part 2

2K 177 8
                                    


Lelaki itu menatap tajam pada wanita yang berjalan ke arahnya, wanita yang beberapa waktu lagi akan menjadi istrinya itu.

Jangan harap tatapan itu adalah tatapan cinta, gejolak amarah terlihat mengkilap pada manik hanzelnya.

Hingga Meira tengah berdiri dihadapan sang calon suami, dengan ragu wanita itu menilik setiap inci dari wajah lelaki yang akan menjadi suaminya itu.

Wajah itu terlihat begitu tampan, hanya saja tatapan itu terlihat menusuk dan siap menerkam dirinya.

Aneh memang, sepertinya bukan hal sulit bagi lelaki itu untuk sekedar mendapatkan wanita yang lebih cantik dari Meira, tapi mengapa lelaki itu justru memilih dirinya.

Hingga janji suci terucap dari birai keduanya.

Dua insan itu kini telah sah menjadi sepasang suami istri, setetes air bening kembali terjatuh membasahi pipi Meira.

Pernikahan memang selalu menjadi impiannya, dimana ia bisa membangun bahtera yang indah bersama orang yang ia cinta hingga hari tua.

Tapi sayang, hidupnya tak seindah cerita dongeng dimana ia akan hidup bahagia bersama sang pangeran tampan.

Meira justru terjebak dalam pernikahan yang ia sendiri pun tak tahu akan bagaimana akhir dari kisahnya, yang jelas saat ini ia tak lebih dari seorang wanita pelunas hutang ibunya.

_______

Bugh...

Lelaki bermata tajam itu membanting pintu kemudinya, kemudian pergi begitu saja meninggalkan Meira yang masih berada di dalam mobil.

Ya, saat resepsi selesai keduanya bergegas pergi meninggalkan tempat acara menuju mension mewah milik suami Meira.

"Cepat." Suara itu terdengar menggelegar.

Meira bergegas turun dari mobil itu untuk menghampiri lelaki yang kini telah menjadi suaminya itu.

"Kau ini lelet sekali hah?" Ucap lelaki itu tajam dan menusuk bagi pasangan pengantin baru yang beberapa waktu lalu baru mengucap janji.

"Ma-maaf." Dengan susah payah Meira mengontrol suaranya agar tidak terdengar bergetar.

"Cepat masuk." Ucap lelaki itu mendorong tubuh ramping Meira masuk kedalam rumahnya.

"Tae-." Meira memberanikan diri untuk memanggil nama sang suami, kala lelaki itu hanya meninggalkan dirinya di ruang tamu sendiri.

Mata lelaki bernama Kim Taehyung itu menatap tajam wanita yang tertunduk.

Hingga tubuhnya kembali mendekat pada Meira.

Tangan Taehyung tanpa ragu mencengkram pundak wanita yang tak lain istrinya itu dengan tatapan tajam.

"Jangan sebut namaku, aku adalah tuan mu. Panggil aku tuan, kecuali saat bersama keluarga ku. Dengar itu." Tangan kekar itu menghempas kasar tubuh mungil Meira, hingga gadis itu sedikit terhuyung kebelakang.

Meira tak berani mengangkat wajahnya untuk menatap lelaki di hadapannya.

"Kamar mu di sana, jangan coba-coba kau naik kelantai atas apalagi masuk kedalam kamarku. Paham!" Ucap Taehyung dengan suara yang terdengar menggelegar di seluruh ruangan.

"Ba-baik."

Meira berjalan menuju pintu ruangan yang ditunjukkan Taehyung.

Air mata kembali menetes membasahi pipinya, ternyata kehidupannya tak lebih baik saat ia bersama ibunya.

Ia hanya terjebak dengan orang yang berbeda dengan perlakuan yang sama.

Sementara Taehyung berjalan cepat menuju kamarnya yang berada dilantai atas atau tempat terlarang bagi Meira.

Gadis Pembalasan Dendamku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang