keadaan kamar Meira terlihat gelap, wanita itu terbiasa dengan dengan keadaan lampu mati saat ia tertidur.

"Dingin." Suara lemah Meira menghentikan langkah Taehyung yang akan beranjak dari ambang pintu.

"Dingin." Lagi suara Meira kembali terdengar dalam rungunya.

Taehyung mendekat pada ranjang, dalam remang cahaya kamar ia bisa melihat tubuh Meira terbungkus dengan selimut hampir menutupi seluruh wajahnya.

Tapi tunggu! Taehyung cukup terkejut kala tubuh wanita itu terlihat menggigil hebat.

Ia segera menyalakan lampu kamarnya agar bisa memastikan semuanya.

Benar, tubuh itu terlihat menggigil meski dibalut dengan selimut tebal.

Tangan Taehyung terulur untuk menyentuh kening Meira.

"Ah sial dia panas sekali." Ucap Taehyung kala merasakan tubuh Meira bersuhu tinggi.

Taehyung berlari kearah dapur untuk mengambil air hangat.
Tak lama lelaki itu kembali dengan air hangat dalam sebuah wadah berukuran sedang.

Dengan telaten, ia memberikan pertolongan pertama pada tubuh yang masih menggigil itu.

"Tolong aku, ini sangat dingin." Racau Meira.

Taehyung mengambil stok selimut dalam lemari dan menyelimuti tubuh Meira, tapi tubuh itu semakin terlihat menggigil dan membuat ia semakin panik.

"Dingin." Suara Meira yang terdengar semakin melemah.

Taehyung beberapa kali menghubungi Jimin, tapi tak kunjung mendapatkan jawaban. Mungkin dokter itu sudah lelap dalam mimpinya.

Tak ada pilihan lain, Taehyung ikut berbaring bersama Meira di atas ranjang, kemudian lelaki itu memeluk tubuh yang masih menggigil.
Namun mulai mencari kenyamanan dalam dekapannya.
Kepala Meira bersandar pada dada bidang sang pria dengan nafas yang terasa hangat menyentuh kulit sang pria.

Lama ia melakukan itu, hingga perlahan tubuh Meira tak lagi menggigil tapi suhu tubuhnya masih terasa panas. Wajah putihnya terlihat memerah karena demam tinggi.

Meira mulai lelap dalam tidurnya masih dalam pelukan Taehyung, lelaki itu terlihat panik sampai ia lupa untuk membuka seragam kantornya.
Bahkan ia melupakan rasa lelahnya yang hampir membuat ia gila dengan setumpuk pekerjaan yang seolah tiada ujungnya.

Taehyung menopang kepalanya dengan tangan kanan, lelaki itu mengamati wajah Meira yang tengah tertidur.

Bibir yang biasanya terlihat ranum itu, kini terlihat putih pucat.

Ada sedikit rasa bersalah yang menyelinap pada hati Taehyung mengingat perlakuannya tempo hari. Bahkan ia kembali mengurung Meira dalam kamarnya.

Entah wanita itu sadar atau tidak, tangannya memeluk erat pinggang Taehyung dan ia membenamkan wajahnya dalam dada bidang milik lelaki itu.

"Meimei kuat kan ayah?." Gumam wanita itu.

Taehyung tertegun kala Meira bergumam dengan memanggil namanya Meimei, jelas nama itu mengingatkan dirinya pada sosok gadis yang ia cari.

Gadis Pembalasan Dendamku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang