Perjalanan hidup tak selamanya berjalan manis, terkadang selalu saja ada hal yang membuat kita terjatuh.
🌙🌙🌙
"Aku lembur hari ini." Ucap Taehyung yang baru saja keluar dari kamar mandi, pada sang istri yang tengah duduk menghadap cermin.
Meira tersenyum manis menghadap pada sang suami, wanita itu kemudian berjalan mendekat dan mengambil alih handuk dalam genggaman sang suami.
Ia kemudian menuntun tubuh Taehyung untuk duduk di depan cermin.
Sementara Meira berdiri dibelakang lelaki itu, sembari mengeringkan rambut sang suami.
"Tidak apa, aku akan baik-baik saja." Ucap Meira santai.
Taehyung tersenyum mendengar jawaban dari Meira, ia tahu Meira memang selalu jadi orang pertama yang memahami dirinya.
"Eoh." Kaget Taehyung kala merasakan pergerakan kecil pada punggungnya yang menempel pada perut Meira.
Lelaki itu gegas berbalik, menghadap perut yang semakin membuncit itu.
"Apakah tadi dia bergerak?" Tanya Taehyung dengan wajah yang menggemaskan.
Meira mengangguk, dengan senyum manisnya. Kehamilannya sudah menginjak hampir lima bulan, jadi sangat wajar jika sang jabang bayi mulai melakukan pergerakan kecil.
Dengan antusias Taehyung mendekatkan pipinya hingga menempel pada perut sang istri, berharap ia dapat kembali merasakan gerakan dari sang jabang bayi.
Mata lelaki itu membulat sempurna, kala sang jabang bayi kembali melakukan pergerakan kecil yang dapat ia rasakan.
"Kau merasakan itu Mei?" Tanya Taehyung dengan mata yang berbinar.
Meira mengangguk bahagia, tingkah sang suami begitu membuat ia tersentuh.
"Dia sangat lucu." Ucap Taehyung.
"Mungkin dia senang bisa dekat dengan ayahnya." Jawab Meira.
Taehyung memeluk erat pinggang sang istri tanpa memberikan tekanan pada bagian yang menonjol, rasanya luar biasa bahagia saat ia pertama kali merasakan semua momen ini.
Ternyata, menjadi ayah sangatlah menyenangkan. Ia tak pernah berpikir bahwa semuanya akan sebahagia ini.
__________
Hari menjelang malam, tapi
Taehyung sedari tadi masih sibuk dengan berbagai berkas yang harus ia periksa untuk kemudian membubuhkan tanda tangannya.Lelaki itu terus membuka lembar demi lembar berkas yang harus ia tanda tangani.
Sesekali Taehyung memijat keningnya, kepalanya terasa pusing karena terus dihadapkan dengan setumpuk pekerjaan yang tiada akhirnya.
Taehyung menggeliat, sekedar melenturkan otot-otot tubuhnya yang sudah terasa kaku.
Lelaki itu kemudian mengalihkan perhatiannya pada ponsel yang tergeletak pada meja kerjanya. Saat ponsel itu berdering menunjukkan nomor tak dikenal pada layarnya.
Ragu-ragu Taehyung untuk menekan tombol hijau, tapi bagaimana jika ini sesuatu yang penting. Atau kemungkinan terburuk telah terjadi sesuatu yang buruk pada istrinya dirumah.
Tak ingin penasarannya memuncak, lelaki itu segera menekan tombol hijau pada ponselnya.
Hingga suara seorang wanita yang terdengar panik menyapa rungunya.
"Taehyung tolong aku, aku mohon taehyung!" Suara wanita itu seperti sedang dilanda ketakutan.
"Jeni." Lirih lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Pembalasan Dendamku (Revisi)
Fanfiction"kau milikku! Aku tak memberikan penawaran tapi sebuah keputusan!" _kim Taehyung _