bab 38

755 111 10
                                    


Suasana altar pernikahan berwarna putih terlihat indah memanjakan mata. Sang pengantin perempuan sudah terlihat cantik dengan gaun putih tanpa lengan yang menjuntai indah kebelakang.

Rambutnya tergelung berhiaskan mahkota kecil.
Jeni tak henti-hentinya mengulas senyum, sebentar lagi ia akan menjadi istri dari Kim Taehyung meski hanya sebagai istri kedua. Tapi wanita itu tak peduli, yang terpenting ia bisa menikah dengan lelaki itu.

Sementara itu, Taehyung kembali menghapus jejak airmata pada pipinya. Hari ini, menjadi bukti bahwa ia menghianati cinta sang istri.

Tapi tak ada pilihan lain, ini jalan satu-satunya.

Lelaki berwajah dingin min yoongi memasuki kamar milik lelaki itu, membuat sang penghuni berbalik kearah sang kakak sepupu.

"Acara mu sebentar lagi di mulai, aku tak bisa menyaksikan pernikahan kalian. Aku sekarang sudah benar-benar menjadi lelaki brengsek seperti dirimu. Entah apa yang akan Yura lakukan kepadaku jika ia mengetahui semua ini, kau tahu? Yura sangat menyayangi meira seperti adiknya sendiri. Aku pergi." Tanpa berkata lagi yoongi meninggalkan Taehyung sendiri.

Lelaki itu sangat merasa bersalah pada dua wanita sekaligus Yura dan tentu Meira.

Ia telah membantu menyakiti hati wanita sebaik Meira, entah apa yang harus ia katakan pada keduanya jika semua ini terbongkar.

_______

Malam kian larut, sementara Meira terus berguling-guling di atas kasur, ia tak bisa memejamkan matanya sedikitpun. Entah kenapa hatinya terasa tak tenang dan risau.

Ditambah dengan si jabang bayi yang terus bergerak pada perutnya.

Ting...

Sebuah pesan masuk kedalamnya ponselnya, membuat wanita itu segera terbangun.

Deghhh....

Air matanya mengalir membelah pipi, hingga terjatuh tanpa permisi.

Hancur, hatinya terasa remuk. Kembali ia dipermainkan takdir.

Sebuah poto pernikahan Taehyung bersama wanita yang tak lain mantan kekasihnya terpampang nyata di ponselnya.

Disusul dengan sebuah telpon dari nomor yang tak dikenal.
Terlihat ragu, Meira menekan tombol hijau pada layar ponselnya.

"Hai Meira, kau sudah melihat potonya?" Suara yang tak asing terasa menyayat dalam rungunya.

"Bagaimana Taehyung tampan bukan? oh aku lupa sekarang kau adalah eoni maduku. Bukan begitu?" Lanjut wanita itu terdengar sangat menyebalkan.

"Aku juga tengah hamil, dan tentu anakku sangat diinginkan Taehyung. Bukan seperti anakmu."

"Apa maksudmu?" Tanya Meira marah.

"Ouh, apa kau belum tahu? Taehyung tak menginginkan anak yang kau kandung. Bahkan ia sempat meminta Jimin untuk menggug*rkan kandungan mu."

"Kau bohong!" Ucap Meira.

"Heh jalang, seharusnya kau sadar sedari dulu Taehyung tak pernah mencintai mu. Jika kau tak percaya tanyakan saja pada Jimin"

Meira menutup panggilannya sepihak, ia tak ingin lagi mendengar semua ocehan dari wanita itu.

Hati Meira bagai tersayat sembilu, mengapa tak ada sedikitpun kebahagiaan untuknya ataupun untuk anak yang belum terlahir.

Mengapa takdir dengan mudah terus mempermainkan dirinya.

Meira beranjak dari tempat tidurnya, wanita itu kemudian menghampiri lemari baju miliknya dan memasukan beberapa helai baju kedalam koper miliknya.

"Maaf kan ibu nak, kita harus pergi dari tempat ini. Mungkin seharusnya kita tak pernah hadir dalam hidup ayahmu." Ucap wanita itu dengan air mata yang terus membasahi pipi cantiknya.

Gadis Pembalasan Dendamku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang