Taehyung memasuki rumahnya dengan langkah yang gontai, sederet kejadian yang baru saja ia alami rasanya semakin membuat ia merindukan Meira.Ia ingin bisa menjadi seperti yoongi yang menemani sang istri melahirkan hingga menyambut hangat bayi yang terlahir ke dunia.
Tapi saat ini ia bahkan tak tahu dimana keberadaan sang istri.
"Taehyung." Suara Jeni seketika membuyarkan lamunan lelaki itu.
Dengan malas, Taehyung menatap wajah Jeni yang terlihat marah padanya.
"Aku ini bukan batu, aku istrimu." Ucap Jeni kemudian.
Masih enggan menjawab Taehyung mendudukkan bokongnya pada sofa, tangannya terulur untuk memijit pelipisnya yang terasa mulai pening.
"Taehyung kau mendengar ku?" Marah Jeni, saat lelaki itu tak menghiraukan nya.
"Apa lagi yang kau inginkan? Kau ingin aku menikahi mu sudah aku lakukan. Apa lagi yang harus aku lakukan untukmu hah?" Jawab Taehyung tak kalah sengit.
Wajah Jeni terlihat memerah menahan amarah.
"Aku juga butuh perhatian mu, aku juga sedang hamil." Ucap Jeni kemudian.
"Apa kau tak lihat situasi sekarang hah? Kau lupa siapa yang membuat semua ini rumit. Jika bukan karena mu Meira masih disini." Tegas Taehyung.
"Jadi kau menyalahkan aku?"
"Iya." Bentak Taehyung.
"Jika kau tak suka aku bersikap seperti ini, kau boleh pergi dari rumah ini. Kau tahu jalan keluarnya kan?" Ucap lelaki itu sebelum beranjak meninggalkan Jeni dengan perasaan marah dan kesalnya begitu saja.
.
.
.
Taehyung merebahkan tubuhnya di atas kasur berukuran king size miliknya, kamarnya terlihat begitu berantakan. Entah kapan terakhir kali ia merapikan kamar itu, yang jelas ia tak ingin menghilangkan sedikitpun kenangan terakhir bersama Meira yang mereka lewatkan di tempat ini. Pemikiran yang bodoh memang.Mata lelaki itu menatap kosong langit-langit kamar miliknya.
"Taehyung, hentikan."
"Ah tidak aku mohon, ini geli sekali."
"Hay anak ayah." Siluet kenangan bersama Meira melintas begitu saja pada ingatannya.
Saat bahagia yang singkat itu ternyata mampu menorehkan kenangan yang begitu dalam pada relung hati Taehyung.
"Mei kau dimana?" Lirih lelaki itu kembali, hingga airmata nya kembali terjatuh.
________
"Ayo kita makan." Ajak Jungkook pada wanita disampingnya.
Meira menyunggingkan senyum manisnya pada lelaki bergigi kelinci itu.
Hingga kepalanya perlahan mengangguk.Sementara Jungkook menuntun tubuh Meira, hingga keduanya sama-sama terduduk di depan meja makan dengan semua makanan yang telah tersaji di atasannya.
"Semua ini kau yang masak?" Tanya Meira pada lelaki yang duduk didepannya.
"Iya, apa ada orang lain di rumah ini?" Tanya balik Jungkook, dengan di selingi candaan.
Meira kembali tertawa renyah, ya ia tahu lelaki berotot itu pandai memasak sejak dulu.
"Sup daging kesukaan mu." Ucap Jungkook sembari meletakan mangkuk kecil berisi makanan yang ia sebut sebagai kesukaan Meira.
Benar, Jungkook rupanya tak melupakan sedikitpun apa yang menjadi kegemaran wanita didepannya.
Perlahan Meira menyuapkan makanan itu kedalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Pembalasan Dendamku (Revisi)
Fanfiction"kau milikku! Aku tak memberikan penawaran tapi sebuah keputusan!" _kim Taehyung _